Senin 10 Mei 2021
HAKIM – MENGHAKIMI
Hakim : – Menghakimi – Kritis – Berpendapat
Bacaan Sabda : Kisah Rasul 16:26-40
Mazmur 46:2-4 “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela”
Kalau orang percaya menghakimi hendaklah ditujukan untuk menghakimi diri sendiri dalam pengertian memutuskan sendiri apa yang benar untuk dilakukan (Lukas 12:57) Tuhan Yesus sendiri melarang pengikut-Nya menghakimi, karena biasanya manusia menghakimi menurut apa yang dilihat dalam tampak luar sehingga sering terjadi kesalahan atau tidak adil. (Yohanes 7:24) Orang Yahudi ditegur Yesus karena umat Yahudi cenderung menghakimi orang lain menurut ukuran atau standar kebenaran mereka sendiri. Tuhan Yesus memerintahkan agar pengikut-Nya menalar secara kritis dan mengemukakan pendapat dengan cermat tetapi harus menghindari sikap menghakimi.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan logis untuk tidak menghakimi:
- Menghakimi itu akan menjadi bumerang yang membahayakan diri sendiri. (Matius 7:1) “Jangan kamu menghakimi supaya kamu jangan dihakimi”. Dalam hal ini sesungguhnya Yesus sedang mengecam sikap mencela kesalahan orang lain, dalam waktu yang sama mengabaikan kesalahan sendiri. Yesus tak menyangkal pentingnya menggunakan persepsi terhadap kesalahan tetapi tidak perlu sampai menghakimi. Tetapi ayat ini tidak boleh dipakai untuk melalaikan mengadakan disiplin dalam gereja.
- Biasaya atau secara umum kita tidak mempunyai kecakapan yang memadai untuk menghakimi. Ketika perempuan tertangkap berbuat zinah dibawa kepada Yesus untuk meminta pendapat Yesus tentang penghakiman yang dijatuhkan kepada perempuan itu jelas menunjukkan mereka tak mampu menghakimi. Jawaban Yesus membuktikan mereka bukan hanya tidak mampu tetapi tak berhak menghakimi.
- Menghakimi orang lain bukanlah wewenang kita. Roma 14:4 “Siapakah kamu sehingga menghakimi orang lain? Entah ia berdiri entah dia jatuh itu adalah urusan tuannya sendiri.” Tuhan Yesus menandaskan bahwa hanya Tuhanlah yang berhak mengampuni manusia.
Jadi daripada berbuat salah dan mendatangkan masalah terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain usahakan jangan pernah menghakimi orang lain. Bersikap kritis dan menghakimi sangat sulit dibedakan. Untuk menghindari terjadinya pennghakiman maka jangan terlalu mudah mengkitik. Menghakimi dan memberi pendapat pastilah berbeda, tetapi ada kecenderungan melanjutkan mengemukakan pendapat dengan membuat kesimpulan bersifat menghakimi. Sebab itu bila pendapat hendaklah cermat dan siap dikoreksi. (MT)
Daripada berbuat kesalahan dan menyakiti orang lain lebik baik hindari menghakimi.