Sabtu 25 September 2021
NIKAH – MONOGAMI
Nikah : – Poligami – Monogami – Setia
Bacaan sabda: Kejadian 2:8-25
Kejadian 2:24-25 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.”
Pernikahan adalah fase kehidupan manusia yang mengijinkan sorang laki-laki hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan secara sah dan terhormat dapat menikmati hubungan seksual tanpa merasa bersalah. Di luar ikatan pernikahan hubungan seksual antara seorang laki-laki adalah persundalan dan di mata masyarakat umum adalah suatu kesalahan dan penyimpangan dari norma-norma kehidupan yang disbeut perzinahan. Pernikahan diterima sebagai hal yang lazim, itulah sebabnya dalam Alkitab hidup lajang hingga kematian adalah merupakan hal yang khusus buat orang-orang yang dipanggil Allah untuk tugas istimewa. Tetapi walaupun tak ada anjuran yang bersifat universal hidup lajang atau hidup sendiri tetapi hidup sendiri bukanlah hal yang salah, yang salah adalah hidup untuk diri sendiri.
Dalam pernikahan Adam dan Hawa yang diberkati Allah langsung secara implisit tersirat bahwa pernikahan yang sah adalah monogami, itulah sebabnya Allah hanya menciptakan seoang istri untuk Adam. Tetapi sejak zaman Lamekh poligami sepertinya dibiarkan bukan diijinkan (Kejadian 4:19). Allah seperti membiarkan manusia untuk belajar dari kesalahan berpoligami dengan segala akibat buruknya. Dari fakta Alkitabiah sangat jelas bahwa berpoligami akan menimbulkan kesulitan dan kesukaran yang panjang dan berkesinambungan dan tak jarang menimbulkan dosa yang menjerat kehidupan orang yang berpoligami. Jadi sudah jelas monogami adalah aturan yang benar dan tepat bagi manusia dan itulah hubungan yang sewajarnya. Jadi bila berbicara pernikahan dalam Alkitab bahwa pernikahan yang benar adalah monogami atau 1 istri untuk 1 suami dan sebaliknya. Bila dalam perkembangannya para tokoh Alkitab berpoligami bukanlah perbuatan yang disetujui atau diijinkan Allah, lebih tepat bila disebut dibiarkan agar semua umatnya belajar dari kesalahan. Kita umat Tuhan zaman sekarang pun perlu belajar dari kesalahan fatal ini.
Raja Salomo adalah seorang raja yang berpoligami tak terkendali, karena kuasa dan kekayaannya. Ternyata kuasa dan kekayaan bukanlah alasan untuk berhak berpoligami. Pada masa tuanya Salomo menyatakan kekeliruannya, karena berpoligami telah menyulitkan hidupnya dan membuat pernikahannya tidak bahagia. Salomo justru menyatakan bahwa kebahagiaan pernikahan dialami saat masih setia bermonogami dengan istri masa mudanya atau istri pertamanya. Pernikahan yang diberkati Allah adalah 2 menjadi 1 atau bermonogami. Kemudian haruslah saling setia apapun alasannya tak boleh bercerai kecuali diceraikan oleh kematian. Nabi Maleakhi secara tegas mengatakan bahwa Allah benci perceraian karena Musa memberi surat cerai bukan karena boleh tetapi karena kekerasan hati manusia. Jadi pernikahan adalah monogami dan saling setia. (MT)
Pernikahan Kristen adalah monogami, yaitu 2 menjadi 1 dan tetap saling setia.