Rabu 20 Oktober 2021
PENJARA – PARA RASUL
Penjara : – Yohanes Pembaptis – Rasul Petrus – Rasul Paulus
Bacaan sabda : Matius 11:2-19
Matius 14:3-4 “Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: “Tidak halal engkau mengambil Herodias!”
Yohanes pembaptisdipenjarakan Herodes dalam penjara yang dilengkapi dengan belenggu-belenggu. Penjara dalam “desmoterion” yang ada di benteng Herodes ini ada di Perea sebelah Timur laut mati. Penjara ini adalah penjara bagi pelanggar hukun yang sangat berat seperti penjara yang digunakan imam-imam untuk memenjarakan (Kisah Para Rasul 5:19). Sebenarnya memenjarakan Yohanes di penjara desmoterion ini tidaklah adil bahkan justru dapat dikategorikan Yohanes Pembaptis hanyalah mengkritik Herodes yang melakukan pelanggaran moral karena memperistrikan Herodias istri saudaranya. Bukan hanya dipenjarakan secara kejam, tetapi dari penjara itulah Yohanes diambil untuk dibunuh secara kejam dengan cara memenggal kepadanya. Dan Yohanes sudah siap untuk itu karena dia sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Jadi kalaupun Yohanes pembaptis mati dalam tangan Herodes adalah tepat waktu karena Yohanes pembaptis telah menuntaskan kepeloporannya untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus.
Dalam Yohanes 11:7 Yesus telah mengungkapkan secara tegas integritas Yohanes pembaptis. Yohanes bukanlah buluh yang digoyangkan kian kemari. Hal itu menyimpulkan bahwa Kristus mengenal dengan baik watak Yohanes pembaptis yang berpegang kuat dan setia kepada kebenaran. Kemudian Kristus pula sedang menjelaskan reputasi Yohanes Pembaptis yang tak pernah tergoda berkompromi dengan nilai dan sistem duniawi serta tidak pernah menyerah kepada pendapat umum. Para pemuka agama Yahudi menutup mata terhadap kesalahan Herodes tetapi Yohanes Pembaptis secara jelas menegurnya walaupun dia tahu resikonya. Dia memang sudah siap mati setelah menuntaskan tugasnya.
Rasul Petrus juga dipenjarakan pada penjara yang disebut “oikema”. Petrus dijaga oleh 4 serdadu dan dua orang diikatkan dengan Petrus (Kisah Rasul 12:3-6). Tetapi Allah sendirilah yang berinisiatif mengeluarkan Petrus dari penjara.
Berbeda lagi dengan rasul Paulus yang dipenjarakan di Kaisarea Filipi. Penjara bawah tanah yang sumpek dan gelap ini dilengkapi dengan pasungan. Tetapi Allah bertindak melalui peristiwa alam melepaskan, pemberitaan Injil pun tetap sukses dalam penjara. Selebihnya Paulus di Roma ditahan di penjara hingga menjadi tahanan rumahan. Injil tetap diberitakan dengan baik. Fakta yang terjadi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, penjara menjadi alat penguasa untuk membungkam para pemberita kebenaran. Tetapi ternyata penjara tak pernah berhasil untuk menghambat dan menghentikannya. Allah berdaulat penuh untuk memakai segala sesuatu agar segala rencana-Nya terlaksana dan kehendak-Nya yang jadi. (MT)
Penjara tak mampu menghambat pemberitaan Injil, hanya mampu memperlambat saja.