Kamis 28 Oktober 2021
PEMERINTAHAN – TEOKRASI
Pemerintahan : – Perbudakan – Pengembaraan – Teokrasi
Bacaan sabda : Keluaran 19:1-25
Keluaran 19:5-6 “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”
Perbudakan di Mesir adalah salah satu usaha bangsa Mesir menghambat laju perkembangan bangsa Israel. Sempat juga umat Israel nyaman dengan status budak karena kesejahteraan mereka sebagai pekerja keras cukup terjamin. Tetapi kekejaman raja Firaun yang tidak lagi mengetahui jasa Yusuf kepada Mesir semakin meningkat cukup hebat menyengsarakan umat Israel. Umat Israel pun berseru memohon pertolongan Allah, sehingga Allah mengutus Musa memimpin Israel keluar dari Mesir. Allah bertindak memaksa Firaun mengijinkan Israel keluar dari Mesir. Menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang merdeka Allah menyatakan mujizat demi mujizat termasuk peristiwa terbelahnya laut Teberau menyediakan jalan untuk dilewati oleh bangsa Israel. Tetapi selama 40 tahun bangsa Israel menjadi bangsa pengembara sebelum memasuki Kanaan negeri yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Selama pengembaraan itu merupakan proses panjang membentuk bangsa Israel menjadi bangsa Teokrasi.
Sebagai bangsa Teokrasi maka secara ajaib Allah memberi undang-undang kepada bangsa pilihan-Nya itu yaitu hukum taurat. Hukum taurat itu cukup lengkap menyentuh semua aspek kehidupan dalam mengatur hubungan sosial juga hubungan umat dengan Allah. Tidak mudah menjadikan umat Israel menjadi bangsa Teokrasi, mereka memasuki proses perjalanan panjang selama pengembaraan dan setelah bangsa itu memasuki negeri Perjanjian. Di bawah kepemimpinan Yosua awal bangsa Israel memasuki Kanaan bangsa itu memperoleh kepemilikan atas tanah Perjanjian. Dan dalam waktu yang cukup panjang mereka memasuki proses menjadi bangsa Teokrasi. Dalam kepemimpinan hakim-hakim bangsa Israel berulangkali dijajah oleh bangsa penyembah berhala, karena mereka tidak murni menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan peraturan yang diamanatkan oleh Allah kepada mereka sebagai bangsa Teokrasi. Tetapi Allah setia pada janji-Nya sehingga menjaga keberadaan bangsa itu sebagai umat pilihan-Nya. Imam Samuel sangat sedih saat bangsa Israel meminta agar mereka mempunyai seorang raja seperti bangsa-bangsa tetangga mereka. Menurut Samuel sikap bangsa Israel ini adalah usaha untuk melepaskan diri dari status mereka sebagai bangsa Teokratis. Walaupun dengan berat hati Samuel tetap mengurapi Saul menjadi raja Isarel pertama. Tetapi sesuai petunjuk Allah raja Isarel haruslah seorang yang ditentukan oleh Allah dan harus pula melaksanakan dan menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan firman Allah.
Jelas bahwa walaupun bangsa Israel melepaskan diri dari sistem Teokrasi, Allah tetap turut campur tangan dalam membangun umat pilihan-Nya. Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel selanjutnya tetap ciri-ciri bangsa Teokrasi tetap menempel pada bangsa itu. (MT)
Dengan meminta seorang raja Israel telah menolak Allah tetapi Allah tetap berperan memimpin umat-Nya.