Rabu 24 Februari 2021
BAPTISAN – SAKRAMEN
Baptisan : – Sakramen – Calon baptisan – Cara baptisan
Bacaan Sabda : Matius 28:16-20; Markus 16:15-18
Roma 8:14-15 “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Baptisan adalah satu dari dua sakramen yang dilaksanakan umat Kristen khususnya Kristen Protestan. Sakramen adalah ritual yang diperintahkan Tuhan Yesus untuk terus dilaksanakan dan dilanjutkan oleh gereja. Jadi baptisan bukanlah pilihan yang bisa dilakukan dan bisa juga tidak dilakukan. Baptisan adalah perintah yang harus dilaksanakan. Memberitakan Injil dan mengajar dalam hal menindaklanjuti percaya dengan mendewasakan adalah bagian dari Amanat Agung Kristus. Dibaptis dengan air adalah suatu upacara yang memberi kesempatan kepada orang percaya mengikrarkan iman dan kesediaan meninggalkan semua dosa-dosa dan perbuatan salah dan jahat serta suatu ikrar yang tulus untk mengabdi kepada Kristus.
Pertanyaan yang perlu dijawab siapakah yang menjadi calon baptisan atau penerima baptisan itu. Sebenarnya jawabannya sudah jelas, bahwa syarat penerima baptisan adalah penerima Injil, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya. Dan kita hanya mengenal mereka dari pengakuannya. Kita jangan mencoba membaca hati seseorang dan juga jangan pernah memberikan diri untuk dihakimi. Calon baptisan adalah orang-orang petobat baru yang mau secara tegas mengikrarkan pengakuan imannya kepada Yesus Kristus. Faktanya dalam Perjanjian Baru bahwa diberikan kepada orang dewasa, tetapi dalam perkembangannya gereja sudah melaksanakan baptisan kepada anak-anak, bahkan anak bayi yang baru berusia beberapa bulan. Gereja yang membaptis anak-anak tentulah mempunyai alasan-alasan Alkitabiah. Kemungkinan besar adalah mensejajarkan sunat dengan baptisan yang sama-sama tanda perjanjian Allah. Umat Israel membawa anak-anak untuk disunat pada hari ke delapan setelah kelahirannya. Gereja yang membaptiskan anak-anak berpendapat bahwa tanda-tanda perjanjian Allah bisa berubah, tetapi janji Allah pasti tidak berubah.
Kemudian cara baptisan yang benar diselam atau dipercikkan? Dalam hal ini tentu tak perlu memberi kesimpulan yang benar atau yang salah, karena gereja sudah bersepakat tak perlu mempermasalahkan cara, yang harus adalah dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tetapi yang mempraktekkan cara selam adalah menggunakan alasan etimologi kata baptizo dalam bahasa Indonesia “baptis” artinya diselamkan. Faktanya juga dalam praktek Yohanes pembaptis, membaptis di sungai Yordan dan orang-orang yang dibaptis masuk ke dalam sungai jelas bahwa cara yang tepat adalah selam. Tetapi sekali lagi tak perlu mempermasalahkan cara, yang penting medianya adalah air. (MT)
Cara biasa berbeda tetapi esensinya tetap sama yaitu dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.