Rabu 13 Mei 2020
SIMEI – SANG PENJILAT
Simei : – Penjilat – Meninggalkan yang kalah – Memihak yang menang
Bacaan Sabda : 2 Sam. 16:5-13; 2 Sam. 19:16-23
2 Samuel 19:20-21 “Sebab hambamu ini tahu bahwa hamba telah berbuat dosa; dan lihatlah, pada hari ini akulah yang pertama-tama datang dari seluruh keturunan Yusuf untuk menyongsong tuanku raja. Lalu berbicaralah Abisai, anak Zeruya, katanya: “Bukankah Simei patut dihukum mati karena ia telah mengutuki orang yang diurapi TUHAN?”
Si penjilat memang adalah pribadi yang sangat menyebalkan, baik bagi atasan maupun bagi kerabat kerjanya. Ada juga sih atasan atau pemimpin yang menikmatinya. Bila itu terjadi berarti pemimpin dan si penjilat sama kualitasnya. Berbeda dengan seorang pemimpin berkualitas seperti Daud. Raja Daud mengenal Simei adalah seorang penjilat yang bersikap baik di hadapan raja Daud. Pada masa jaya raja Daud dia sungguh berpihak kepada raja Daud. Tentu ada banyak sanjungan dari Simei kepada raja Daud, tetapi tentu saja raja tidak terpengaruh apalagi sampai tersanjung. Raja Daud yang takut akan Tuhan tidak mendiskreditkan Simei tetapi berusaha membina Simei agar mau meninggalkan sifat penjilatnya. Karena penjilat merugikan semua pihak termasuk dirinya sendiri.
Sebelum Simei merubah sikapnya yang buruk itu raja Daud sudah tua atau bintang Daud pun meredup. Absalom salah seorang anak yang dibanggakan tega mengkudetanya. Saat Daud harus melarikan diri, Simei tiba-tiba saja mengolok-olok Daud dengan kata-kata penghakiman penuh kebencian. Simei pun melempari raja Daud layaknya seperti melempari seekor anjing. Begitu cepat Simei melontarkan hinaan dan kutukan kepada raja Daud. Jelas bahwa tujuan utama Simei adalah untuk menjilat Absalom.
Begitulah sikap penjilat, begitu mudahnya meninggalkan yang kalah dan segera memihak kepada yang menang. Si penjilat tidak pernah memperhitungkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Karena dia cenderung mendukung yang menang dan melemahkan yang salah. Dia tidak memihak kepada yang benar tetapi memihak kepada yang menang. Bila temannya salah akan dihakimi dan dizolimi. Lihatlah Simei si penjilat. Begitu Daud menang atau bintang Daud bersinar lagi, Simei adalah orang yang pertama sujud menghormati Daud, serta mengucapkan kalimat yang penuh dengan aroma penjilat. Dia mohon pengampunan dengan sikap yang betul-betul kelihatan seperti orang tulus dan rendah hati. Simei si penjilat betul-betul mempunyai watak yang buruk dan sangat rendah. Raja Daud tidak sedikitpun menunjukkan keinginan balas dendam. Daud mengampuni bahkan bersumpah untuk melindunginya dari pecinta Daud yang masih dendam atas sikapnya kepada raja yang mereka kasihi. Daud mewujudkan sikap takut kepada Tuhan sebagai pribadi yang pasrah dalam kekalahan dan murah hati dalam kemenangan. Menarik juga karena malapetaka yang menimpa Daud mengungkapkan siapa yang setia dan siapa pecundang, pengkhianat dan penjilat.(MT)
Si penjilat merugikan semua orang termasuk dirinya sendiri.