Senin 30 September 2019
BERUSAHA MAKSIMAL
1 Tawarikh 27-28; Zakaria 12; Yohanes 7:1-24
Ayat Mas / Renungan
1 Tawarikh 28:20 “Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.”
Tidak seperti suksesi kepemimpinan bangsa Israel dari Saul ke Daud yang tergolong menyimpang sebagai negara monarki, suksesi dari Daud ke Salomo cukup berjalan dengan baik. Dengan sangat hati-hati suksesi kepemimpinan pemerintahan monarki itu dijalankan. Raja Daud bukan saja memberi nasehat kepada anaknya Salomo, tetapi juga memberi keteladanan yang kuat. Misi pembangunan bait suci merupakan fokus utama Daud. Raja Daud sudah sangat jelas mengetahui bukan dia tetapi anaknya Salomolah yang melaksanakan proyek pembangunan tersebut. Bukan karena Daud tidak mampu, tetapi sesuai dengan petunjuk dan kehendak Allah. Daud tunduk kepada Allah. Daud diijinkan Allah hanya untuk mempersiapkan material pembangunan. Raja Daud betul-betul mempersiapkannya dengan lengkap. Bukan hanya material fisik gedung tetapi juga instrumen interior bait Suci juga dipersiapkan. Rencana pembangunan dipersiapkan cukup lengkap, hingga kepada personal pelayan di Bait suci bila pembangunan sudah selesai. Raja Daud menerima banyak masalah yang ditinggalkan oleh raja Saul yang digantikannya.
Masalah utama adalah kondisi kerohanian yang sangat terpuruk. Kemudian terpecahnya rakyat Israel, kemudian masalah ekonomi yang sangat terpuruk. Dengan pertolongan Allah raja Daud dapat memperbaiki kondisi tentu dengan perjuangan yang tidak mudah. Berdasarkan pengalamannya, raja Daud tak ingin mewariskan berbagai masalah kepada anaknya Salomo. Raja Daud tentu bukanlah sosok pemimpin yang sempurna, tetapi dia telah berjuang meminimalisir kesalahan selama kepemimpinannya. Dia juga bukanlah sosok ayah yang sempurna, tetapi dia sudah berjuang maksimal menjadi seorang ayah yang memberi keteladanan kepada anaknya. Saat Daud menyerahkan kepemimpinan kepada anaknya Salomo, dia mengawasi suksesi itu dengan baik. Kerajaan Israel sebagai umat pilihan Allah betul-betul sudah tinggal landas untuk melaju semakin maju. Raja Daud menasehati Salomo agar hidup taat dan setia kepada Allah sebagai syarat mutlak memimpin Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Raja Daud menyemangati anaknya Salomo agar berlindung kepada Allah, dan betul-betul hidup semakin mengenal Allah. Dia harus memiliki pemahaman praktis hidup di jalan Allah dan hidup bersekutu dengan Allah. Sebagai raja Israel kedekatan hidup dengan Allah haruslah menjadi prioritas agar terus hidup seturut kehendak Allah. (MT)
Hidup orang dewasa harus diarahkan berbuat baik semaksimal mungkin untuk generasi selanjutnya.