Rabu 10 Januari 2018
PENUAI HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH
Kejadian 6:1-22
Nuh hidup saat kejahatan manusia semakin meningkat. Walaupun hidup di tengah-tengah manusia yang semakin jahat dan tidak peduli dengan Allah, Nuh justru hidup bergaul dengan Allah. Hidup bergaul dengan Allah adalah ciri utama penuai yang tangguh. Tidaklah mengherankan bila Allah memerintahkan Nuh membangun sebuah bahtera. Bahtera adalah sebuah tempat satu-satunya untuk memperoleh keselamatan bila hukuman Allah atas kejahatan manusia jatuh tempo. Bila kita mengkaji besarnya bahtera sudah jelas bahwa bahtera diperuntukkan untuk banyak orang. Walaupun Allah mengatakan bahwa bahtera diperuntukkan untuk keluarganya, Nuh meyakini bahwa bahtera dengan ukuran besar adalah untuk banyak orang. Itulah sebabnya Nuh sangat bersemangat membangun bahtera tiga lantai karena berharap banyak orang yang bertobat agar berhak masuk dalam bahtera saat hukuman Allah tiba pada waktunya. Jadi saat membangun bahtera, Nuh tidak diam saja tetapi dia juga berkotbah agar pendengarnya bertobat. “Dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang fasik” (2 Petrus 2:5). Nuh adalah seorang pekerja keras membangun bahtera dan juga pemberita kebenaran.
Tentu saat dia membangun bahtera yang sangat besar dan cukup jauh dari laut akan membuat banyak orang bertanya. Saat itulah Nuh menjalankan perannya sebagai pemberita kebenaran. Kebenaran yang diberitakan adalah rencana Allah untuk menghukum manusia dengan air bah. Bahtera diperuntukan bagi orang bertobat yang mau hidup dekat dengan Allah.
Kurang lebih 120 tahun Nuh setia membangun bahtera dan melakukan fungsinya sebagai pemberita kebenaran. Nuh tentu saja tetap dengan keyakinan pemberitaannya tidak sia-sia. Buktinya dia tetap membangun bahtera berlantai tiga dengan ukuran yang sangat besar. Darimana datangnya kekuatan dankesabaran Nuh? Sudah pasti dari hidupnya yang bergaul dengan Allah? (Kejadian 6:9). Nuh tetap berharap suatu saat oran yang mendengar pemberitaanya akan percaya dan ikut masuk ke dalam bahtera yang dibangunnya. Tetapi sejarah membuktikan tak seorang pun percaya di luar keluarganya. Sia-siakah pekerjaan dan pemberitaan Nuh? Tentu tidak karena dia sudah melakukan apa yang memang harus dia lakukan. Nuh tetaplah penuai yang tangguh, bukan diukur dari hasil tetapi dari ketaatan dan hidup bergaul dengan Allah.
- M1 – Menerima : Baca Firman dan terima sebagai fakta sejarah.
- M2 – Merenungkan : Bagaimanakah kita agar bisa taat dan setia seperti Nuh?
- M3 – Melakukan : Hiduplah bergaul dengan Allah.
- M4 – Membagikan : Sharingkan pergaulan dengan Allah kepada yang lain.