Senin 18 Mei 2020
ABSALOM – ANAK DAUD YANG DURHAKA
Absalom : – Anak Daud – Durhaka – Mati mengenaskan
Bacaan Sabda : 2 Sam. 18:1-23
2 Samuel 18:33 “Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: “Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!”
Semakin jelas tak perlu diragukan lagi, suatu kebenaran sejati yang ditetapkan Allah berdasarkan hikmat-Nya yang sempurna untuk keluarga. Ketetapan Allah itu adalah monogami yang berarti hanya seorang istri untuk seorang suami dan hanya seorang suami untuk seorang istri. Hukum monogami adalah kebenaran absolut, setiap pelanggaran terhadap kebenaran pastilah berakibat buruk. Akibat buruknya tidak selalu langsung dialami para pelakunya tetapi berakibat buruk ke generasi berikutnya. Jadi para umat yang berpoligami bisa saja merasa aman tetapi saudara mati, dengan meninggalkan masalah besar ke anak cucu saudara. Hal itulah yang menimpa raja Daud yang sempat merasa aman dengan poligaminya. Tetapi pada masa hidupnya dia harus sudah menanggung akibat buruk dari poligaminya.
Absalom anak kebanggaannya karena bertumbuh menjadi seorang pemuda tampan. Dia seorang anak muda yang mempunyai watak dan harapan masa depan yang gilang gemilang. Absalom pemuda parlente dengan penampilan yang sangat menarik. Latar belakang keluarganya yang pelik dan semrawutlah yang menyeretnya menjadi anak yang durhaka. Kesemrawutan keluarganya terjadi karena sang ayah hidup berpoligami, dialah raja Daud. Betul Daud adalah raja yang takut kepada Allah dan hidup dekat dengan Allah. Daud telah diampuni Allah atas poligaminya yang jahat dengan Batsyeba. Tetapi akibat dari kesalahan dan kejahatannya tetap harus ditanggung. Dalam hal ini raja Daud cukup bertanggung jawab. Itulah sebabnya dia rela dan ikhlas menanggung semua hal buruk yang menimpanya.
Kedurhakaan Absalom bukanlah tanpa alasan. Alasannya juga cukup logis dan bisa diterima. Absalom sudah mengetahui bila saudara tirinya ada beberapa orang yang tentunya berkeinginan untuk menggantikan ayahnya yang sudah tua untuk menjadi raja. Hal itulah yang menjadi alasan Absalom mengkudeta ayahnya. Raja Daud menghindar mencegah terjadinya bentrok langsung dengan anaknya. Raja Daud mengingatkan rakyatnya juga agar tidak mencelakai Absalom. Tetapi Yoab seorang panglima perang Daud mengetahui hukum perang. Membunuh Absalom adalah lumrah dan wajib untuk memenangkan pertempuran. Hal itu membuat Daud sedih dan menangisi Absalom yang seharusnya dikasihi dan diampuni bukan ditewaskan. Tetapi tangisannya sudah terlambat. Itulah buruknya poligami. Daud hidup menjadi raja yang sukses tetapi tidak bahagia akibat ulahnya berpoligami. (MT)
Kesalahan akan membuahkan kesulitan, kesulitan bisa segera tetapi bisa kemudian.