Jumat 10 September 2021
MURAH – MURAH HATI
Murah : – Kasih setia – Kemurahan – Murah hati
Bacaan sabda : Mazmur 107:1-43
Kolose 3:12 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”
Segala sesuatu yang murah belum tentu murahan, itu sangat betul. Murah adalah sesuatu yang mudah didapatkan, tetapi belum tentu bernilai rendah. Kata murah bila ditambah hanya dua huruf saja betul-betul menjadi sesuatu yang terkesan buruk. Padahal bila menjadi kemurahan sungguh menjadi sesuatu yang bernilai kebaikan. Kemurahan adalah suatu kata yang sangat dekat dengan atribut Allah. Kemurahan hati yang disejajarkan dengan kasih setia-Nya berasal dari kata “khesed” dalam Mazmur 23:6 “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa”. Umat-Nya akan diberi kemurahan dan kasih setia Allah sepanjang hidup.
Hal yang dialami raja Daud ini adalah fakta sepanjang sejarah kepemimpinannya yang panjang tetapi sudah dimulai saat masa remajanya sebagai seorang gembala. Raja Daud membuat suatu pernyataan bahwa kemurahan dan kasih setia Tuhan adalah jaminan hidup-Nya karena jauh lebih besar dari segala kesulitan yang menghadang perjalanan hidupnya. Kemudian kata kemurahan dari kata Yunani “Kretotes” juga mengandung pengertian kasih setia Allah yang timbul berdasarkan kemurahan hati-Nya.
Dalam Kolose 3 rasul Paulus mengkontraskan antara manusia lama dengan manusia baru. Manusia lama adalah manusia duniawi yang harus dimatikan karena sarat dengan nafsu buruk yang dimurkai oleh Allah. Manusia lama diganti dengan manusia baru karena dimungkinkan oleh kasih setia dan kemurahan Allah. Mazmur 107 adalah nyanyian syukur orang tertebus oleh kasih setia dan kemurahan Tuhan. Dalam satu pasal penuh adalah pengakuan pemazmur akan kemurahan Tuhan untuk diperhatikan semua umat tertebus sepanjang hidupnya. Mazmur 107 ini sangat relevan untuk saat ini bagi semua orang percaya yang memasuki era kesesakan dengan sikap berserah kepada Allah, membangun iman dan justru kesempatan mengalami campur tangan Allah sebagai wujud kemurahan-Nya dan kasih setia-Nya. Dan untuk membalas atau meresponi kasih setia Allah perlu dengan membangun diri menjadi seorang yang “baik hati” dan “murah hati” kata yang diterjemahkan dari “agathos” ini ada dalam Matius 20:15 “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?”.
Perumpamaan Yesus tentang orang upahan di kebun anggur ini menjelaskan sikap seorang tuan yang bermurah hari terhadap semua orang upahannya, tetapi ada orang upahannya yang merasa diperlakukan tidak adil. Seharusnya orang upahan ini bersyukur dan menanggapi kemurahan hati tuannya dengan kemurahan hati juga menyatakan syukur atas sikap tuan yang bermurah hati kepada semua pekerjaannya. (MT)
Orang murah hati itu berharga, karena dia sadar atau tidak sadar telah meneladi Yesus.