Minggu 26 September 2021
NYANYI – MEMUJI TUHAN
Nyanyi : – Memuji – Mengagungkan – Bermazmur
Bacaan Sabda : Mazmur 96:1-13
Mazmur 96:1-3 “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa”.
Nyanyian dalam bahasa Yunani “humnos” dipakai para penulis klasik sebagai pengakuan melalui ungkapan spontan untuk memberi pujian kepada dewa, juga kepada seorang pahlawan yang berhasil mengalahkan musuh. Tetapi bila dihubungkan dengan iman Kristen nyanyian adalah merupakan pujian yang dikumandangkan umat untuk merespon kebaikan Tuhan. Untuk lebih jelasnya bahwa menyanyikan pujian bagi Tuhan adalah merupakan gejala yang nyata dalam hidup gereja pada zaman rasul.
Dalam kehidupan gereja menyanyikan pujian adalah ungkapan rasa syukur atas kebaikan dan karya Tuhan Yesus yang terang benderang menyelamatkan manusia. Memuji Tuhan melalui musik dan nyanyian adalah sangat tepat untuk mengumandangkan “kemuliaan” Tuhan. Dalam Doa Bapa Kami ada kalimat yang ditulis dalam kurung (Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya, Amin). Kalimat dalam kurung ini disebut doxologia yang oleh gereja Roma Katolik tidak diucapkan dan juga tidak dibaca karena diyakini sebagai kalimat untuk mengakui kemuliaan Allah Bapa yang teruangkap melalui iman dan ketulusan hati. Berbeda dengan gereja-gereja Lut heran yang mengungkapkan Doxologia ini dengan cara mengumandangkan melalui nyanyian. Sikap menyanyikan pengagungan dan pemuliaan Allah melalui nyanyian ini diyakini lebih mendekati dalam penggunaan awal. Doa Bapa Kami yang diakhiri dengan doxologia melalui nyanyian yang dikumandangkan secara megah adalah melanjutkan kebiasaan di dalam Sinagoge (1 Tawarikh 29:11). Jadi penggunaan kurung adalah penjelasan bahwa kalimat itu tidak ada dalam naskah asli tetapi jemaat Kristen mula-mula selalu memakainya sebagai sikap mengagungkan dan memuliakan Tuhan dengan cara menyanyikan melanjutkan tradisi Sinagoge.
Gereja mula-mula yang hidup bersekutu dan tekun dalam pengajaran rasul adalah orang percaya yang berlatarbelakang beragama Yahudi. Jadi kebiasaan menyanyikan pujian kepada Allah merupakan hal yang biasa bagi mereka. Gereja secara spontan menggunakan nyanyian untuk mengagungkan dan memuliakan Kristus. Hal yang baik dari ke-Yahudian tidak dilupakan tetapi justru ditingkatkan dan dicerahkan. Pola hidup mengagungkan dan memuliakan Allah melalui mazmur pujian bukan dominasi orang beriman tertentu seperti raja Daud tetapi adalah kehidupan yang berlanjut dalam iman Kristen. Mengagungkan Tuhan adalah totalitas kehidupan iman Kristen karena memuliakan Tuhan tak cukup hanya melalui kata-kata datar dan perbuatan sadar. Mengagungkan Tuhan perlu dilakukan dengan kata indah dan suara bernada yaitu melalui nyanyian dan juga perbuatan sengaja terencana yang penuh dengan nilai kebenaran dan kebaikan. (MT)
Mengagungkan Tuhan melalui nyanyian adalah totalitas hidup yang merespon kasih dan kebaikan Tuhan.