Jumat 28 Mei 2021
IBADAT – PROSKUNEO
Ibadat : – Avoda – Latreia – Proskuneo
Bacaan sabda : Yohanes 4:1-26
Yohanes 4:23-24 “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Kata Ibrani avoda yang dalam bahasa Yunani latreia pada awalnya menerangkan pekerjaan seorang budak atau seorang hamba upahan. Kemudian diangkat menjadi ibadat kepada Allah dengan sikap merendahkan hati dihadapan Allah dengan sikap tubuh sujud menyembah hingga tiarap untuk menyembah Allah. Kemudian dalam kata Yunani proskuneo berarti melakukan ibadat penyembahan untuk menyatakan dan mengungkapkan rasa takut kepada Allah. Dalam hidup keagamaan proskuneo adalah kekaguman dengan rasa takjub penuh puja kepada Allah.
Dalam Perjanjian Baru ibadat agamawi dilakukan oleh umat Yahudi di bait Allah dan Synagoge. Tuhan Yesus mengikuti keduanya tetapi dengan konsep ibadat yang berbeda dari orang-orang Yahudi. Bila umat Yahudi melaksanakan ibadah sebagai ritual agamawi maka Yesus justru menyatakan kedekatan-Nya kepada Allah Bapa. Kedekatan itu nyata melalui akurasi tindakan-Nya dengan kehendak Bapa. Bagi Yesus melakukan ibadat sebagai ritual keagamaan bukanlah sesuatu yang salah tetapi tidak cukup. Karena ibadat bukanlah hal yang bersifat tampak luar tetapi suatu pengalaman spiritual yang mengagumkan.
Pada mulanya gereja tidak meninggalkan ibadat atau yang kita jalani dengan nama kebaktian di Bait Suci dan sinagoge. Tetapi di kemudian hari terjadi pemisahan antara ibadat Yahudi dan gereja. Selama beribadah atau berbakti di Bait Suci dan synagoge gereja kemungkinan meniru apa yang dilakukan Yahudi. Tetapi perbedaan yang prinsip dalam beribadah telah membuat gereja mengadakan peribadatan di rumah-rumah. Pengajaran rasul yang jelas menghidupkan ibadat adalah salah satu hal yang prinsip itu. Hal lain lagi adalah konsep penyembahan yang pasti sangat berbeda. Lagipula adanya pemahaman baru yang mereka dapatkan seperti penjelasan Yesus kepada perempuan Samaria.
Ada 2 hal penting dalam peribadatan Kristen yang perlu selalu kita pahami dari pernyataan Yesus bahwa Allah itu Roh:
- Allah tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Jadi, kapan saja dan dimana saja orang percaya dapat melaksanakan ibadah. Tidak harus di Bait Suci tidak pula di sinagoge karena di rumah pun dapat beribadat.
- Orang percaya harus menyembah dalam roh dan kebenaran. Ibadah sejati bukanlah ritual agamawi melainkan pengalaman agama yang dapat dialami saat menyembah Allah dalam kedalaman spiritual dan dalam ketepatan dan kesesuaian dengan kehendak Allah. (MT)
Ibadat sejati adalah kekaguman dan takjub penuh puja kepada Allah atas kasih dan kebaikan-Nya.