Senin 13 September 2021
MURNI – MASUK DALAM PROSES
Murni : – Proses – Cobaan – Bernilai
Bacaan Sabda : 1 Petrus 1:3-12
1 Petrus 1:7 “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya”
Bila ditunjukkan kepada pribadi seseorang ada perbedaan antara murni dengan suci walaupun kedua kata ini berasal dari kata asli yang sama. Kalau murni sering dihubungkan dengan tujuan dan motivasi seseorang sedangkan suci dihubungkan dengan keadaan kehidupan seseorang yang bersih tanpa noda. Tetapi kata ini sering dipakai dengan tujuan yang sama dan juga mengarah kepada keadaan yang sama. Dalam surat Petrus kemurnian dihubungkan dengan pengharapan, iman dan kasih. Untuk mendapat pengharapan, iman dan kasih yang murni maka harus dihadapkan kepada ujian dan cobaan. Pengharapan yang murni haruslah teruji agar tidak menjadi impian dan khayalan yang kosong. Pengharapan yang murni diperoleh bila teruji oleh firman Tuhan. Firman Tuhan jelas menerangkan bahwa pengharapan ada dasarnya yaitu firman Tuhan. Itulah sebabnya orang yang berpengharapan sama dengan orang yang menanti tergenapinya janji Tuhan. Tetapi perlu juga diingat bahwa untuk berpengharapan harus pula disertai dengan usaha. Pengharapan tanpa usaha hanyalah khayalan kosong. Pengharapan tak boleh juga berlebih-lebihan. Betul juga kata orang bijak jangan berharap memanen satu ton padi bila menanam padi hanya dalam lahan satu meter bujur sangkar.
Iman yang murni adalah juga iman yang teruji oleh berbagai percobaan. Iman yang diuji dianalogikan dengan emas yang murni dapat diperoleh melalui proses pembakaran oleh api secara berulang-ulang. Iman pun sesungguhnya berproses semakin murni oleh pencobaan hidup. Abraham tidak otomatis mempunyai iman yang murni, tetapi dia harus diuji dan ujian terbesarnya adalah saat Allah memintanya untuk mempersembahkan anaknya Ishak sebagai korban bakaran kepada Allah. Rasul Petrus saat menulis suratnya didasari oleh fakta yang dialami sendiri dalam pemrosesan imannya melalui pencobaan. Kasih yang murni pun tak otomatis dimiliki oleh semua orang yang mengasihi. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama bisa saja hanya ucapan bibir saja dalam pengertian bukan kasih yang murni. Kasih yang murni diproses oleh berbagai fakta-fakta yang tidak sesuai dengan keinginan kita yang kita lihat dan temui pada objek yang kita kasihi. Dengan demikian kasih kita menjadi murni apabila kita terus belajar menerima yang kita kasihi apa adanya. Bila kaitannya dengan mengasihi Allah, maka haruslah belajar terus menerima kehendak Allah yang sering bertentangan dengan keinginan kita. Penting bagi kita berpengharapan beriman dan mengasihi secara murni. Hal itu terjadi hanya bila kita terus belajar berproses semakin sungguh-sungguh dalam perjalanan iman sebagai mengikut Kristus. (MT)
Kemurnian dalam segala aspek kehidupan dapat tercapai hanya bila siap diproses oleh berbagai cobaan.