Rabu 02 Maret 2022
UNDANG – UNDANG KEMASYARAKATAN
Bacaan Sabda : Keluaran 21-22
Sabda Renungan : “Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak (Keluaran 21:23-25)
Undang-undang kemasyarakatan adalah mengatur sikap yang benar kepada budak dengan memperlakukan budak secara manusiawi. Allah mengetahui bahwa kejahatan yang akan disaksikan oleh umat Israel saat bersosialisasi dengan bangsa kafir adalah perbudakan dan kejahatan seksual sehingga Allah sudah membuat aturan sebelum terjadi kejahatan. Allah mengetahui kekerasan hati umat Israel akan semakin nyata ke depan sehingga kejahatan-kejahatan terlarang akan mereka lakukan bukan karena mereka tidak tahu kebenaran tetapi karena kekerasan hati mereka. Peraturan yang dibuat Allah untuk umat-Nya sudah pasti tidak melenyapkan dosa dan kejahatan tetapi cukup penting untuk meminimalisir kejahatan. Terbukti di kemudian hari walaupun bangsa Israel banyak melanggar standar yang dibuat Allah mereka jauh lebih baik dan lebih manusiawi dari bangsa-bangsa di sekitarnya.
Dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus mengajarkan standar moral yang jauh lebih tinggi kualitasnya dari Perjanjian Lama. Undang-undang kemasyarakatan dalam hukum Taurat menjelaskan berharganya nyawa manusia sehingga ada aturan yang menjamin dan melindungi serta hukuman kepada siapapun yang mengancam hingga menghilangkan nyawa seseorang. “Ajaran mata ganti mata” adalah merupakan konsep keadilan yang diatur dalam undang-undang kemasyarakatan dalam hukum Taurat. Dalam ajaran Tuhan Yesus Justru harus mengedepankan kasih dan pengampunan tetapi tidak berarti mengesampingkan faktor-faktor keadilan.
Dalam hukum Taurat hukuman mati harus dijalankan untuk menegakkan keadilan kepada pelaku pembunuhan dan kejahatan lainnya. Tetapi dalam terang Injil harus mengedepankan memberi kesempatan untuk bertobat kepada pelaku kejahatan sekalipun. Itulah sebabnya ada usaha-usaha untuk menolak hukuman mati dimasukkan dalam undang-undang.
Kemudian hukum Taurat juga mengatur tentang kepemilikan dan menghargai milik orang lain. Sehingga para pencuri harus mengembalikan berlipatganda kepada pemilik harta yang dicuri. Peraturan yang mengganggu ketertiban masyarakat cukup detail ditulis dilengkapi dengan hukuman kepada para pelakunya.
Hukum taurat juga mengatur dan mengarahkan masyarakat agar mempunyai kepedulian untuk menolong orang yang lemah seperti para janda dan yatim piatu termasuk orang-orang miskin. Dan tidak kalah pentingnya adalah rasa hormat dan sikap santun kepada para pemimpin. Dari semuanya undang-undang masyarakat itu adalah seruan untuk menghargai semua hak sesama untuk terciptanya keadilan sosial dan seruan melakukan kewajiban dalam memberi kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat. (MT)