Rabu 22 September 2021
NAMA – HADIR AKTIF
Nama : – Pribadi – Diungkapkan – Hadir aktif
Bacaan sabda : Keluaran 3:1-22
Keluaran 3:13-14 “Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? — apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
Setelah kita mejelaskan hubungan pemberi nama dengan yang pemilik nama, maka perlu juga mencoba mencari tahu hubungan nama dengan pribadinya. Tetapi secara khusus fokus kepada Allah, nama-Nya yang tak terpisahkan dengan pribadi-Nya. Saat pengutusan Musa oleh Allah memimpin Israel keluar dari Mesir terjadi dialog antara Allah dan Musa. Pada saat itulah Allah menanyakan nama Allah yang akan diberitahukan kepada umat Israel. Pada saat itulah Allah memberitahukan nama-Nya yaitu AKU ADALAH AKU. Nama ini adalah nama yang terbuka untuk semua bangsa dan bahasa, tetapi haruslah menjelaskan pribadi Allah, mengungkapkan atribut Allah dan menyatakan kehadiran Allah secara aktif di tengah dan dalam hidup umat-Nya.
Dari nama pribadi AKU ADALAH AKU inilah orang Israel memunculkan nama YAHWEH (YHWH). Suatu nama pribadi yang terlalu sakral untuk disebutkan tak ada huruf hidup. Itulah sebabnya dalam menyebut nama YHWH orang Israel nyaris tak bersuara sebagai sikap menghormati dan menyembah secara sungguh-sungguh. Jadi bagi Israel penyebutan nama Allah itu tak terletak pada huruf dan intonasinya melainkan pada pengaguman akan pribadi-Nya yang Mahakudus dan pencipta alam semesta. Jadi bila ada kelompok yang mewajibkan nama pribadi Allah harus Yahweh bukanlah menghargai tetapi justu mempersulit nama-Nya AKU ADALAH AKU. Bila nama-Nya ALLAH yang dipengaruhi oleh bahasa Arab tak perlu dipersalahkan. Tanpa perlu menganalisa arti sebuah nama perlu kita pahami bahwa AKU ADALAH AKU adalah nama yang terbuka dalam hal penyebutan yang utama adalah tetap kuat dan teguh dalam esensinya.
Allah adalah pribadi yang berdaulat penuh yaitu Dia adalah tetap Dia yang Mahakuasa pencipta alam semesta apapun pendapat orang tentang Dia. Karena Dia tidak akan pernah berubah atau menyesuaikan diri dengan pendapat siapapun mengenai Dia. Nama adalah segala sesuatu yang diungkapkan dalam nama itu. Allah sebagai pencipta alam semesta,Mahakuasa, Mahahadir, Mahaberdaulat dan Mahakasih itulah yang diungkapkan dalam nama itu. Dalam nama-Nya terkandung pula pemahaman bahwa Dia (Allah atau Yahweh) menghendaki bahwa kita mengenal-Nya sebagai Allah yang selalu hadir dan aktif. Jadi ketika Allah menyatakan nama-Nya kepada Musa “AKU ADALAH AKU”. Dia ingin menyatakan bahwa Dia akan tetap Dia dengan nama yang disandangkan oleh berbagai bangsa kepada-Nya. Dia tetap berdaulat, Dia tetap pencipta, Dia tetap Mahakuasa, Dia tetap Mahakasih dan yang tak boleh diabaikan, Dia tetap hadir dan aktif di tengah umat-Nya. (MT)
“Aku adalah Aku” adalah nama Allah yang terbuka kepada semua bangsa. Tetapi esensinya haruslah tetap sesuai atribut-Nya seperti Mahakuasa, Mahahadir dll