Senin 07 Maret 2022
PENTAHBISAN IMAM
Bacaan Sabda : Keluaran 29:1-46
Sabda Renungan : “Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan Aku akan menjadi Allah mereka. Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allah mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka; Akulah TUHAN, Allah mereka.” (Keluaran 29:45-46)
Pentahbisan imam-imam merupakan suatu upacara penting sehingga Musa harus memperhatikan syarat-syarat pelaksanaan dan mengetahui berbagai materi dan instrumen yang dibutuhkan. Bila membaca dengan seksama jelas sangat rumit, dibutuhkan waktu banyak karena perlu berulang-ulang membacanya agar dapat diingat. Hal itu pun akan lupa dalam beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Musa menerima secara lisan dari Tuhan tanpa menulis, tetapi Musa mengingat dan melisankannya pula kepada umat Israel, namun tetap terpelihara dengan baik dalam waktu yang sangat lama sebelum dituang dalam bentuk tulisan. Allah hanya menjelaskan kepada Musa tanpa disertai Harun namun Musa mampu mengingat dan menyampaikannya kepada umat Israel. Bila melihat kerumitan pentahbisan imam tentu tak perlu mengkritisi kerumitannya tetapi memahami kesungguhan Allah dalam memilih dan menentukan seorang pelayan dalam rumah-Nya atau kemah pertemuan umat-Nya dalam melaksanakan upacara ibadah untuk menyembah-Nya.
Para imam harus ditahirkan melalui pembasuhan yang mengandung pengertian kebersihan hati dan jiwa adalah syarat penting untuk menjadi seorang imam. Para imam pun harus menumpangkan tangan kepada kepala lembu dan domba yang dipersembahkan dalam upacara pentahbisan, itu adalah lambang dari penyatuan dengan binatang yang merupakan simbol pengalihan dosa umat kepada binatang yang dikorbankan. Kemudian merupakan upacara menunjuk kepada korban Kristus sebagai pengganti manusia. Bila pentahbisan ini dilakukan dengan aturan yang tak lepas dari pelambangan pengorbanan Kristus bertujuan bahwa persyaratan pelayan Perjanjian Lama sama seriusnya dengan pelayanan Perjanjian Baru. Hal itu perlu menyadarkan semua hamba Tuhan yang terlibat dalam pelayanan gerejawi hendaklah menjaga hidupnya agar terus dikuduskan dan dibentuk dengan baik dan benar. Bila para pelayan Tuhan menjaga hidupnya benar sesuai dengan firman Tuhan, maka janji Allah akan di genapi dalam gereja-Nya. Allah akan menjadi nyata dan berkarya dalam gereja-Nya. Selektifitas dalam menetapkan pelayan Tuhan ternyata sangat penting dalam gereja Tuhan. Tentu sangat terbatas dalam menyeleksi. Sebab itu bila sudah dipilih dan ditetapkan menjadi pelayan Tuhan, mereka yang sudah menerima tugas itu harus terpanggil untuk membangun hidup agar menjadi hidup yang berkenan kepada Allah. Berbicara tentang kelayakan adalah hal yang sulit yang dapat dilakukan adalah membangun diri semakin layak bagi kemuliaan Tuhan. (MT)