Selasa 25 Mei 2021
HUKUM : PERINTAH, SURUHAN, LARANGAN
Hukum : – Perintah – Suruhan – Larangan
Bacaan Sabda : Markus 10:17-27
Matius 22:37-39 “Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Bentuk perkataan hukum dalam bahasa Yunani “Entole” mempunyai arti perintah dan suruhan. Musa menerima hukum taurat dari Allah di gunung Sinai, di antara banyak hukum itu ada dasa titah atau 10 perintah Allah. Dalam 10 perintah itu ada 8 larangan dan hanya 2 suruhan. Dalam perkembangannya menurut pengajaran ahli taurat hukum atau perintah menjadi 613 hukum. Dibagi menjadi dua bentuk yaitu perintah dan larangan. Ada 248 suruhan dan 365 larangan. Begitu banyaknya membuat umat bingung dan berbeban berat karena umat tidak mengerti mana suruhan yang harus dilakukan dan mana larangan yang harus ditaati. Hukum yang pada awalnya diberikan Allah telah ditambah dengan hukum-hukum buatan manusia. Umat menjadi bingung untuk menentukan sikap kepada semua hukum karena bila mereka taat belum tentu melakukan kehendak Allah. Kedatangan Yesus dengan pengajarannya menjadi sangat menarik perhatian semua umat karena menawarkan hidup dalam kerajaan Allah. Yesus mengajarkan hukum Kerajaan Allah yang sangat berbeda dengan ajaran para ahli taurat. Ajaran Yesus simpel dan mudah dipahami dan tertantang untuk melakukan.
Pemuda kaya sengaja datang kepada Yesus untuk menanyakan satu hal penting yang sudah lama berkecamuk dalam pikirannya. Ternyata jawaban Yesus sangat bertentangan dengan harapannya. Karena menurut Yesus mentaati 10 perintah Allah belum cukup untuk memasuki kerajaan Allah. Ketika orang Farisi dan ahli taurat menanyakan hukum taurat yang utama dan pertama Yesus pun memberi jawaban yang sangat akurat. Yesus menjadikan hukum taurat itu menjadi hukum kasih yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Walaupun mengasihi Allah itu utama dan pertama tetapi mengasihi sesama pun sama. Dalam hal ini Tuhan Yesus menjadikan hukum taurat menjadi sederhana. Terkesan kurang detail tetapi sesungguhnya sudah sangat lengkap. Umat Tuhan tinggal mengimplementasikan kasih kepada Allah dalam hidup sehari-hari dan mewujudkan kasih kepada sesama manusia dalam hidup. Ada kecenderungan manusia menjadikan hukum memberatkan hidup. Hukum dibuat begitu berat hingga si pembuat hukum itu sendiri tak mampu mentaati dan melakukannya. Tetapi Yesus menjadikan hukum kerajaan Allah menjadi hukum kasih yang ringan untuk ditaati. Mentaatinya mendatangkan sukacita kebahagiaan dan kesejahteraan. Bila tak melakukan justru kehilangan semuanya. (MT)
Percaya menghubungkan kepada Allah sedangkan tidak percaya memutus hubungan dengan Allah.