Minggu 29 September 2019
PENGAKUAN BERNILAI ABADI
1 Tawarikh 25-26; Zakaria 11; Yohanes 6:60-71
Ayat Mas / Renungan
Yohanes 6:68-69 “Jawab Simon Petrus kepada-Nya: Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Peristiwa yang memberi makanan lima ribu orang setelah penggandaan lima roti dan dua ikan sangat mengesankan orang banyak. Orang banyak adalah masyarakat mayoritas yang pada saat itu harus bekerja keras untuk memperoleh makanan sehari-hari. Jadi sangat masuk akal bila mereka selalu berusaha mengikut Yesus kemanapun Yesus pergi. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut mereka menyapa Yesus dengan sangat ramah. Yesus berterus terang menegor mereka yang bermotivasi salah mencari Yesus. Sekiranya mereka mencari Yesus karena tanda ajaib itu berarti mereka sedang mulai belajar mengenal Yesus tentu motivasi mereka betul. Motivasi mereka menjadi salah karena mencari Yesus adalah untuk menikmati kemudahan hidup. Mereka mendamba memperoleh roti tanpa kerja keras. Mereka mendambakan peristiwa manna yaitu roti yang turun dari langit setiap hari terulang lagi. Tuhan Yesus pun memperkenalkan diri sebagai roti yang turun dari sorga dengan berkata “Akulah Roti Hidup”. Bertolak dari konsep roti hidup Yesus pun mulai mengajar orang banyak. Sebagai roti hidup Yesus menjelaskan suatu aspek penting dari pelayanan dan pribadi Yesus. ketika Yesus masuk lebih dalam mengenai makan daging dan minum darah Yesus, orang banyak termasuk murid-murid Yesus yang bukan 12 orang itu segera meninggalkan Yesus. Maka Yesus bertanya kepada 12 murid-Nya “Apakah kamu tidak pergi juga?”, telah menyiratkan bahwa murid-murid sudah mengakui keunggulan Yesus, pada saat itu bagi murid-murid yang patut diikuti dan pantas ditaati hanyalah Yesus tidak ada yang lain.
Bukan hanya sampai di situ tetapi para murid sudah mengakui keunggulan dan kemutlakan kebenaran ajaran dan perkataan Yesus. Perkataan Yesus bukan hanya indah, benar dan menyejukkan tetapi bernilai kekekalan dan membawa mereka yang percaya dan melakukannya memperoleh hidup yang kekal. Disempurnakan pula oleh iman murid-murid karena percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan atau Pribadi yang kudus yang datang dari Allah. Yesus juga mengingatkan adanya seorang dari 12 murid yang menjadi penghianat. Bukan Yesus yang menetapkan Yudas menjadi penghianat tetapi dia sendirilah yang memilih hidup menjadi penghianat. Pemberitahuan Yesus adalah usaha agar Yudas mengubah pendiriannya. (MT)
Mujizat Yesus bukanlah untuk kemudahan hidup tetapi untuk pengakuan yang memberi hidup abadi.