Kamis 14 Oktober 2021
PELIHARA – KUASA ALLAH
Pelihara : – Kuasa alamiah – Tertib alamiah – Sejarah manusia
Bacaan sabda : Ayub 38:1-38
Ayub 38:4-5 “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? – Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?”
Dasar penting untuk mengetahui pemeliharaan Allah atas ciptaan-Nya hanyalah firman Allah. Tak ada sumber yang terpercaya karena manusia dengan segala keterbatasannya mempunyai kecenderungan untuk berspekulasi saja. Pegangan kita adalah Alkitab yang sangat informatif menjelaskan pemeliharaan Allah atas dunia, dan Dialah yang memeritah segala kuasa alamiah (Mazmur 147:8). Dia yang mengatur kejadian di dunia ini, kejadian kecil dan juga peristiwa besar berada di bawah kendalinya (Ayub 37). Dalam Keluaran 7 sangat jelas memberi informasi bahwa Allah mengunakan kuasa alamiah memaksa Firaun agar mengijinkan orang Israel keluar dari Mesir. Kuasa Allah mengendalikan binatang-binatang pengerat, mengendalikan alam seperti air menjadi darah, bahkan mengendalikan kehidupan dan kematian adalah pembuktian kuasa Allah atas segala ciptaan-Nya.
Tentu saja pengendalian Allah atas alam jauh lebih besar dan lebih penting untuk memberkati manusia daripada menghukum orang-orang yang berkeras hati seperti Firaun. Dialah yang memberi kehidupan dan Dia juga berhak untuk mengambilnya. Dia yang mengaruniakan kesehatan, Dia juga yang mengijinkan penyakit dapat menyerang manusia. Dia juga yang mengaruniakan keuntungan dan kemalangan menimpa manusia.
Ayub adalah seorang saleh yang tidak mengerti mengapa kausa alamiah menghilangkan segala kebahagiaan dan keberuntungan yang dikarunikan Allah kepada-Nya. Dalam keterbatasannya Ayub mengajukan pertanyaannya kepada Allah. Ayub sangat beruntung karena dia menerima jawaban yang sangat dibutuhkan. Doa Ayub yang terus menerus adalah wujud kerinduannya yang mendalam mendapatkan jawaban dari Allah menegaskan bahwa hubungan Ayub dengan Allah masih tetap terjalin dengan baik. Tanggapan Allah yang sangat didambakan Ayub adalah fakta bahwa Allah tetap terlibat memelihara kehidupan Ayub. Hal ini memberi pesan kepada umat beriman sepanjang zaman bahwa aspek terpenting dalam hubungan kita dengan Allah bukanlah pemahaman intelektual mengenai pemeliharaan Allah melainkan pengalaman realitas kehadiran-Nya dalam jalan hidup setiap waktu.
Allah menegur Ayub karena Dia berbicara dan bertanya kepada Allah tanpa pengetahuan dan pengenalan yang cukup kepada Allah. Ayub dengan rendah hati menerima teguran Allah dan itu sudah cukup membahagiakannya dan percaya Allah tetap memeliharanya. Tetapi Allah menyatakan bahwa pernyataan Ayub mengenai Allah kepada sahabat-sahabat yang menghakiminya benar adanya. Allah juga menyatakan walaupun Ayub sempat gagal memahami pemeliharaan Allah, namun Ayub tidak gagal dalam iman dan kasihnya kepada Allah. (MT)
Mungkin saja kita gagal memahami Allah tetapi janganlah gagal beriman kepada Allah.