Jumat 15 Mei 2020
ABIGAIL – WANITA BIJAK
Abigail : – Istri Nabal – Wanita bijak – Tetap suatu kesalahan
Bacaan sabda : 1 Sam. 25:2-44
1 Samuel 25:40-41 “Para hamba Daud datang kepada Abigail di Karmel dan berkata kepadanya, demikian: “Daud menyuruh kami kepadamu untuk mengambil engkau menjadi isterinya. Lalu bangkitlah perempuan itu berdiri, sujudlah ia menyembah dengan mukanya ke tanah sambil berkata: “Sesungguhnya, hambamu ini ingin menjadi budak yang membasuh kaki para hamba tuanku itu.”
Pasangan Nabal dan Abigail boleh disebut pasangan yang seimbang dalam pengertian seiman karena mereka adalah sama-sama umat Allah. Tetapi dari segi karakter mereka adalah pasangan yang tidak seimbang. Nabal berkarakter buruk karena kasar dan jahat kelakuannya, sedangkan Abigail berkarakter mulia bijak dan juga cantik. Keluarga ini sangat kaya, tetapi dapat dipastikan Abigail kurang bahagia. Nabal adalah petani sukses tetapi tidak disukai banyak orang. Sikap sombong dan takaburnya telah menimbulkan amarah Daud dan rombongan yang mengikutinya. Padahal kehadiran Daud dan rombongannya di daerah itu telah membuat Nabal dan seluruh keluarganya menjadi sangat aman. Kamarahan Daud sangat memuncak hingga hampir saja melakukan tindakan yang salah dan berpotensi mencemarkan nama Daud. Pada saat kemarahan Daud memuncak, Abigail pun menunjukkan kebijaksanaannya. Dia datang memenuhi kebutuhan Daud dan rombongannya. Abigail sesungguhnya sudah cukup lama ingin melepaskan diri dari Nabal suaminya. Tetapi Abigail adalah wanita bijaksana. Dia tidak mau bertindak menghakimi suaminya. Dia berketetapan hati setia kepada suaminya walaupun hal itu tidak mudah. Abigail pula yang menganjurkan agar raja Daud pun tidak menghakimi Nabal. Abigail dengan kebijakan dari Tuhan berhasil meredakan kemarahan Daud. Daud pun tak melakukan kesalahan yang tidak perlu. Betul juga doa Abigail ternyata Nabal meninggal saat mengadakan perjamuan di rumahnya.
Hanya sekitar dua minggu setelah Abigail meredam kemarahan raja Daud, agar raja tidak menghakimi Nabal, Allah telah turun langsung menghakimi Nabal. Tuhan menghukum Nabal. Daud sangat bersyukur kepada Tuhan karena mendengarkan nasehat Abigail yang bijaksana dia terhindar dari berbuat jahat. Abigail sesuai dengan arti namanya “yang menyenangkan hati Bapa”. Kita pun haruslah terpanggil menyenangkan hati Bapa kita yang di sorga. Karena kebijakan Abigail ternyata Daud menjadi jatuh cinta. Dengan cepat dia melamar Abigail jadi istrinya. Biasanya bila raja yang berkehendak rakyat biasa tak berdaya untuk mengelak. Daud membuat keputusan yang salah dengan memperistri Abigail. Buat sementara sepertinya Daud merasa aman dengan keputusannya. Mungkin saja dia merasa tindakannya itu adalah untuk menolong Abigail. Itulah budaya kerajaan. Rakyat tak menganggap itu sebagai kesalahan. Padahal Alkitab menjelaskan itu tetap suatu kesalahan, karena berakibat buruk bagi keluarganya ke depan. (MT)
Kebijakan seorang wanita terwujud melalui kesetiaannya.