Jumat 21 Mei 2021
HIKMAT – MEMBUAT KEPUTUSAN
Hikmat : – Membuat keputusan- Merencanakan – Melaksanakan
1 Raja-raja 3:9 “Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”
Seorang pemimpin atau untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai hikmat. Semakin luas wilayah kepemimpinannya dan semakin banyak orang yang dipimpin semakin besar juga hikmat yang dibutuhkan. Tetapi jangan lupa! bahwa untuk memimpin diri sendiri saja sangat membutuhkan hikmat. Dalam hidup ini semua manusia membutuhkan hikmat karena setiap hari harus membuat keputusan yang benar dan tepat untuk diri sendiri dan sesama. Dalam hal membuat keputusan tidaklah mudah karena harus menyerahkan segenap pikiran, pemahaman dan pengertian agar keputusan produktif dan membangun serta memberi konstribusi yang benar dan tepat untuk diri sendiri dan semua pihak. Hikmat sangat dibutuhkan pula dalam merencanakan hidup ke depan agar mempunyai pertimbangan yang baik dan benar serta tepat. Dalam melaksanakan atau mengeksekusi rencana tentu juga sangat membutuhkan himat agar tujuan tercapai secara tepat dan benar.
Raja Salomo menyadari akan kebutuhannya hidup berhikmat dalam menyadari bahwa dia tak memiliki hikmat itu dalam dirinya sendiri. Seorang pemimpin yang baik menyadari keterbatasannya bahkan ketidakmampuannya, sehingga berusaha meminta bantuan. Raja Salomo meminta bantuan dari Tuhan dengan cara pergi ke Gibeon untuk berdoa. Raja Salomo mengetahui bahwa kebutuhan utamanya dalam memimpin adalah hikmat, dan hitmat sejati bersumber dari Tuhan. Raja Salomo mengetahui secara jelas, ayahnya raja Daud berhasil memimpin Israel karena memperoleh hikmat dari Allah. Belajar dari sang ayahnya atau generasi sebelumnya adalah hal yang tepat dilakukan oleh seorang pemimpin. Tetapi dalam perjalanan sejarah hidupnya Salomo lalai menjaga dan mempertahankan hikmat yang diperolehnya dari Allah, Salomo berhasil mempraktekkan hal-hal yang baik dari ayahnya tetapi rupanya dia juga mempraktekkan hal-hal yang buruk. Keberhasilan telah mengubah karakter Salomo dengan cara menganggap hikmat pemberian Allah kepadanya sebagai kecerdasan diri sendiri. Pada masa tuanya dia menyesali kesalahannya itu tetapi memang penyesalan selalu datang terlambat. keberhasilan telah membelokkan hatinya dari kebenaran sehingga dia kehilangan hikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Mungkin saja Salomo tetap menggunakan hikmatnya tetapi hikmat dalam arti yang utuh dan mutlak hanyalah miliki Allah. Hikmat-Nya sempurna dan lengkap mengenai setiap segi kehidupan. Hikmat manusia ada tetapi tidak cukup, sebab itu setiap hari kita perlu memohon hikmat dari Tuhan. (MT)
Semua pemimpin membutuhkan hikmat dan Tuhan memberi hikmat kepada orang yang takut pada-Nya.