Sabtu 03 November 2018
BAHAYANYA PENYESATAN
Lukas 17:1-6 Penyesatan terjadi karena sembrono menafsirkan ayat Alkitab atas nama perkembangan pemahaman terhadap sebuah ajaran. Tidak ada yang salah dengan perkembangan pemahaman karena segala sesuatu perlu dilogiskan tetapi menempatkan logika di atas kebenaran Alkitab cukup fatal akibatnya. Perlu juga dipahami bahwa Alkitab sebagai firman Allah tidak bertentangan dengan logika tetapi di atas logika. Sebab itu jangan sembarangan menafsirkan Alkitab. Apalagi bila tafsiran sudah mengarah kepada pengajaran. Salah menafsirkan dan membuat sebuah kesimpulan menjadi ajaran absolut itu namanya penyesatan. Para pelaku penyesatan sangat buruk sehingga hukumannya sangat berat. “Lehernya diikatkan pada batu besar kemudian ditenggelamkan ke laut.“ (Lukas 17:2). Sungguh berat bukan? lebih berat dari hukuman menteri Susi kepada kapal asing pencuri ikan di laut Indonesia. Mengapa begitu berat? karena dia bukan saja berdosa tetapi menjadikan banyak orang melakukan dosa. Tuhan Yesus menghubungkan kesalahan berat ini dengan pengampunan, karena Tuhan Yesus mengetahui bahwa kesalahan serupa adalah kesalahan yang segera akan disadari pula. jadi jangan segera menghakimi. Yang betul adalah siap-siap untuk mengampuni setelah sadar akan kesalahannya. Jadi walaupun hukumannya berat bukan berarti tak terampuni.
Sulit memang mengampuni, hingga murid-murid memohon “Tambahkanlah iman kami”. Dalam hal ini Yesus memotivasi kita semua agar selalu siap menyambut mereka yang pernah terlibat dalam dosa penyesatan. Karena sesungguhnya mereka melakukannya bukan karena kecerdasan melainkan terperangkap kepada masa kebodohan. (MT)