Senin 15 Januari 2018
BERJIWA BESAR
Kejadian 13:1-18
Berulang-ulang sudah ku dengar pengkotbah terkenal menjadikan pasal ini menjadi bahan khotbah yang sangat memberkati pendengarnya. Kusimpulkan jemaat diberkati karena kenyataannya, jemaat pulang dengan hati bersukacita dengan berdecak kagum mengatakan : “Khotbahnya sungguh enak dan penuh urapan” tetapi berulang kali pula pengkhotbah menjadikan tema khotbahnya dengan menjelaskan “Abraham yang diberkati, Abraham yang kaya raya, Abraham yang hidup berkelimpahan”. Tidak ada yang salah dengan tema-tema yang menarik tersebut, tetapi sudah sangat jelas memberi petunjuk bahwa pada umumnya umat Tuhan sangat tertarik kepada kelimpahan materi dari kekuatan jiwa seseorang. Kalau hanya sekedar tertarik belum jadi masalah karena masih manusiawi, wajar umat Tuhan ingin diberkati secara materi. Tetapi menjadi masalah bila kekayaan secara materi dijadikan sebagai tanda seseorang hidup benar dan berkenan kepada Allah.
Kekayaan dan keberhasilan sering dijadikan menjadi ukuran bahwa seseorang telah melakukan Firman Tuhan, kemiskinan dan kegagalan terjadi karena melanggar Firman Tuhan.
Ada lagu Pentakosta lama: “Biar saya miskin di sini tapi kaya di sorga. Biar saya hina di sini tapi mulia di dalam sorga”. Belakangan ini syair lagu ini dikritik dengan tegas, karena dianggap bertentangan dengan nilai kekristenan. Pengkritik biasanya terganggu dengan kata miskin. Tapi kenyataannya banyak juga umat Tuhan yang miskin. Sebaiknya kita alihkan saja dulu perhatian kita dari hal kekayaan ke hal yang lebih penting dalam pembacaan Firman Tuhan hari ini. “Maka berkatalah Abraham kepada Lot: Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat” (Kejadian13 8). Sikap Abraham dengan jiwa besarnya sangat menarik untuk dipelajari. Dia berusaha menyelesaikan perseteruan yang tidak perlu walaupun dia harus mengorbankan haknya.
Abraham tidak mempermasalahkan sikap Lot keponakannya yang tidak tunduk kepada otoritasnya sebagai senior atau orang tua. Sesungguhnya Abraham mempunyai kemampuan membungkam Lot dengan otoritas dan kekuatannya. Tetapi Abraham tidak melakukan itu. Karena hal itu bisa mencederai kerukunan. Abraham menunjukkan kebesaran jiwa sebagai tanda kedewasaannya.
Penuai yang sejati haruslah berjiwa besar dan bersikap dewasa, tidak cukup hanya berhasil. Keberhasilan tanpa kedewasaan selalu membawa bencana.
- M1 – Menerima : Terima Firman dengan menyakini dalam Tuhan saudara menjadi seorang yang berjiwa besar.
- M2 – Merenungkan : Cari alasan yang membuktikan kedewasaan Abaraham.
- M3 – Melakukan : Milikilah kepribadian yang dewasa.
- M4 – Membagikan : Sharingkanlah kebesaran jiwa saudara.