Klik Di Sini Untuk Melihat Pesan Mingguan Tahun 2024
PESAN MINGGU INI 19 JANUARI 202
HIDUP BERINTEGRITAS DAN BERIMAN
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:8-10)
Matius 5:1-12 adalah merupakan ucapan bahagia, sebagai pembuka khotbah Yesus di bukit yang diucapkan secara tegas namun indah dalam Matius pasal 5-7. Ajaran Yesus ini adalah ajaran yang sangat sempurna yang tak membutuhkan analisa dan penafsiran yang rumit. Karena semakin diuraikan dan ditafsirkan ada kemungkinan mengakibatkan terjadinya penyimpangan dari tujuan Yesus. Kadang-kadang saya terganggu dengan komentar sebagian umat Tuhan yang menyatakan ada gereja yang sangat minim dengan pengajaran padahal semua orang percaya mendapat pengajaran langsung dari Yesus saat membaca khotbah Yesus di bukit secara berulang-ulang. Khususnya pasal 5:1-12 bila disimpulkan adalah “berbahagialah orang yang berintegritas dan beriman karena mereka hidup dalam karunia dan tuntunan Allah.”
Umat yang hidup dalam karunia dan tuntunan Allah, bisa diuraikan panjang lebar, tetapi dalam renungan ini mencoba menjelaskan tiga hal :
- Seorang yang takut akan Allah. Orang yang takut akan Allah adalah orang percaya yang mempunyai kesadaran yang dalam dan keyakinan yang teguh bahwa dia selalu dihadapan Allah sehingga hidupnya diarahkan untuk hidup semakin dekat dengan Allah. Kesadaran hidup dihadirat Allah menjadikannya bersih dalam bersikap tulus dalam berbicara, karena bila salah berarti dia menipu Allah dan diri sendiri.
- Orang yang otentik atau orang beriman yang selalu secara tegas berperilaku sesuai dengan firman Allah. Biasanya orang yang otentik menyadari bahwa hidup dan perilakunya masih jauh dari standar firman Allah sehingga tak pernah berhenti untuk membangun perilakunya agar semakin otentik dengan kehendak Allah.
- Orang yang sabar, tekun dan setia. Semboyan yang mereka bangun adalah kalau sudah memulai yang baik, benar dan tepat maka harus terus melangkah dan selalu siap menghadapi cobaan dan selalu berjuang melewati rintangan. Mungkin mereka bukan pelari yang cepat tetapi mereka adalah pejalan kaki yang tangguh yang terus melangkah sampai tujuan.
Dalam tiga ayat yang dikutip dari ucapan bahagia Yesus maka orang berintegritas itu adalah orang yang suci hatinya atau orang yang tulus. Mereka juga adalah pembawa damai artinya tak memiliki kebencian. Mereka adalah orang yang siap dianiaya atau menderita untuk memperjuangkan kebenaran. Itulah sebabnya mereka layak melihat Allah, disebut anak-anak Allah dan memiliki kerajaan sorga. MT
Minggu 19 Januari 2025
PESAN MINGGU INI 12 JANUARI 202
INDAHNYA KETULUSAN
“Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.” (Mazmur 119:80)
Semuanya kita tanpa terkecuali mendambakan ketulusan, karena ketulusan itu adalah merupakan hal yang penting dalam segala aspek kehidupan. Dalam dunia kerja ketulusan adalah suatu yang terpenting walaupun ketulusan itu semakin tersingkir dari lapangan pekerjaan. Dalam lapangan kerja sering terjadi praktek-praktek menjilat atasan untuk mendapat perhatian. Akan semakin buruk apabila antar personil berkompetisi untuk memberikan jilatan-jilatan yang ampuh dalam merebut perhatian atasan atau pimpinan. Tetapi tidak semua pemimpin bisa dijilat seorang pemimpin yang berintegritas sudah pasti tidak dapat dijilat dan juga seorang yang tulus tak akan pernah menjilat ke atasan atau pemimpin. Karena sesungguhnya penjilat sekualitas dengan para pemimpin yang bisa dijilat.
Seorang yang tulus hati dalam dunia kerja biasanya akan menderita bila hidup dalam suatu komunitas yang terbiasa menjilat atasan, tetapi bila terus bertahan maka praktek-praktek jilat menjilat secara lambat dan pasti akan semakin berkurang yang pada akhirnya akan hilang. Orang yang tulus hati itu biasanya kuat walaupun seara karier dalam dunia kerja tidak secepat para penjilat dalam hal kemajuan. Tetapi biasanya akan bertahan sehingga kemajuan karier lambat. Walaupun lambat biasanya pasti. Orang yang tulus buat sementara atau dalam waktu yang lama akan dimusuhi dan dipersulit tetapi pada waktunya akan dicintai dan beroleh kemudahan.
Dalam hidup berjemaat pun sering juga menemukan orang-orang yang tidak tulus, ya terlalu kasar kalau disebut penjilat. Kehadirannya biasanya cukup bersambut karena sikap-sikap yang cukup menyenangkan. Tetapi waktu akan membuka kedoknya sehingga biasanya tak bertahan. Sungguh menyenangkan hidup dengan tulus walaupun sering disalah mengerti hingga dibenci dan difitnah. Tetapi di tengah-tengah orang yang membencinya dia tetap kuat dan tak tergoyahkan. Itulah alasan untuk menyatakan bahwa ketulusan itu indah. Ketulusan itu tidaklah dilahirkan tetapi dibentuk dan dibangun. Haruslah ada usaha sengaja dan sungguh-sungguh untuk membangun diri menjadi seoang yang tulus.
Pemazmur menyadarinya sehingga dia berkata “Biarkan hatimu tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu”. Dalam kalimat pemazmur ini sangat jelas bahwa ketulusan hati itu tidaklah diminta melainkan diharapkan dan dirindukan. Kemudian diusahakan bersamaan degan kerinduan pertolongan Tuhan untuk memperolehnya. Ketulusan utama adalah terhadap firman Tuhan artinya melakukan firman dengan ketulusan. MT
Ketulusan adalah nilai kehidupan yang indah dan bernilai sebab itu berusahalah untuk memilikinya.
Minggu 12 Januari 2025
PESAN MINGGU INI 05 JANUARI 2025
KETULUSAN HATI
“Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.” (Mazmur 11:7)
Karena Allah selalu bertindak adil dan tulus kepada umat-Nya maka Dia pun menganjurkan agar umat-Nya pun menjalani kehidupan dengan sikap yang adil dan hati yang tulus. Adil adalah sikap atau tindakan yang menghargai hak dan kewajiban setiap individu tanpa memandang perbedaan, ras, agama, gender atau latar belakang sosial ekonomi. Bila seseorang bersikap adil maka dia sedang menciptakan dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama manusia dalam menjalani kehidupan. Sedangkan tulus berarti sungguh-sungguh dengan hati yang juga terwujud dalam perbuatan. Hal itu membuat satunya kata, tindakan dan perbuatan. Jadi adil dan tulus adalah merupakan sifat yang menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama. Tidak mudah menjadi orang yang adil dan tulus sebab itu harus ada upaya sengaja untuk membangun diri agar terbentuk menjadi yang adil dan tulus.
Pemazmur merangkaikan dua kata adil dan tulus karena adil sama-sama potensial dalam membangun hubungan harmonis dengan sesama. Khususnya ketulusan hati adalah merupakan sutau nilai yang perlu dimiliki semua orang percaya agar memandang wajah Tuhan atau hidup dekat dan intim kepada Tuhan. Mazmur 24:3-4. ”Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu”.
Mazmur 24:3-4 bila disimpulkan adalah orang yang berkesempatan hidup dekat dengan Tuhan adalah mereka yang mempunyai ketulusan hati. Ketulusan hati bukanlah pemberian Tuhan melainkan usaha semua orang percaya membentuk diri selalu bertindak dengan hati yang tulus. Orang tulus melihat wajah Allah, orang yang murni hatinya akan melihat Allah. Hati yang tulus dan hati yang murni adalah merupakan nilai hidup yang dapat dibangun, tetapi tanpa melibatkan Tuhan dalam hidup sangatlah sulit untuk memilikinya.
Pemazmur memberikan tekanan pada para penyembah, pemuji dan pelayan Allah harus secara serius mengusahakan hati yang bersih dan kehidupan yang benar. Hal itu berarti tulus menyembah, tulus memuji dan tulus melayani serta tulus berbuat baik dalam kebenaran kepada semua orang. Tulus adalah urusan hati sebagai inti dalam semua hal yang berhubungan dengan berbuat kepada Tuhan dan sesama. Hati yang tulus atau tuluskah kita hanya Tuhan dan kita yang tahu. Dan kita tak mungkin menipu Tuhan dan diri sendiri, sebab itu “Tuluslah”. MT
Minggu 05 Januari 2025
PESAN MINGGU INI 29 DESEMBER 2024
PRAJURIT KRISTUS YANG KUAT
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Timotius 2:3-4)
Menderita sebagai pengikut Kristus adalah panggilan hidup. Menjadi panggilan karena penderitaannya adalah sebagai konsekuensi pengikut Kristus bukan sebagai hukuman atas sebuah kejahatan. Pengikut Kristus sejati adalah prajurit yang baik yang taat asas dan taat atasan juga taat aturan. Sebagai seorang yang taat asas berarti mentaati firman Tuhan. Sebagai atasan Dia adalah seorang yang menundukkan diri kepada otoritas.
Sebagai seorang yang taat aturan Dia adalah seorang yang siap mendisiplinkan diri untuk hidup terus belajar meningkatkan potensi diri. Istilah prajurit juga memberi penjelasan bahwa menjadi prajurit berarti pengikut Kristus harus siap berjuang siap berperang berani menghadapi bahaya. Dia berjuang berarti berjuang untuk membentuk hidup semakin indah dan benar di hadapan Allah. Dimulai dengan membuang dan meninggalkan serta menanggalkan dosa dan manusia lama agar hidup semakin kudus dalam mengenakan manusia yang baru.
Rasul Paulus menyatakan bahwa kita sebagai manusia memang tidak Kudus tetapi sedang berjalan menuju kepada kekudusan itu. Hal itu adalah perjuangan yang terkadang mengalami penderitaan. Tetapi bila terus berjuang akan semakin kuat untuk terus melangkah pada tujuan.
Kemudian sebagai prajurit haruslah siap memasuki medan peperangan. Peperangan adalah sikap menyerang untuk mengalahkan musuh. Peperangan juga terkadang membawa kita kepada situasi bertahan. Menyerang dan bertahan adalah hal yang sangat berhubungan erat dengan peperangan. Jadi semua prajurit Kristus harus siap dalam situasi tersebut. Bertahan berhubungan dengan sikap mempertahankan hidup tetap setia beriman walaupun serangan berupa pencobaan menerpa.
Sedangkan menyerang berhubungan dengan sikap mengadakan penyerangan untuk memukul mundur hingga mengalahkan lawan. Lawan yang harus dikalahkan itu adalah iblis. Itulah sebabnya disebut peperangan rohani melalui doa peperangan yang langsung mengarahkan serangan kesasaran yang tepat yaitu kubu pertahanan iblis. Firman Tuhan menyatakan lawanlah iblis itu maka ia akan lari daripadamu.
Selanjutnya sebagai prajurit Kristus harus berani menghadapi bahaya. Pajurit Kristus diutus bagaikan domba di tengah-tengah serigala. Suatu situasi yang sangat berbahaya bahkan keselamatan terus terancam. Tidak ada cara yang yang lain selain hadapi dengan berani. Hadapi dengan kecerdasan tetapi juga dengan kejujuran. Artinya kita tahu datang segera kepada Tuhan dan tulus mengakui kelemahan dan kekurangan. MT
Minggu 29 December 2024