Rabu 24 Januari 2018
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN
Yehezkiel 3:16-21
Tanggung jawab adalah wajib menanggung sesuatu. Artinya wajib menanggung tidak selalu akibat dari kelalaian atau kesalahan yang kita perbuat. Bisa juga menanggung sesuatu justru akibat dari kelalaian orang lain. Itulah sebabnya tanggung jawab Itu bisa diartikan sebagai korban. Yehezkiel memikul satu tanggung jawab bukan karena kesalahannya tetapi justru karena kesalahan umat Israel. Yehezkiel berdiam di rumah dan menjadi bisu selama tujuh tahun bukan karena kesalahannya tetapi karena kekerasan hati umat Israel. Bagi Yehezkiel yang sangat dinamis dan pekerja keras tentulah berdiam diri di rumah tidak mudah. Tidak tanggung-tanggung, karena dia menjalaninya selama tujuh tahun. Belum lagi dia menjalaninya dalam keadaan bisu, Sungguh berat tanggung jawab yang harus diembannya. Dia sadar betul bahwa tanggung jawabnya itu bukan karena dia lalai atas panggilannya sebagai nabi. Karena Yehezkiel sudah menyampaikan semua pesan Tuhan yang tegas kepada umat Israel. Kalau umat Israel tidak mau bertobat, itu bukan salahnya. Tetapi mengapa dia yang harus bertanggung jawab? Di sinilah letak persoalannya, bahwa tanggung jawab kadang-kadang dapat diartikan sebagai korban.
Yehezkiel adalah korban atas kesalahan umat Israel. Tetapi Yehezkiel menerimanya sebagai tanggung jawab. Ada banyak penafsiran terhadap kebisuan selama tujuh tahun ini. Ada yang menyebutnya sebagai simbol saja tetapi tidak berani menjelaskannya. Hanya saja dalam kenyataannya Yehezkiel terus saja bernubuat selama tujuh tahun tersebut. Tetapi tidak perlu rasanya berspekulasi, lebih baik menerimanya sebagai fakta. Kebisuan selama tujuh tahun tidak berarti Yehezkiel berhenti menjadi penjaga umat Israel. Penjaga umat Israel tidak selalu harus bernubuat dalam kata, bisa saja nabi Yehezkiel terus bernubuat lewat karya.
Sepertinya Yehezkiel pasal 4 – 24 adalah merupakan nubuat lewat karya. Sebab dalam Yehezkiel 24 dan 33 dijelaskan bahwa Allah sendirilah yang menghentikan masa membisunya nabi Yehezkiel. Lagi pula sebagai penjaga umat Israel tentulah masa membisu selama tujuh tahun di isi dengan kehidupan doa yang sangat sangat teratur. Tidaklah mengherankan bahwa nabi Yehezkiel memperoleh inspirasi yang sangat kuat dari Tuhan. Sang nabi pun menuangkan inspirasinya menjadi karya.
Sudah pasti bila kita siap mengemban tanggung jawab tidak ada yang mampu menghentikan. Bila kita dibungkam atau ditolak sekalipun tentu kita masih tetap punya peluang membangun hubungan dengan Tuhan. Sebab itu hai para penuai tangguh Bangkitlah seperti Yehezkiel.
- M1 – Menerima : Terimalah firman Tuhan sebagai fakta bukan simbol.
- M2 – Merenungkan : Apa tanggungjawab yang harus diemban Yehezkiel?
- M3 – Melakukan : Tetaplah berani menghadapi tanggungjawab.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya hidup menanggung resiko pelayanan.