Senin 08 Januari 2018
KEKUATAN SEORANG PENUAI
Keluaran 15:1-21
Dalam Wahyu 15:3 disebutkan bahwa umat yang ditebus mengumandangkan pujian bagi Allah dengan menyanyikan “Nyanyian Musa”. Nyanyian Musa adalah pujian kepada Allah yang dinyanyikan untuk merayakan kemenangan bangsa pilihan Allah dari bangsa Mesir. Terjadi perjuangan dua kubu yang mempunyai keinginan dan tujuan yang berbeda. Kubu Mesir dengan tujuan untuk tetap menjajah dan memperbudak Israel, kubu Israel yang mempertahankan kehendak Allah dan pergi ke negeri perjanjian agar hidup beribadah kepada Allah sebagai bangsa pilihan Allah. Ditinjau dari faktor kekuatan, sesungguhnya terjadi kekuatan yang sangat tidak seimbang. Mesir dengan perlengkapan perang yang lengkap disertai tentara berkuda yang terlatih, sedangkan Israel dengan perlengkapan perang seadanya tanpa tentara karena mereka hanyalah mantan budak dan pekerja rodi. Tetapi peristiwa laut Teberau membuktikan Israel menang dan tentara Mesir dengan kereta berkudanya tenggelam.
Suatu pembuktian bahwa Allah sendirilah yang berperang bagi umat-Nya. Sampai disini umat Allah masih dapat menempatkan diri secara benar dan tepat di hadapan Allah. Dalam pimpinan Musa mereka memuji Allah dengan suatu pegakuan: “Tuhan itu kekuatanku, dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku, Ia Allahku kupuji Dia, Ia Allah bapaku kuluhurkan Dia”. Keluaran 15:2.
Kemenangan yang mereka raih adalah pemberian Allah, tetapi ketaatan mereka melakukan perintah Allah tentu saja adalah bagian dari kemenangan itu. Seorang penuai haruslah kuat walaupun kenyataannya kekuatannya sangat terbatas. Belajar dari Musa yang memuji Allah dengan pengakuan “Tuhan itu kekuatanku”. “Karena iman, maka Musa setelah dewasa menolak disebut anak Putri Firaun” (Ibrani 11:24).
Sesungguhnya menjadi anak Putri Firaun adalah suatu jaminan kekuatan bagi Musa. Tetapi Musa memilih melepaskan jaminan tersebut. Dalam pengalamannya Musa mengenal betul keterbatasan kekuatan manusia. Jadi dia tahu betul bahwa mengandalkan sesuatu yang terbatas adalah menempatkan diri pada posisi yang lemah. Lemah karena pada suatu waktu akan menemukan kebuntuan.
Bangsa Israel selamat dari kejaran tentara berkuda Mesir mustahil bila bukan karena kekuatan dari Tuhan. Kekuatan seorang penuai bukanlah dari dirinya sendiri tetapi kekuatan dari Tuhan.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman Tuhan yang saudara baca sebagai fakta.
- M2 – Merenungkan : Saat membaca Firman posisikan diri sebagai Musa.
- M3 – Melakukan : Bersandar terus kepada Allah.
- M4 – Membagikan : Bagikan kuasa Allah melalui penyembahan saudara.