Kamis 07 Mei 2020
DAUD – SANG PENYEMBAH
Daud : – Sang penyembah – Rencana pembangunan – Rencana yang ditolak
Bacaan sabda : 2 Sam. 7:1-17
2 Samuel 7:2-3 “Berkatalah raja kepada nabi Natan: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda. Lalu berkatalah Natan kepada raja: “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau.”
Daud adalah seorang penyembah Allah yang tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya di mana dan kapan saja ada waktu menyembah Allah dia dapat melakukannya dengan baik. Hal itu dapat dimengerti dari semua Mazmur gubahannya yang menggambarkan bagaimana, kapan dan dimana Daud menyembah Allah. Tetapi bukan berarti Daud menentang penyembahan kepada Allah di tempat dan pada waktu tertentu. Bagi Daud menyembah Allah di semua tempat dan waktu atau tidak terikat pada tempat dan waktu adalah hal yang baik dan benar yang memberikan rasa dan pengalaman spiritual yang istimewa. Dan menyembah Allah pada tempat dan waktu tertentu juga memberikan rasa dan pengalaman yang mempunyai nilai indah dan menakjubkan. Dua-duanya benar dan penting serta harus dipraktekkan karena melengkapi dan menggairahkan hidup kerohanian. Hal itulah yang memotivasi Daud merencanakan membangun bait Allah sebagai satu tempat kudus untuk menyembah Allah dan tempat umat bersekutu menikmati hadirat Allah. Daudpun berkeputusan yang tegas dan tak tergoyahkan untuk membangun rumah Tuhan yang harus lebih bagus dan kokoh dari rumah kediamannya sendiri.
Bertahun-tahun dia berdoa dan memusatkan perhatian dan pikirannya kepada proyek besar ini. Setelah rencananya matang Daud mencetuskannya kepada nabi Natan. Nabi Natan yang menilainya sebagai rencana yang baik sangat merestuinya. Daud mewujudkan rencananya dengan mulai menghemat dan juga siap merelakan hartanya demi terlaksananya proyek besarnya ini. Ternyata tiba-tiba nabi Natan datang lagi menjelaskan pesan Allah. Nabi Natan ditugaskan memberitahukan kepada Daud bahwa bukan dia yang akan melakukan proyek besarnya itu. Proyek itu akan dilaksanakan oleh orang lain, bukan oleh Daud. Tentu hal itu sangat mengecewakan Daud, tetapi dia berhasil menghadapi kekecewaannya dengan baik dan benar. Ada alasan yang tepat membuat Daud tidak perlu kecewa. Daud sebagai seorang perencana proyek itu pun sudah cukup membanggakannya. Paling tidak dia membuat sebuah rencana yang direstui oleh Allah. Daud ternyata bukan hanya perencana yang direstui Allah. Daud juga diperkenankan sebagai penyedia segala material untuk membangun rumah Tuhan. Dengan sangat bersukacita Daud memberi pesan kepada anaknya Salomo untuk melaksanakan proyek besar itu sampai tuntas. Sebagai penyembah Tuhan yang baik dan benar, Daud selalu menjauhkan diri dari sikap memuliakan diri sendiri karena kebahagiaannya adalah memuliakan Tuhan. (MT)
Bila ingin tak terperangkap kepada sikap ingin dipuji jadilah penyembah Allah yang baik.