Rabu 08 September 2021
MULIA – BUKIT PEMULIAAN
Mulia : – Musa – Elia – Yesus
Bacaan sabda : Matius 17:1-8
1 Petrus 1:17-18 “Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas”
Kisah pemuliaan di atas gunung ditulis dalam Injil sinoptik sedangkan Yohanes tidak menulisnya sebagai peristiwa yang sangat fantastik. Tetapi semua isi kitab Injil Yohanes secara keseluruhan mengedepankan kemuliaan Allah dalam seluruh karya Yesus Kristus. Peristiwa pemuliaan Yesus ini di perkirakan seminggu setelah Petrus megakui Yesus adalah Mesias.
Tiga murid yang paling dekat dengan Yesus: Petrus, Yakobus dan Yohanes dibawa Yesus ke sebuah gunung yang diperkirakan gunung Hermon untuk berdoa. Di atas bukit itulah ketiga murid-Nya menyaksikan Yesus berubah rupa baik wajah maupun pakaian-Nya. Mereka terkagum menyaksikan wajah dan pakaian Yesus yang bercahaya sedang berbicara dengan Musa dan Elia. Suasana yang sangat mengagumkan itu merupakan pengalaman spiritual yang membuat murid Yesus ingin tetap berada di bukit pemuliaan itu. Dengan beraninya murid Yesus mengusulkan agar mereka menetap tinggal di bukit pemuliaan itu, sehingga mereka bersedia membuat tempat buat Musa, Elia dan Yesus. Suatu pernyataan dan permohonan emosional yang tentu saja mendapat penolakan dari Yesus. Ketiga tokoh Alkitab yang sangat istimewa ini mempunyai pengalaman-pengalaman penting di atas bukit yang dapat juga disebut gunung pemuliaan karena di gunung itu nyata kemuliaan atau kehadiran Allah.
Musa menerima hukum taurat di gunung Sinai. bagi Musa peristiwa di gunung Sinai ini adalah pengalaman yang sangat mengagumkan karena mengalami kehadiran dan pertemuan dengan Allah. Nabi Elia naik ke surga di atas gunung Horeb. Bagi nabi Elia pengalaman yang luar biasa ini adalah suatu pengalaman meninggalkan bumi yang sekaligus meninggalkan perjuangannya sebagai seorang nabi yang sering membuatnya harus menderita. Sedangkan Yesus sering menyingkir ke suatu tempat untuk berdoa dan di depan bukit Golgota sedang menunggu-Nya sebagai tempat untuk disalibkan. Kemudian setelah kebangkitan-Nya Dia akan naik ke surga dari bukit Zaitun. Bila Musa adalah mewakili zaman taurat, maka Elia mewakili zaman para raja-raja dan para nabi sedangkan Yesus menggenapi segala janji dalam taurat dan para nabi sedangkan Yesus menggenapi segala janji dalam taurat dan para nabi dalam Injil.
Ada hal yang sangat menarik bahwa ketiga tokoh ini mengakhiri karyanya di bumi ini di atas gunung. Musa mengakhiri karyanya di bukit nebo, Elia di gunung Horeb sedangkan Yesus di bukit Zaitun. Dan melalui pemuliaan di atas gunung ini adalah merupakan titik pusat kerajaan Allah karena menoleh ke belakang tokoh Perjanjian Lama (Musa dan Elia) memberi kesan abadi kepada konsep kekinian (para murid) dan menatap kepada kemuliaan abadi (Yesus). (MT)
Setelah mengalami kedahsyatan kemuliaan Tuhan tetaplah tenang tak perlu membuat keputusan emosional.