Kamis 13 Mei 2021
HARAPAN – IMAN – KASIH
Harap : – Iman – Harapan – kasih
Bacaan sabda : Ibrani 6:9-20
Yeremia 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Pengharapan dapat disimpulkan adalah kebutuhan phisikologis dan juga kebutuhan biologis bagi semua orang yang menatap dan merancang masa depannya. Tentu saja semua manusia mempunyai pengharapan walaupun kadang-kadang tidak ada alasan-alasan logis untuk berharap. Tetapi hampir semua kegiatan manusia digerakkan oleh adanya pengharapan. Contohnya rasul Paulus membuat suatu pernyataan bahwa “pembajak harus membajak dalam pengharapan” (1 Korintus 9:10). Pengharapanlah yang membuat pekerjaan terasa indah dan menyenangkan. Semua orang yang tekun belajar karena berharap ke depan akan terbentuk menjadi orang yang pintar. Semua atlet berlatih dengan giat karena berharap pada suatu saat dia berhasil memenangkan suatu kompetisi, bila perlu keluar menjadi seorang juara.
Dalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu berbicara banyak tentang pengharapan. Walaupun pengharapan terkadang irasional tetapi selalu ada alasan untuk berharap. Rasul Paulus menyatakan bahwa ada yang harus selalu ada dalam hidup orang percaya yaitu iman, harapan dan kasih. (1 Korintus 13:13). Ketiga-tiganya perlu dan penting tak boleh dipisahkan, karena bila tidak ada salah satu akan terjadi kepincangan. Iman tanpa kasih adalah kesia-siaan. Pengharapn tanpa kasih hanyalah optimis yang tidak terarah. Iman tanpa pengharapan adalah suatu percaya diri belaka tanpa tujuan yang jelas. Tak perlu lagi dijelaskan, firman Tuhan sudah sangat tegas menyatakan bahwa iman, harap dan kasih adalah kesatuan yang tak terpisahkan dan harus ada dan menetap dalam hidup pengikut kristus. Jadi saat nabi Yeremia mengatakan diberkatilah orang yang berharap kepada Tuhan hal itu berarti diberkatilah orang yang beriman dan mengasihi Tuhan juga. Ibrani 9 adalah suatu anjuran penulis kepada jemaat yang dilanda penganiayaan sehingga mulai kehilangan iman, harap dan kasih kepada Tuhan Yesus.
Dalam kondisi menderita berkepanjangan terjadi gejala kemurtadan para pengikut Kristus. Penulis Ibrani yang menunjukkan suratnya kepada Kristen Yahudi yang tersebar di wilayah kekaisaran Romawi supaya tetap setia mengikut Kristus. Penulis Ibrani melihat fakta bahwa pengikut Kristus masih berusaha berjuang mempertahankan imannya sehingga dia berusaha mengingatkan mereka akan kebaikan Allah. Dengan membangkitkan lagi pengharapan mereka akan kepastian keselamatan dalam Kristus. Ketika pengharapan kepada Kristus semakin teguh iman mereka pun makin kuat. Bersamaan dengan itu kasih kepada Kristus pun semakin mendalam. Mereka bukan saja tidak murtad melainkan bertumbuh semakin dewasa dalam Kristus. (MT)
Iman tanpa kasih adalah kesia-siaan, pengharapan tanpa kasih hanyalah optimis yang tak terarah, iman tanpa pengharapan hanyalah percaya diri tanpa tujuan.