Sabtu 19 Mei 2018
HIDUP INI ADALAH KESEMPATAN
Matius 25:1-13
Perumpamaan sepuluh gadis yang menunggu kedatangan mempelai laki-laki adalah gambarann gereja yang sedang menunggu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Dalam hal ini gereja menyikapinya secara berbeda. Ada kelompok yang menyikapi kedatangan Yesus secara bodoh sementara yang lainnya menyikapi secara bijaksana mereka yang menyikapi kedatangan Yesus secara bosoh membawa pelita saja tanpa membawa minyak cadangan. Hal itu berarti hidup hanya secukupnya tanpa memperlengkapi diri. Hidup hanya untuk hari ini saja tanpa mempersiapkan diri untuk hidup ke depan. Mereka berpendapat untuk apalagi memperlengkapi diri. Mungkin saja menganggap memperlengkapi diri hanyalah hal yang sia-sia dan suatu pekerjaan yang bodoh. Mereka menganggap bahwa kondisi kehidupan sudah memadai tidak perlu diperbaiki lagi. Hidup di dunia ini hanya sementara saja untuk apalagi meningkatkan mutu kehidupan begini saja sudah cukup. Terlalu banyak alasan orang peraya untuk berhenti memperlengkapi diri. Padahal sesungguhnya alasan utamanya adalah malas. Kemalasan sangat berpotensi membuat seseorang menjadi bodoh. Jadi gereja yang menanti kedatangan Tuhan Yesus secara bodoh, adalah umat Tuhan yang berhenti memperlengkapi diri karena malas.
Gereja Tuhan yang menanti kedatangan Tuhan Yesus secara bijaksana adalah orang percaya yang tidak pernah berhenti memperlengkapi diri. Bagi orang percaya yang bijaksana ini menanti bukan berarti duduk manis tetapi belajar tekun. Bagi mereka hidup ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk berkarya dan kesempatan untuk membangun kehidupan semakin baik.
Menanti kedatangan Tuhan Yesus secara bijaksana bukan pasif tetapi aktif memperlengkapi diri sendiri. Orang bijaksana ini menanti bukan menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan. Menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali memberi informasi bahwa hidup itu hanya sementara saja. Karena sementara maka hidup ini harus jadi berkat.
Orang bijaksana ini juga berdoa “ajarlah kamu menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12). Walaupun sudah bijaksana, tetap membangun diri semakin bijaksana dan berdoa serta membuka hati terhadap kebijaksanaan agar mempunyai pemahaman yang cukup tentang singkatnya hidup ini. Karena hidup itu singkat harus menjadi berkat dan meninggalkan nilai luhur pada generasi berikutnya. Sebab itu menantikan Tuhan Yesus adalah waktu yang diberikan Allah. Jadi nantikanlah Tuhan dengan memperlengkapi diri.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai perumpamaan Yesus dalam menyampaikan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana sikap orang yang bijaksana?
- M3 – Melakukan : Jadilah gereja yang bijaksana.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya hidup bijaksana.