Kamis 03 Mei 2018
MEMBUANG WATAK KEKANAK-KANAKAN
1 Petrus 1:1-8; Ibrani 5:11 – 6:3
Masa kanak-kanak akan berlalu seiring dengan melajunya waktu. Dalam ilmu jiwa perkembangan tahap-tahap masa kanak-kanak hinga masa manusia dewasa diukur berdasarkan usia. Hal itu masuk akal karena psikolog hanya mencoba meneliti gejala – gejala kejiwaan yang berlaku secara umum. Tetapi masa kanak-kanak berbeda dengan kekanak-kanakan. Kekanak-kanakan adalah belum dewasa yang tidak dapat diukur melalui usia seseorang. Bila masa kanak-kanak sampai usia dewasa adalah peristiwa alami yang melaju berdasarkan usia.
Sedangkan kekanak-kanakan menuju kedewasaan bukan hanya berdasarkan peristiwa pertumbuhan alami. Betul pertumbuhan berdasarkan peristiwa alami memberi kontribusi tetapi hanya sedikit saja. Karena dari sifat kekanak-kanakan menjadi dewasa adalah sebuah proses belajar terprogram atau bisa juga tidak terprogram. Berdasarkan standar Kristen orang yang kekanak-kanakan diukur melalui sifat -sifat dan perilakunya. Orang-orang yang masih memiliki kebencian, penipuan, kemunafikan, iri hati, suka memfitnah adalah kristen yang masih kekanak-kanakan. Pergumulan membuang sifat-sifat itulah proses menuju kedewasaan.
Salah satu tantangan bagi para penuai adalah bergerak maju dari tingkat kekanak-kanakan untuk menjadi dewasa. Rasul Paulus memberi istilah mempelai Kristus kepada Kristen dewasa karena Kristus tidak mau menikah dengan gereja yang kekanak-kanakan dan suka bermanja-manja. Kalau tidak ada usaha beranjak dari kekanak-kanakan berarti membuat diri tidak memenuhi syarat menjadi mempelai Kristus. Menuju kedewasaan berhubungan erat dengan upaya hidup sesuai firman Allah. “Selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani”. Ingin akan susu yang murni adalah rasa lapar akan firman Allah. Rasa lapar adalah pertanda sehat. Rasa lapar akan firman Allah adalah pertanda seseorang sedang berproses menuju kedewasaan. Dalam Ibrani 5:13-14, mengkontraskan susu dan makanan keras. Susu untuk anak-anak dan makanan keras untuk orang dewasa. Kalau hanya makanan lunak saja biasanya belum menyentuh hal-hal yang baik, buruk atau yang benar. Tetapi makanan keras biasanya sudah menyentuh disiplin dan konsekuensu kehidupan. Lagi pula makanan keras membuat seseorang siap memasuki kerasnya hidup.
Para penuai harus tertantang meningkatkan kehidupannya untuk siap menerima ajaran keras yang menyentuh pandangan-pandangan hidup dari segi pandang Allah.
- M1 – Menerima : Terima firman Tuhan sebagai kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Bagaimana cara untuk dewasa di dalam Kristus?
- M3 – Melakukan : Siap berproses menjadi dewasa.
- M4 – Membagikan : Sharingkan cara-cara tepat untuk menjadi dewasa.