Rabu 28 November 2018
PENTINGNYA FIRMAN TUHAN
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Ibrani 4:12.
Di dalam firman Tuhan yang kita baca setiap hari terkandung hikmat yang akan menjadi seperti tongkat pengukur bagi kita. Segala sesuatu yang kita perbuat dalam hidup ini akan diukur dan dinilai: sudah sesuaikah hidup kita dengan firman Tuhan atau selaras dengan kehendakNya? Firman Tuhan punya cara tersendiri untuk mengoreksi, menegur serta membongkar kedagingan kita, karena ”…firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua anapun;” Semakin kita banyak membaca dan merenungkan firman Tuhan, kita akan semakin memiliki kepekaan dan semakin mampu membedakan manakah yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan mana yang tidak. Firman Tuhan akan membantu kita untuk bisa membedakan apakah motivasi kita itu benar atau sudah melenceng jauh. Alkitab jelas menyatakan: ”Segala hal yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran… (2 Timotius 3:16-17).
Jadi firmanNya akan menunjukkan tindakan kita yang salah dan mengajarkan bagaimana bertindak dan hidup benar bagi Tuhan dan juga kepada orang lain. Ketika seseorang membuat komitmen untuk hidup oleh firman, ia pasti akan berbeda dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Hidup berbeda dari dunia itulah yang memang dikehendaki Tuhan bagi orang percaya.
Karena itulah Tuhan memerintahkan kita untuk tetap tinggal di dalam firmanNya dan itu adalah tanda bahwa kita murid-muridNya. Semakin kita tinggal tetap di dalam firmanNya semakin kita mengetahui kebenaranNya, dan kebenaran itu yang akan memerdekakan kita. Firman Tuhan bukanlah seperti sebuah cerita fiksi yang bila habis dibaca satu atau dua kali kita letakkan atau simpan bukunya. Firman Tuhan itu hidup dan berkuasa mengubah hidup kita.