Senin 25 Mei 2020
SALOMO – PEMIMPIN GAGAL
Salomo : – Pecinta yang liar – Pemimpin yang gagal – Penyembah yang buruk
Bacaan Sabda : 1 Raj. 11:1-13
1 Raja-raja 11:11 “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.”
Cinta eros atau cinta antar lawan jenis sesungguhnya adalah pemberian Allah yang indah dan penuh arti kepada manusia. Jadi semua manusia harus menerima dan menghargainya dengan baik. Hanya saja harus dikuasai dan diatur sedemikian rupa agar tidak menjadi liar. Salomo adalah raja yang bijaksana karena mampu memimpin bangsa Israel dengan baik. Tetapi ternyata dia tidak mampu memimpin bangsa Israel dengan baik. Tetapi ternyata dia tidak mampu memimpin dan menguasai dirinya sendiri. Salomo menyalahgunakan kedudukannya sebagai raja mencintai dan mengawini banyak wanita. Salomo yang pada awal pemerintahannya mengasihi Allah dengan sepenuh hati, dalam pemerintahannya berikut berubah menjadi pencinta wanita tanpa kendali. Salomo awalnya adalah orang pemimpin yang berhasil tetapi karena tidak mampu memimpin diri sendiri dia menjadi pemimpin yang gagal.
Kegagalan Salomo dimulai dengan penyalahgunaan kekuasaan, kebijaksanaan dan kekayaannya menjadi sarana pemuas nafsu. Hal itu menuntunnya secara pasti terlibat kepada penyembahan berhala dan dosa. Para istri-istri yang berasal dari berbagai bangsa itu telah mempengaruhi Salomo terlibat kepada penyembahan berhala. Istri-istri adalah merupakan pemberian bangsa lain sebagai upeti untuk membangun persekutuan dengan Raja Salomo. Hal itu justru menciptakan persekutuan-persekutuan yang tidak Kudus dengan bangsa lain. Tidak Kudus karena Salomo justru terpengaruh kepada bangsa-bangsa penyembah berhala. Dengan sikap memperistri bangsa lain Salomo sudah melanggar perintah Allah, ditambah lagi dengan berpoligami semakin memperburuk keadaan karena melakukan pelanggaran berlapis.
Atas dosa berlapis-lapis yang dilakukan Salomo, Tuhan telah menampakan diri dua kali kepada Salomo (1 raja-raja 11:9) artinya Tuhan secara langsung mengingatkannya. Dalam hal ini Tuhan memberi kesempatan kepada Salomo untuk bertobat. Tetapi Salomo tetap mengeraskan hati dan tidak bertobat. Mungkin saja Salomo tak mau lagi bertobat, karena menurutnya dosanya tidak lagi terampuni. Itulah alasannya menulis tiga kitab karyanya agar jangan pernah ada orang beriman hidup seperti dirinya. Kemurtadan Salomo menjelaskan bahwa sekedar pengetahuan akan Allah dan Firman-Nya tidak cukup membuat seseorang tidak berdosa dan tidak murtad. Daud tidak pernah terlibat kepada penyembahan berhala. Demi Daud lah Allah masih menjaga kelestarian keturunan Salomo yaitu kerajaan Yehuda. (MT)
Kegagalan terbesar dimulai dengan kegagalan menguasai diri sendiri.