Sabtu 07 September 2019
KESETIAAN ALLAH
2 Raja-raja 17; Mikha 6; 2 Korintus 4
Ayat Mas / Renungan
2 Raja-raja 17:22-23 “Demikianlah orang Israel hidup menurut segala dosa yang telah dilakukan Yerobeam; mereka tidak menjauhinya, sampai TUHAN menjauhkan orang Israel dari hadapan-Nya seperti yang telah difirmankan-Nya dengan perantaraan semua hamba-Nya, para nabi. Orang Israel diangkut dari tanahnya ke Asyur ke dalam pembuangan. Demikianlah sampai hari ini.”
Hosea adalah raja Israel yang terkahir. Mulai dari Yerobeam raja pertama hingga Hosea raja-raja Israel terkenal dengan kejahatan dan penyembahan berhala. Semua nabi-nabi yang diutus Allah selalu saja mendapat penolakan. Allah tetap setia kepada bangsa Israel. Kesetiaan Allah terbukti melalui pertolongan-Nya memberi kemenangan kepada Israel. Berulang-ulang Allah menolong umat-Nya untuk mengingatkan agar kembali beribadah kepada Allah saja. Kurang lebih 210 tahun kerajaan Israel Utara merajalela melakukan praktik penyembahan berhala, pemberontakan kepada Allah dan kemerosotan moral. Allah mengutus para nabi sebagai bentuk kepedulian Allah kepada umat-Nya. Tetapi kejahatan bukannyaberkurang tetapi semakin bertambah-tambah. Betul-betul kejahatan telah mencapai puncaknya. Satu-satunya tindakan Allah adalah menghukum. Bagi Allah tidak mudah untuk menghukum umat-Nya. Bila Dia menghukum adalah tindakan untuk mencegah agar tidak semakin jahat. Karena bila kejahatan semakin meningkat berarti penderitaan semakin besar. Tetapi hukuman terakhir adalah betul-betul Allah meruntuhkan Israel Utara, bahkan menyingkirkan bangsa pilihan-Nya ini dari hadapan-Nya. Terlalu mudah bagi Israel melupakan fakta sejarah bahwa Allah-lah yang menebus mereka dari perbudakan Mesir. Sekarang Allah menghilangkan mereka dari sejarah sebagai satu bangsa. Mereka terbuang ke Asyur dan sejarahnya sudah tidak ada lagi.
Raja Asyur menawan dan mencerai beraikan Israel Utara di antara bangsa-bangsa tawanan lainnya. Suatu usaha untuk menghancurkan perasaan nasioanlisme Israel yang terkenal cukup kuat. Dengan sendirinya terjadilah kawin campur yang tak terkendali. Orang Asyur pun berusaha mendatangkan bangsa-bangsa lain hidup di tengah-tengah orang Israel yang tidak ikut ditawan ke Asyur, dengan tujuan yang sama. Ternyata orang Israel Utara suka mengikuti budaya dan gaya hidup masyarakat yang bukan umat Allah. Padahal pemisahan dari bangsa-bangsa lain menjadi syarat Allah untuk umat-Nya. Israel Utara betul-betul hilang. Di kemudian hari orang Yehuda mengenal mereka sebagai orang Samaria yang tidak diakui lagi sebagai umat pilihan Allah. Ternyata firman Allah tetap berdampak, karena di Perjanjian Baru Tuhan Yesus menceriterakan orang Samaria yang baik hati. Tentu banyak juga orang Samaria yang tetap setia kepada Allah. (MT)
Bila Allah menghukum bukanlah pelampiasan kebencian melainkan pengungkapan kasih setia.