Sabtu 23 Mei 2020
SALOMO – BERDOA DENGAN BERLUTUT
Salomo : – Berdoa – Berlutut – Berdosa
Bacaan sabda : 1 Raj. 8:54-61
1 Raja-raja 8:54 “Ketika Salomo selesai memanjatkan segala doa dan permohonan itu kepada TUHAN, bangkitlah ia dari depan mezbah TUHAN setelah berlutut dengan menadahkan tangannya ke langit.”
1 Raja-raja 11:3 “Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.”
Berdoa dengan sikap berlutut adalah suatu tindakan untuk merendahkan hati di hadapan Allah. Salomo adalah seorang raja Israel yang berdoa sambil berlutut untuk mewujudkan kesungguhannya. Sekiranya sikap hati dan hidup Salomo bertahan terus seperti sikap berdoanya sudah dapat dipastikan hidupnya tidak akan berakhir dengan memalukan. Seandainya saja sikap Salomo terus berlutut secara pribadi dan di hadapan umum tentu sejarah hidupnya tidak akan berakhir dengan tragis.
Rasul Paulus mengingatkan sikap jemaat Galatia yang memulai dengan baik tetapi mengakhiri dengan buruk. “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah memulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhiri di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!” (Galatia 3:3-4). Raja Salomo memulai dengan baik tetapi mengakhiri dengan buruk. Raja Salomo sendirilah yang mengakui betapa sia-sianya kehidupan yang dijalani tanpa Allah. Ada dua sisi kehidupan yang dijalani oleh raja Salomo :
- Pada satu sisi Salomo mengawali kepemimpinannya atas umat Allah dengan baik. Pada saat ini Salomo taat kepada Allah. Dia sujud menyembah Allah. Karunia hikmat yang diterima dari Allah dioperasikan dengan baik dan benar sesuai petunjuk Allah. Kehidupannya baik dan benar karena menjadikan firman Allah sebagai standar dalam bersikap. Raja Salomo yang membangun bait Allah dan istana yang megah menjadi sangat terkenal. Raja Salomo menjadi sangat kaya dan tersohor hingga dikagumi oleh banyak bangsa. Ratu dari negeri Syeba melihat dari dekat dan membuat pengakuan tentang keagungan dan kebijaksanaan raja Salomo yang membawa umat Israel pada puncak kejayaannya.
- Pada sisi lain kehidupan yang dijalani oleh raja Salomo adalah masa suram karena kehidupan glamour tak terkendali yang dijalaninya sangat menyimpang dari firman Allah. Sanjungan demi sanjungan telah menjatuhkan martabat dan moralnya. Tanpa merasa bersalah Salomo melampiaskan nafsu birahinya melalui gaya hidup berpoligami yang tak terkendali. Istri-istrinya yang banyak itu telah berhasil membelokkan hatinya hingga tidak setia kepada Allah. Tragedi Salomo ini bukan saja karena gaya hidup berdosanya. Dalam kitab Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung, Salomo menulis, nasehat-nasehat dan petuah, tak sekalipun dia menyatakan penyesalan. (MT)
Kehidupan berdoa yang tak dipertahankan dapat berubah menjadi kehidupan berdosa tanpa penyesalan.