Minggu 07 Januari 2018
PENUAI UMAT PILIHAN
Matius 9 : 35-38
Setelah Matius memaparkan seluruh bagian dari implikasi Kerajaan Sorga maka Matius memberikan suatu paparan sebagai suatu jembatan antara implikasi hukum Kerajaan Sorga dengan cara Tuhan memanggil murid-murid-Nya dan yang nantinya dipakai dalam pelayanan pada pasal kesepuluh sampai pasal kedua belas. Maka di sini kita melihat, Matius 9:35-38 mempunyai posisi yang sangat penting, yaitu sebagai titik putar. Kita merasa sudah cukup memahami implikasi Kerajaan Sorga yang telah dipaparkan dalam Injil Matius akan tetapi pemahaman itu tidak cukup sampai disitu, pemahaman itu bukanlah untuk kepentingan diri kita sendiri, yaitu untuk pertumbuhan rohani kita sendiri, tidak. Sebab jikalau benar demikian apa bedanya dengan dunia. Bukankah dunia modern mengajar kita untuk bersikap egois?
Tuhan menentang keras konsep egoisme tetapi sebaliknya, sebagai warga Kerajaan Sorga, kita harus altruistik, seluruh aspek hidup kita baik yang bersifat materi maupun spiritual haruslah menjadi berkat bagi orang lain seperti yang Tuhan Yesus teladankan. Seorang anak Tuhan yang sejati haruslah melihat dengan cara pandang yang berbeda dari dunia. Ingat, tampilan luar bisa menipu tetapi hendaklah kita melihat dengan mata rohani maka kita akan menemukan jiwa yang lelah seperti domba yang terlantar. Akan tetapi kita tidak boleh cukup puas hanya berhenti sampai di hati yang tergerak oleh belas kasihan saja, tidak, Tuhan ingin hati yang berbelas kasih itu tercermin melalui tindakan nyata dengan demikian seluruh tindakan kita menjadi berkat bagi mereka yang lelah dan terlantar seperti domba yang tak bergembala.
Tuhan mengatakan suatu kalimat kepada pada murid-murid-Nya, yakni: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Matius 9:37-38). Sesungguhnya Tuhan hendak mengajarkan suatu konsep manajemen yang berbeda dengan yang diajarkan oleh dunia. Dunia mengajarkan ketika kita melihat suatu visi maka visi tersebut seharusnya menjadi dorongan bagi kita untuk bekerja dengan sekeras mungkin maka kita akan mendapatkan reward. Manajemen dunia memakai sistem reward and punishment. Sebaliknya, ketika kita melihat suatu visi, yakni tuaian yang banyak tapi pekerja sedikit maka Tuhan tidak menyuruh kita untuk langsung bekerja, tidak, Tuhan ingin supaya kita mengarahkan pandangan pada Tuhan dan meminta kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Kita hanyalah seorang penuai yang dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya yang agung, kita harus bekerja dengan sungguh dengan sekuat tenaga tetapi bukan serampangan dan sembarangan melainkan harus bijaksana dan efisien dengan demikan dapat mencapai hasil yang maksimal namun di sisi lain, kita harus menyadari itu bukan karena jasa atau hebat kita kalau orang dapat bertobat tetapi Tuhan sudah menetapkannya terlebih dahulu sedang posisi kita hanyalah seorang budak yang harus mempertanggung jawabkan seluruh pekerjaan kita kepada Tuan yang empunya tuaian. Dengan demikian kita dapat dipakai Tuhan menjadi berkat di tengah jaman-jaman yang semakin bobrok ini.
- M-1; M-2; M-3; M-4 : Baca, renungkan, lakukan dan bagikan Firman Tuhan.