Senin 22 Januari 2018
BERTANGGUNG JAWAB (Yehezkiel 3:1-15)
Bertanggung jawab adalah wajib menanggung konsekuensi segala sesuatu yang menempel pada pilihan yang dibuat. Dan bila tidak bersedia menanggung sehingga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka harus siap dituntut atau diperkarakan. Jadi untuk terbentuk menjadi seorang yang bertanggung jawab bukan saja melakukan tanggung jawab tetapi juga siap membentuk diri agar mampu memikul tanggung jawab. Hal ini menjelaskan bahwa seseorang menjadi sosok yang bertanggung jawab bukanlah dilahirkan tetapi dibentuk melalui proses belajar. Yehezkiel yang namanya berarti “Allah menguatkan” berasal dari keluarga Imam. Dari arti namanya saja sudah mengisyaratkan bahwa untuk menjadi seorang nabi yang bertanggung jawab dia harus bersedia diproses.
Perintah Allah untuk memakan gulungan kitab melambangkan bahwa nabi Yehezkiel harus mengisi dirinya dulu dengan firman Allah sebelum dia memberitakannya. Bukan saja mengisi tetapi menerima firman dan menyerahkan diri kepada-Nya. Siap dibentuk adalah merupakan bagian dari tanggung jawab.
Berita firman Tuhan yang disampaikan adalah merupakan berita kebinasaan yang pahit penuh ratapan yang memilukan. Karena merupakan informasi tentang hukuman yang menyengsarakan umat. Ketika Yehezkiel memakannya ternyata terasa manis seperti madu. Firman Tuhan dalam bentuk berita pahit sekalipun harus diterima menjadi sesuatu yang manis. Firman Tuhan tetap firman Tuhan bukan diukur dari beritanya tetapi dari tujuan Firman itu disampaikan kepada umat. Penglihatan nabi Yehezkiel tentang kemuliaan Tahta Allah ini mendahului penugasan Allah yang harus diemban dengan tanggung jawab. Sama seperti penglihatan Musa mendahului penugasan sebagai pemimpin Israel dan penglihatan Nabi Yesaya mendahului penugasannya sebagai nabi, selalu menyatakan kekuasaan dan kekudusan Allah. Kekuasaan Allah memberi keberanian dan kekudusan Allah dasar untuk selalu memberitakan kebenaran kendatipun beritanya bentuknya mengenai hukuman. Betul umat menentang karena tidak percaya, tetapi tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran Haruskah terus diperintahkan.
Nabi Yehezkiel tetap pada pendiriannya karena dia sendiri telah mengisi diri dengan Firman, menerima Firman dan memberi Firman itu. Allah memberi keberanian kepada Yehezkiel dan keteguhan hati menghadapi penolakan itu. Walaupun tertolak Yehezkiel tetap setia melakukan tanggung jawabnya memberitakan kebenaran. Bukan menyenangkan pendengarnya tetapi menyenangkan Allah.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman dengan meyakini Firman Tuhan adalah kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Maukah umat mendengar firman yang disampaikan Yehezkiel.
- M3 – Melakukan : Perkatakanlah kebenaran meskipun ditolak.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya hidup bertanggung jawab