Rabu 25 September 2019
RITUAL AGAMA SAJA TIDAK CUKUP
1 Tawarikh 18-19; Zakaria 7; Yohanes 5:1-18
Ayat Mas / Renungan
Zakharia 7:9-10 “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing! “Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing.”
Sudah puluhan tahun umat Allah melakukan puasa wajib setiap bulan ke-7 dan bulan kelima. Pada awalnya puasa ini mereka lakukan dengan sukacita sebagai rasa syukur kepada Allah. Rasa syukur atas kasih dan setia Allah atas umatnya memang haruslah diresponi. Berpuasa adalah salah satu respon yang baik kepada Allah. Berpuasa tentulah bukan hanya sekedar berpantang tetapi sebaiknya terisi dengan doa dan menyatakan syukur serta pujian kepada Allah. Setelah 70 tahun kurang lebihnya mungkin menjadi kehilangan arti dan inti utamanya sehingga yang tinggal hanya lah ritual agama yang membosankan. kemudian umat yang sudah jenuh mempertanyakan “apakah masih perlu dilakukan?”. Nabi yang ditanyakan tentu saja tidak mausembarangan memberi jawaban. Dia tentu berdoa dan memohon tuntunan Tuhan. Maka Allah pun menjawab “Dahulu kamu memulai karena perintah nabi” artinya perintah berpuasa adalah firman Tuhan yang pasti berguna untuk dilakukan.
Jadi bukan puasanya yang salah melainkan arti dan inti puasa itulah yang hilang. Jadi arti dan intinyalah yang harus di cerahkan bukan puasanya yang dihilangkan. Pencerahan utamanya adalah untuk siapa umat berpuasa? Karena sudah cukup lama umat menunjukkan puasanya untuk diri sendiri dalam arti berpuasa hanya untuk kewajiban agama demi status mendapat pengakuan sebagai orang yang agamis. Puasa yang mereka pertanyakan adalah khusus puasa bulan kelima yang dilakukan untuk memperingati pembinasaan bait Allah oleh pasukan Nebukadnezar. Sekarang (518 SM) bait suci sudah dibangun kembali, maka mereka mempertanyakan masih perlukah? Tentu Allah mengingatkan bila puasa diperuntukkan sebagai sikap berlindung dan bersyukur kepada Allah tak perlu dihentikan, karena umat akan selalu membutuhkan perlindungan Allah dan harus senantiasa bersyukur kepada Allah. Selanjutnya untuk mempertegas bahwa puasa sangat perlu makan nabi Zakaria mempertegas bahwa puasa dan berbagai ritual agama lainnya haruslah berdampak kepada kehidupan sehari-hari. Artinya orang yang berpuasa dan aktif dalam mengikuti ritual agama menjadi benar bila disertai dengan mentaati dan melakukan kebenaran firman Allah. Lebih indahnya lagi karena akan meningkatkan kepedulian dan kasih yang praktis terhadap sesama. Berpuasa itu bukanlah suatu kegiatan agama untuk mengambil hati Allah atau cari muka kepada Allah. Berpuasa dalam memberi tanggapan kepada Firman Allah dan kasih anugerah Allah. Karena berjuang untuk hidup kudus dan benar dihadapan Allah dan sesama. (MT)
Ritual agama yang benar harus mendorong hidup kudus dan benar di hapadan Allah dan sesama.