Minggu 21 Februari 2021
BAPTISAN – PERJANJIAN DALAM LAMBANG
Baptisan : – Perjanjian Abraham – Sunat – Materai
Bacaan Sabda : Kolose 2:6-23
Roma 4:11 “Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka”
Sunat adalah merupakan pintu masuk kepada perjanjian Allah kepada Abraham, walaupun faktanya Abraham percaya dulu kepada Allah baru disunat. Itulah sebabnya rasul Paulus menyatakan bahwa sunat adalah merupakan meterai yang menguatkan dan mengsahkan perjanjian Allah kepada Abraham. Kalau disejajarkan dengan baptisan Kristen, maka baptisan adalah pintu memasuki sahnya keselamatan, walaupun baptisan itu sendiri tidak menyelamatkan. Tetapi baptisan adalah meterai yang merupakan wujud lahiriah sebagai tindakan untuk sahnya iman, jadi percaya dulu baru dibaptis, bukan sebaliknya.
Dalam Efesus 1:13, rasul Paulus menyatakan ketika Injil diberitakan maka orang percaya kemudian di meteraikan oleh Roh Kudus. Dimeteraikan dengan Roh Kudus tentunya peristiwa spiritual dan wujudnya adalah baptisan. Dalam Kolose 2:11 adalah usaha rasul Paulus menjelaskan kesejajaran sunat Perjanjian Lama dengan baptis dalam perjanjian baru. Jadi makna sunat bagi Abraham sama dengan makna baptisan bagi orang Kristen. Dalam kejadian 17 diterangkan bahwa Abraham setelah dihidupkan memasuki hidup yang baru atau manusia baru setelah disunat. Sedangkan dalam Roma 6:3-4, rasul Paulus menyatakan bahwa orang percaya yang memberi diri dibaptis telah mati dan bangkit bersama Kristus untuk memperoleh hidup yang baru. Jadi baptisan bagi orang Kristen adalah suatu kenyataan dan keputusan tegas sebagai wujud kepercayaannya kepada Yesus. Dalam hal ini orang percaya memproklamirkan di hadapan umum dalam bentuk lambang bahwa dia telah mati dan bangkit bersama Kristus.
Mempertahankan cara baptisan selam adalah untuk mendekatkan arti yang dilambangkan. Karena saat peserta baptisan diselamkan ke dalam air dia membuat janji untuk siap mati bagi Kristus dan saat dia keluar dari air dia mengharapkan dan meyakini akan bangkit bersama Kristus. Dalam perjanjian Baru ritual sunat sudah tidak wajib lagi karena sudah diganti dengan baptisan. Dalam Roma 2:29, rasul Paulus menjelaskan bahwa sunat adalah merupakan sunat hati atau sunat rohani. Sunat rohani adalah merupakan istilah untuk pertobatan atau perubahan perilaku yang bersumber dari pembaharuan hati. Jadi sangat jelas kesejajaran antara sunat dengan baptisan. Baptisan adalah juga sebagai tanda pertobatan. Dalam hal ini adalah pertobatan pokok dalam pengertian berbalik arah tujuan hidup. Tujuan hidup dari menuju kebinasaan menjadi keselamatan.(MT)
Pertobatan tidak cukup dilambangkan tetapi harus dinyatakan atau dipraktekkan.