Senin 17 Mei 2021
HATI – HATI NURANI
Hati : – Hati Nurani – Suara hati – Kemurnian hati
Bacaan Sabda : 1 Petrus 3:13-22
1 Petrus 3:15-16 “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, “dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh..”
Mengasihi Tuhan haruslah dengan hati nurani yang murni. Hal itulah salah satu permintaan rasul Petrus kepada jemaat Tuhan. Mengasihi Tuhan dengan hati nurani yang murni adalah merupakan penghormatan batiniah dan pengabdian tulus kepada Kristus sebagai Tuhan. Seruan Petrus ini sangat benar dan tepat, dan patut diresponi dengan baik. Karena keputusan mengasihi Tuhan haruslah dengan ketulusan dan kedalaman hati. Tak ada faedahnya bila mengasihi Tuhan hanya asal saja dan di bibir saja. Dengan hati nurani yang murni orang percaya memahami tuntutan-tuntunan moral Allah, dan hati nurani itu menjadi suara hati yang menegur kita orang percaya bila gagal mentaati tuntunan moral Allah, bila tidak berjuang untuk mentaati tuntutan dan tuntunan Allah kemungkinan yang terjadi adalah hati nurani yang lemah dan bila terus berkelanjutan akan menjadi rusak.
Salah satu wujud yang dinyatakan orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus adalah selalu hidup dengan hati nurani yang murni. Bila hati nurani yang murni terpelihara maka suara hati pun akan selalu menyuarakan hal-hal yang benar dan baik untuk ditaati dan dilakukan. Menguduskan Tuhan sama dengan mengakui kekudusan-Nya dan menghampiri-Nya dengan sikap hati nurani yang murni. Dalam Alkitab Perjanjian Baru hati nurani diterjemahkan dari kata Yunani “syneidesis” yang sering dipakai dalam Injil dan surat-surat kiriman.
Dalam Yohanes 8:9 dikisahkan tentang sikap Yesus kepada orang-orang yang mau menghakimi perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah. Ketika Yesus berkata siapa yang tak berdosa boleh melempar atau menghakimi. Dan semua orang yang mau menghakimi dituduh oleh hati nurani mereka sehingga tak ada yang berani menghakimi. Jadi sesuai dengan asal kata “syneidesis” hati nurani mengandung pengertian menghakimi atau penghakiman moral atas perbuatan yang dilakukan secara sadar. Jadi hati nurani orang percayalah yang pertama menghakimi dirinya bila melalaikan tanggung jawabnya sebagai pengikut Krisus. Itulah alasan para rasul untuk memotivasi para pengikut Kristus untuk hidup dipenuhi Roh Kudus maka hati nuraninya akan semakin murni. Hal itu berarti hati nurani untuk menghakimi diri sendiri akan berjalan dengan baik. Lebih jelasnya lagi suara hati akan terus menasehati diri sendiri. Bila terus terpelihara dengan baik maka kemurnian hati akan semakin terbentuk menjadi hari yang bijaksana sehingga tindakan akan karakter akan semakin tepat dan baik. (MT)
Hati nurani adalah hakim yang adil untuk menghakimi diri sendiri.