Selasa 11 Mei 2021
HALELUYA – PUJILAH YAHWE
Haleluya : – Liturgis – Pujilah Yahwe – Penulis Mazmur
Bacaan Sabda : Mazmur 135:1-21
Mazmur 135:1-3 “Haleluya! Pujilah nama TUHAN, pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, “hai orang-orang yang datang melayani di rumah TUHAN, di pelataran rumah Allah kita! “Pujilah TUHAN, sebab TUHAN itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah!”
Haleluya adalah kata-kata liturgis yang biasanya disebutkan secara bersama dalam ibadah umat Israel. Tetapi ada kalanya diucapkan secara spontan untuk meresponi janji-janji Allah kepada umat-Nya. Haleluya disalin dari kata Ibrani “Halelu-yah” artinya pujilah Yahwe. Dalam kitab Mazmur ada kurang lebih 24 kali ditulis yang kadang-kadang di awal dan akhir pasal. Haleluya ini dalam kitab Mazmur ditulis pada Mazmur yang tidak diketahui penulisnya secara jelas, sehingga ada anggapan Mazmur tanpa penulis ini adalah Mazmur yang umumnya dikumandangkan pada ibadah umat. Karena sangat umum dikumandangkan sebagai pujian bagi Allah maka tak perlu lagi disebutkan menjadi Mazmur seseorang seperti Mazmur Daud dan penggubah Mazmur lainnya. Khususnya kata haleluya sudah merupakan sebutan baku dan umum digunakan dalam kebaktian di Bait Allah sesudah umat pulang dari pembuangan.
Dalam Perjanjian Baru “Haleluya” terus digunakan dalam ibadah umat Kristen seperti yang ditulis dalam Wahyu 19. Kata Haleluya adalah ungkapan spontan untuk merespon kebaikan Tuhan. Jelas bahwa arti haleluya yang dalam bahasa Indonesia adalah pujilah Tuhan hendaklah diucapkan keluar dari hati yang tulus karena mengenal Tuhan dan segala kebaikan-Nya. Sebagian besar Mazmur Haleluya sangat berperan penting dalam ibadah di rumah sembahyang orang Yahudi. Tetapi dalam Mazmur 113 – 118, biasa disebut “Hallel Mesir” karena dinyanyikan pada hari raya paskah untuk memperingati keluarnya umat Israel dari perbudakan di Mesir.
Ajakan untuk memuji Tuhan dengan mengucapkan Haleluya mempunyai alasan dan dasar yang kuat:
- Dasar pertama adalah mengajar umat untuk mempunyai, mengalami dan membangun hubungan Perjanjian yang menyelamatkan dengan Allah. Hal itu penting untuk menyakinkan diri umat bahwa Allah aktif dan selalu memprakarsai tindakan-Nya untuk menyelamatkan umat melalui peristiwa-peristiwa sejarah.
- Dasar ke dua adalah Allah itu hidup dan nyata melalui fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang terkadang menyulitkan hidup manusia. Dalam hal ini ada janji penyertaan Allah secara khusus kepada umat-Nya.
- Dasar ketiga adalah Allah itu selalu dekat dengan umat-Nya.
Jadi ketika umat mengucapkan Haleluya, dia sedang memuji Tuhan sekaligus mengajak umat lain memuji Tuhan karena Allah itu adalah Allah yang membangun hubungan, berprakarsa untuk menyelamatkan dan selalu rindu hidup dekat dengan umat-Nya. (MT)
Meresponi kebaikan Allah dengan menyerukan Yahwe haruslah tulus, tidak boleh latah ya…