Selasa 08 Mei 2018
KENAIKAN YESUS KE SORGA (MARKUS)
Markus 16:15-20; Roma 8:31-39
Sangat menarik untuk direnungkan Injil Markus iini. Mengapa demikian? Karena penulisnya Yohanes Markus termasuk angkatan pertama Kristen Yerusalem. Dia menulis saat terjadi aniaya yang hebat kepada pengikut Kristus. Jadi Markus menulis sebagai tanggapan kepada penganiayaan dan antisipasi terhadap pembelokan pembenaran serta menguatkan umat yang sedang teraniaya. Yohanes markus memperoleh Injil dalam hubungannya dengan Petrus, Paulus dan Barnabas. Selain karena tulisannya ditulis untuk orang Roma, kepraktisan Injilnya berhubungan dengan situasi yang sedang terjadi pada saat penulisannya. Markus memang berkonsentrasi dengan apa yang dilakukan Yesus. Dia secara pasti menginformasikan kenaikan Yesus ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Markus sangat serius memberitakan kenaikan Yesus ke sorga dan menghubungkan kenaikan Yesus dengan pemberitaan Injil.
Yohanes Markus menjelasklan tiga(3) hal tentang kenaikan Yesus ke sorga :
Hal pertama adalah perintah Yesus sebelum naik ke sorga, dan janji Yesus kepada yang mentaati perintah agung-Nya. Perintah-Nya adalah memberitakan Injil dan janji-Nya adalah tanda-tanda penyertaan Yesus yang melekat kepada pemberitaan Injil tersebut. Tanda-tanda penyertaan Yesus bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri tetapi selalu bersamaan dengan ketaatan dalam memberitakan Injil.
Hal kedua adalah peristiwa kenaikan Yesus sorga. Yohanes Markus menjelaskan dengan praktis bahwa Yesus naik ke sorga “duduk disebelah kanan Allah Bapa”. Markus tentu bukan melihat dengan kasat mata, tetapi berdasarkan iman dan percaya kepada firman Allah. Demikianlah firman Tuhan kepada tuanku, “duduklah disebelah kananku sampai kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu” ( Mazmur 110 : 1). Tuhan Yesus secara langsung menyatakan kepada Mahkamah Agama bahwa saatnya sudah mulai bahwa tujuan dari semua penderitaan-Nya mengantarkannya “duduk di sebelah kanan Allah Bapa” (Matius 26:64).
Hal ketiga adalah setelah Yesus naik ke sorga murid-murid-Nya pergi memberitakan Injil ke segala penjuru. Janji penyertaan Yesus tergenapi melalui penginjilan mereka. Markus tidak menulis penginjilan itu secara detail tetapi dia menulis secara global atau menyeluruh.
Hal itu harus dimaklumi. Selain Markus orangnya simpel dan praktis, karena menulis dengan panjang lebar saat itu tentu tidak mudah. Belum lagi tekanan yang sangat berat kepada kekristenan, menulis karya seperti ke-empat Injil adalah sesuatu yang mustahil. Tetapi “tidak ada yang mustahil bagi Allah”.
- M1 – Menerima : Terima Firman sebagai fakta dan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Apa janji Yesus kepada pemberita Injil?
- M3 – Melakukan : Jadilah saksi Kristus
- M4 – Membagikan : Sharingkan janji Yesus kepada saksi Kristus.