Rabu 18 September 2019
RUMAH TUHAN YANG SESUNGGUHNYA
1 Tawarikh 9; Hagai 1-2; Yohanes 1:35-51
Ayat Mas / Renungan
Hagai 1:6 “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!”
Kitab Hagai ini adalah satu dari tiga kitab pasca pembuangan. Salah satu tujuan Hagai menulis nubuat ini juga menyebutkan langsung ke sasaran yaitu Zerubabel sebagai gubernur dan Yosua sebagai imam besar agar memimpin umat untuk membangun bait suci dan memotivasi umat menjadikan pembangunan bait suci sebagai prioritas. Setelah kembali dari pembuangan umat tentu sangat sibuk merenovasi dan membangun tempat tinggal masing-masing. Kemudian tentu juga sibuk membangun ekonomi keluarga. Kondisi sulit dan sangat merepotkan ini telah menyita semua energi umat. Sehingga mereka lupa kepada prioritas untuk membangun bait Allah. Akibatnya cukup tragis yaitu kemerosotan ekonomi. Nabi Hagai pun memberi peringatan tegas sesuai perintah yang diperolehnya dari Allah. Bila ditinjau dari semangat kerja umat dengan hasil kerja sungguh tidak seimbang. Hagai menyimpulkan bahwa hal ini terjadi karena ketiadaan hasrat beribadah sehingga abai terhadap pembangunan bait Allah. Walaupun setelah membangun bait Allah kondisi ekonomi tidak langsung pulih tetapi abai dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan ibadah bisa saja berakibat buruk terhadap kondisi ekonomi umat.
Tentu umat mempunyai alasan politis sehingga perlu penundaan untuk membangun bait Allah. Belum lagi alasan bahwa umat terlalu sibuk untuk mencari makan dan terlalu miskin untuk mampu membangun bait Allah. Tetapi sepertinya Tuhan tidak suka alasan-alasan logis untuk tidak menjadikan ibadah kepada-Nya menjadi prioritas. Itulah sebabnya bagi Hagai pembangunan kembali rumah Tuhan adalah prioritas utama. Nabi ini secara tegas mengatakan dahulukan yang harus didahulukan, maka hal yang lain akan menjadi beres. Tidak boleh ditunda harus segera dilaksanakan. Hidup nabi Hagai sangat sesuai dengan ucapannya sehingga generasi muda mentaatinya dengan baik. Hagai mengarahkan perintah kepada semua umat dari segala kalangan karena hidup beribadah adalah kebutuhan bersama yang harus dilakukan dengan tekun dan setia. Nabi Hagai berhasil menggungah hati semua pendengarnya. Hasilnya semua umat baik penguasa maupun rakyat bersatu dalam usaha bersama untuk membangun bait Allah. Ternyata ketika mereka bersatu bukan lagi pembangunan bait Allah itu menjadi prioritas, melainkan persekutuan umat dengan Allah dan sesama tercipta dan dialami bersama.
Sesuatu yang indah ini mereka alami di balik usaha membangun bait Allah, dan itulah rumah Tuhan yang sesungguhnya. Tidaklah mengherankan bila hasil utamanya yaitu kuasa dan kehadiran Tuhan nyata. (MT)
Rumah Tuhan yang sejati bukanlah bangunan melainkan persekutuan dengan Tuhan yang mereka alami saat membangun rumah Tuhan itu.