PESAN MINGGUAN 2024

Klik Di Sini Untuk Melihat Pesan Mingguan Tahun 2023


PESAN MINGGU INI 13 OKTOBER 2024

KEKUATAN ALLAH

“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ”Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:16-17)

Injil kekuatan Allah adalah sukacita pernyataan iman yang dinyatakan rasul Paulus dan sangat menginspirasi semua orang percaya. Berdasarkan firman Tuhan melalui rasul Paulus ini dapatlah kita meresponi Injil kabar baik melalui sikap:

  1. Menerima berita Injil sama dengan menikmati kekuatan Allah. Kekuatan Allah sama dengan kekuatan kasih Allah yang menyelamatkan. Kasih Allah di dalam Yesus Kristus adalah merupakan kasih yang berkorban. Semua karya penyelamatan-Nya itu selalu berhubungan dengan pengorbanan-Nya. Dan kekuatan kasih Allah itu nyata dalam pengorbanan-Nya mengutus putra-Nya yang Tunggal untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Jadi di dalam Yesus Kristus orang percaya adalah orang yang dikasihi Allah dengan demikian membuka akses untuk bertumbuh semakin kuat dalam Kristus oleh kekuatan Allah.
  2. Memberitakan Injil atau terlibat dalam misi Kristus. Bila orang percaya memberitakan Injil maka hal itu berarti menyerahkan diri untuk menjadi alat dalam tangan Kristus. Sebagai alat-Nya tentu yang kita beritakan adalah Injil Kristus dan kebenaran-Nya. Sebagai pemberita kebenaran haruslah didahului dengan melakukan kebenaran itu. Sebagai alat haruslah menyerahkan diri kepada Dia pemilik alat itu. Maka pemilik alat itu akan memperlengkapi dengan kuasa, agar lebih berdayaguna dalam melakukan pemberitaan Injil itu.
  3. Memiliki iman Injil adalah merupakan kehidupan iman yang kuat. Iman yang kuat karena di dalamnya nyata kebenaran Allah. Iman Injili adalah juga iman yang  menyelamatkan karena Allah sendirilah yang merencanakan, melaksanakan dan menganugerahkan keselamatan itu kepada manusia.

Iman Injili itu adalah menjadikan orang percaya hidup dalam kekayaan rohani karena bertolak dari iman  dan memimpin kepada iman. hal itu berarti mempunyai kehidupan iman yang hidup dan bertumbuh. Sangat pasti, bila orang percaya meresponi Injil secara benar dan tepat sudah pasti menikmati pertumbuhan iman yang kuat. Kuat dalam pengertian mengalami kekuatan adikodrati karena kekuatan itu bersumber dari Allah. Kekuatan yang bersumber dari Allah akan menyelamatkan secara menyeluruh dalam kehidupan. Selamat dalam perjalanan iman di bumi menuju keselamatan yang kekal. (MT)
Minggu 13 October 2024


PESAN MINGGU INI 06 OKTOBER 2024

MISI SEBAGAI TERUTUS

“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara” (Yesaya 61:1)

Misi mempunyai arti yang luas, salah satu pengertiannya adalah diutus atau utusan untuk melaksanakan berbagai kebijakan kepada lokasi tertentu. Bila dihubungkan dengan Injil maka misi adalah utusan untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Gereja adalah merupakan misioner yang mendapat perintah dan mandat dari Yesus Kristus. Yesaya 61 adalah merupakan pengalaman sang nabi, yang pada Yesaya pasal 6 ini mendapat panggilan menjadi nabi yang respon kepada Allah “Ini aku, utuslah aku”. Allah mempersiapkan Yesaya sebagai pemberita kebenaran yang mendapat penolakan dari umat tetapi Yesaya tak boleh berhenti menyuarakan kebenaran walaupun tertolak.

Yesaya 61 ini juga adalah merupakan nubuat yang menjelaskan karya penyelamatan Yesus. Sang Mesias menyelamatkan manusia dari hukuman akibat dosa. Pelayanan Yesus yang diurapi Allah meliputi 4 hal penting :

  • Hal pertama adalah memberitakan Injil kabar baik yang dibutuhkan oleh semua manusia berdosa. Kabar baik itu harus diberitakan kepada orang  tersesat karena kemiskinan dan kepada orang-orang yang rendah hati.
  • Hal kedua memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengalami kesembuhan dan perawatan di dalam Yesus Kristus, dan itu meliputi juga perawatan secara rohani dan memulihkan jiwa yang hancur.
  • Hal ketiga adalah memberitakan pembebasan dari dosa dan pembebasan dari penguasaan iblis serta pelepasan dari belenggu dan ikatan kejahatan.
  • Hal keempat adalah pemberitaan kebenaran untuk membuka mata rohani yang buta.

Keempat hal ini dapat dipahami sebagai empat satuan yang dilakukan para terutus dalam pemberitaannya:

  • Pertama dilakukan nabi Yesaya. Yesaya tidak pernah mundur tetapi terus maju karena diperlengkapi oleh Allah dalam melaksanakan tugas.
  • Penerapan sempurna dilaksanakan oleh Yesus.
  • Kemudian Yesus memerintahkan gereja melanjutkannya setelah Yesus naik ke surga. Dalam melaksanakan tugas misi, Tuhan Yesus melengkapi gereja-Nya. Bila gereja melaksanakannya dengan tekun dan setia maka pertumbuhan iman mereka akan semakin nyata.
  • Gereja dan semua orang percaya akan tetap menjadi umat terutus ke dalam dunia. Bila terus melakukan tugas keterutusannya maka akan semakin diperlengkapi oleh Kristus. (MT)

Minggu 06 October 2024


PESAN MINGGU INI 29 SEPTEMBER 2024

SEKALI LAGI BUAH-BUAH ROH KUDUS

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23)

Sebelum rasul Paulus mendaftarkan nilai-nilai hidup Kristen yang benar sebagai buah-buah Roh Kudus, dia lebih dulu memaparkan karakter buruk manusia sebagai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa. Tabiat berdosa didasari oleh keinginan daging yang buruk. Tabiat berdosa ini ada dalam hidup semua manusia termasuk dalam kehidupan orang kristen. Tetapi memang tidak mudah, namun langkah baru sebagai buah kehidupan baru telah dimulai. Tetapi hendaklah dimulai dengan membuka hati dan hidup dipenuhi, dikuasai dan dituntun oleh Roh Kudus. Supaya buah-buah Roh kudus nyata melalui kehidupan kita.

Kita sangat terbatas dalam hal membangun karakter baik dan benar karena keinginan buruk sebagai dasar tabiat berdosa itu tidaklah mudah ditaklukkan atau dibuang. Hanya dengan kuat kuasa Roh Kudus kita dapat melawan dan mengalahkannya. Bila Roh Kudus dalam hati, bukan saja kita mampu mengalahkan tabiat berdosa, tetapi buah-buah Roh Kudus akan menggantikannya. Buah-buah Roh Kudus bertentangan dengan tabiat berdosa.

Buah Roh Kudus adalah merupakan gaya hidup kudus yang sangat mencerminkan gaya hidup kudus yang sangat mencintai Allah, kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Buah-buah Roh adalah gaya hidup kudus yang dinyatakan Roh Kudus melalui anak-anak-Nya. Roh Kudus mengusir kebencian dari hidup umat-Nya kemudian menggantikannya dengan kasih. Tetapi umat-Nya tidak pasif dengan bantuan Roh Kudus dia membangun diri menjadi seorang yang mengasihi.

Dalam gereja Tuhan terjadi hubungan yang tidak harmonis karena ada yang tetap menyerah kepada keinginan daging membuat seseorang mengedepankan kepentingan diri sendiri. Jadi keinginan daging haruslah dikalahkan. Cara mengalahkan secara kristen adalah membuka diri untuk dipenuhi dan dituntun oleh Roh Kudus. Bila terus membuka diri terhadap tuntunan Roh Kudus maka akan terbentuk menjadi seorang yang mewujudkan buah-buah Roh Kudus dalam hidup sehari-hari.

Ciri utama adalah bahwa terjadi perubahan nyata dari sikap mementingkan diri sendiri menjadi sikap mementingkan kehidupan orang lain, dari sikap membenci menjadi sikap mengasihi. Jadi buah-buah Roh Kudus itu nyata melalui hidup sehari-hari. (MT)
Minggu 29 September 2024


PESAN MINGGU INI 22 SEPTEMBER 2024

BUAH-BUAH ROH

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23)

Sebelum rasul Paulus memberi daftar karakter-karakter baik dan benar sebagai buah-buah Roh, dia lebih dulu memberi daftar karakter-karakter buruk yang merupakan perbuatan-perbuatan karena tabiat berdosa. Hal ini menjelaskan bahwa manusia yang sudah beroleh keselamatan di dalam Yesus Kristus pun tetap mempunyai tabiat berdosa. Tabiat berdosa tidak hilang secara otomatis walaupun orang  percaya sudah bertobat. Tetapi hidup dalam Kristus membuat seseorang melawan dan mematikan tabiat berdosa dan berperang terus menerus melawan perbuatan berdosa. Namun dalam hal melawan perbuatan berdosa kita sangat lemah, kita membutuhkan Roh Kudus dalam hidup untuk beroleh kemenangan melawan perbuatan-perbuatan berdosa.

Syukur bahwa Roh Kudus berkenan diam atau tinggal dalam hidup orang percaya membuat dan menuntun untuk membenci dosa dan mencintai kebenaran. Bila orang percaya terus membuka hati untuk Roh Kudus dan memberi diri dipimpin Roh kudus maka waktu akan membentuk menjadi pribadi yang memiliki buah-buah Roh Kudus terpancar melalui kehidupannya, melalui berbagai perbuatan dan perilaku yang baik dan benar.

Roh Kudus akan menuntun orang percaya menjadi pribadi yang mengasihi melalui sikap yang memperhatikan mengupayakan yang terbaik buat sesama, dan setiap menghadapi permasalahan tetap tenang dan nyaman penuh damai karena berada dalam kondisi pikiran yang tenang dalam tuntunan kasih dan kebaikan Bapanya yang baik. Walaupun menghadapi tekanan dan fitnahan tetap tabah, sabar dan tidak mudah marah apalagi putus asa.

Dengan kemurahan hatinya selalui saja berusaha menyukakan hati orang lain, pantang baginya menyakiti apalagi membuat orang lain menghadapi kesulitan dan penderitaan. Kebaikan terwujudkan melalui gairah berbuat benar dan adil dengan persahabatan dia akan menegur untuk memperbaiki kejahatan. Setia kepada Tuhan dan sesama yang dinyatakan melalui keteguhan hatinya menepati janji. Itulah sebabnya sangat layak dipercaya karena ketulusan dan kejujurannya.

Kelemahlembutannya membuatnya menjadi seorang pemberani dan sangat kuat dalam hal memegang teguh prinsip dan keyakinannya. Dia sangat dewasa secara emosional dan mampu menguasai dan mengendalikan keinginan dan nafsu kedagingannya. Semua hal indah di atas adalah hal yang indah oleh karya Roh Kudus dalam hidup. (MT)
Minggu 22 September 2024


PESAN MINGGU INI 15 SEPTEMBER 2024

MENGOBARKAN KARUNIA

“Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (II Timotius 1:6-7)

Karunia (Charisma) yang diterima Timotius dari Allah sebagai perlengkapan dalam tugas pengembalaannya diumpamakan seperti api. Karena seperti api maka haruslah ada usaha-usaha untuk mengobarkannya agar tetap menyala. Bukan orang lain yang mengorbankannya  haruslah Timotius sendiri. Dengan demikian sangat jelas bahwa karunia itu tidak otomatis menyala haruslah ada usaha sengaja untuk mengobarkannya agar tetap kuat. Kepada jemaat di Tesalonika rasul Paulus memerintahkan agar orang percaya tidak memadamkan roh (1 Tesalonika 5:19). Dalam hal ini memadamkan Roh sama dengan meremehkan atau menganggap sepi karunia Roh Kudus. Kepada Timotius bukan hanya tidak memadamkan tetapi harus mengobarkan agar terus menyala. Karunia Roh Kudus itu haruslah terus dinyalakan melalui sikap dan semangat iman yang membara melalui semangat doa.

Karunia akan terus berkobar dalam dan melalui kehidupan umat yang berdoa. Berdoa dalam arti membangun hubungan dekat dengan Allah melalui penyembahan, pujian kepada Allah juga melalui permohonan dan ucapan syukur yang konsisten. Rasul Paulus juga menyatakan tetap dan senantiasa berdoa. Artinya doa itu bukan sekedar ritual keagamaan tetapi menjadi nafas kehidupan rohani. Karunia Roh Kudus tanpa doa perlahan-lahan akan padam, tetapi karunia Roh dengan kehidupan doa yang sungguh-sungguh akan terus menyala dan berkobar.

Karunia Roh Kudus harus terus juga dikobarkan melalui ketaatan kepada Firman Tuhan. Simson menerima karunia berupa kekuatan adikodrati dari Allah. Tetapi untuk tetap memiliki karunia itu maka Simson haruslah mentaati peraturan yang ditentukan Allah baginya selaku nazir Allah. Selama Simson taat karunia kekuatan itu ada pada dirinya, tetapi saat dia tidak taat dia segera kehilangan kekuatannya, karena Allah telah menarik karunia itu dari dirinya.

Dalam pelayanan terkadang kita menyaksikan ada hamba Tuhan yang terang-terangan melanggar firman tetapi tetap diberi karunia Roh seperti karunia melakukan mujizat. Tak perlu kecewa karena Allah memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat. Lebih tepat rindukanlah karunia Roh. Tetaplah tekun berdoa, taati Firman Tuhan agar karunia Roh Kudus selalu nyata dalam hidup. karena oleh karunia Roh Kuduslah penjamin umat-Nya bertumbuh kuat dalam perjalanan iman. (MT)
Minggu 15 September 2024


PESAN MINGGU INI 08 SEPTEMBER 2024

MEMPERGUNAKAN KARUNIA

“Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.” (1 Timotius 4:14-15)

Surat kiriman rasul Paulus kepada Timotius sebagai gembala jemaat muda di Efesus adalah pengulangan nasihat-nasihatnya yang disampaikan secara lisan. Allah Roh Kudus mengilhaminya agar ditulis sebagai Firman tertulis yang terdokumentasikan karena penting dan bermanfaat bagi Timotius dan gereja sepanjang zaman. Dalam ke-dua surat kirimannya ini rasul Paulus memberi tugas, tuntunan dan nubuat kepada Timotius secara khusus dan kepada gereja secara umum yang diistimewakan kepada para hamba Tuhan yang terlibat khusus dalam pelayanan gereja.

Tugas adalah mengajarkan firman Tuhan disertai dengan menjaga pengajarannya melalui perbuatan praktis yang bersesuaian dengan ajarannya. Jadi kata dan laku harus selaras sebagai pembawa berita Firman, maka Timotius dan seluruh hamba Tuhan diperlengkapi dengan karunia dalam melaksanakan tugas. Mereka terpanggil berdasarkan nubuat atau firman Tuhan dan didoakan dengan penumpangan tangan oleh penatua atau para hamba Tuhan dan sudah pasti atas restu lembaga seperti gereja lokal hingga sinode.

Rasul Paulus secara tegas mengatakan fakta terjadinya kemurtadan dalam area atau locus pelayanan di mana dan kapan saja. Munculnya pengajar palsu dan juga datangnya serangan kepada para pelayan bahkan fitnah dari gereja lokal. Hal itu tidak boleh melemahkan para pelayan Tuhan tetaplah setia dan jangan lalai dalam mempergunakan karunia.

Kedua surat kiriman ini sangat tepat membayangkan gereja pada akhir zaman. Secara tegas rasul Paulus menyatakan agar menggunakan karunia roh dalam pelayanannya secara rajin dan benar. Benar karena bersemangat mengajarkan kebenaran melakukan kebenaran dengan tekun dan setia. Ketika Rasul Paulus menulis suratnya ini dia sudah menyadari bahwa kematiannya sudah dekat dalam kondisi bermunculannya para hamba Tuhan yang menyalahgunakan karunia untuk melampiaskan hasrat semata dan memperkaya diri agar semakin terkenal.

Rasul Paulus menulis berdasarkan situasi pada zamannya tanpa disadarinya dia telah melukiskan keadaan kekristenan pada abad ke-21 ini. Sebab itu para hamba Tuhan atau Timotius abad 21 hendaklah mempelajari kedua surat Rasul Paulus ini secara mendalam. Hal itu penting karena segala hal yang dinyatakan betul-betul sedang dalam proses pengenapan. Caranya adalah pergunakan karunia secara benar dan hidupi secara tepat. (MT)
Minggu 08 September 2024


PESAN MINGGU INI 01 SEPTEMBER 2024

BERUSAHA MEMPEROLEH KARUNIA ROH

“Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.” Lalu terang itu jadi.” (1 Korintus 14:1-3)

Rasul Paulus sangat tegas mengkritik orang-orang percaya yang sangat membesar-besarkan atau menyombongkan diri atas karunia-karunia yang diperoleh sebagai perlengkapan untuk pelayanan. Secara tegas dikatakan bahwa karunia-karunia tanpa kasih adalah sia-sia. Dalam hal ini rasul Paulus bukanlah merendahkan nilai dan kualitas karunia dalam pelayanan, itulah sebabnya dia menyusul kritiknya dengan perintah “Kejarlah kasih dan usahakanlah dirimu menerima karunia-karunia Roh”. Rasul Paulus dengan sangat pasti menyatakan bahwa kasih dan karunia Roh harus sejalan tak boleh dipisahkan. Jadi jangan sampai kaya dengan karunia tetap miskin dengan kasih. Kedua-duanya haruslah seimbang dalam kehidupan pengikut Kristus.

Kemudian Rasul Paulus pun segera jelas mengatakan pentingnya karunia berbahasa Roh terutama karunia bernubuat. Karunia berbahasa Roh adalah karunia yang sangat penting karena sedang berbicara dengan Allah. Itulah sebabnya hanya Allah sendirilah yang mengetahui hal-hal yang rahasia sedang dikomunikasikan dengan Allah. Karunia berbahasa Roh adalah hal yang sangat penting karena merupakan hubungan pribadi yang sangat istimewa dengan Allah. Jadi bila umat berbahasa Roh sebagai salah satu karunia Roh sudah pasti bertumbuh kuat dalam iman dan semakin hidup dekat dengan Allah. Tetapi berbahasa roh ini sering dikritik sebagai tidak murni dengan kecurigaan bahasa roh yang dianggap manipulatif. Itulah sebabnya Rasul Paulus memberi kesaksian pribadinya tentang berbahasa Roh, dia tidak berbahasa roh di depan publik tetapi dalam doa pribadi dalam kesendiriannya supaya tidak mendatangkan berbagai penilaian yang berpotensi mendatangkan perpecahan.

Karunia bernubuat yang lebih utama karena berbicara dengan manusia. Bernubuat adalah menyampaikan firman Tuhan. Ada nubuat pre-telling dan ada nubuatpos-telling. Nubuat pre-telling adalah menyampaikan kehendak Allah sebelum ada kejadian sebagai alat pesan Allah kepada Gereja Tuhan. Sedangkan post-telling adalah menyampaikan firman Tuhan berdasarkan Alkitab seperti berkhotbah. Rasul Paulus menyatakan bahwa karunia bernubuat ini utama dengan catatan penubuat haruslah yang pertama melakukan nubuatnya. Semua nubuat haruslah diuji dengan firman yang tertulis. (MT)
Minggu 01 September 2024


PESAN MINGGU INI 25 AGUSTUS 2024

HATI YANG MELIMPAH DENGAN SYUKUR

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2:6-7)

Hati yang melimpah dengan syukur pasti membuat orang percaya datang sujud menyembah Allah. Tentu saja umat yang bersyukur akan selalu siap menghadapi tantangan dan sukacitanya tak akan pernah hilang oleh adanya penderitaan kemudian orang bersyukur sudah pasti mewujudkan rasa syukurnya melalui puji-pujian bagi Allah bahkan banyak juga yang mewujudkannya melalui sukacita untuk memberi atau mempersembahkan apa yang ada padanya untuk mendukung pelayanan gereja dan bermurah hati kepada sesama. Hal itu membuat rasa syukurnya terus bertumbuh sehingga hatinya melimpah dengan syukur. Bila hati sudah melimpah dengan syukur kepada Allah maka pasti akan memasuki suatu dimensi hidup yang paling dalam yaitu sujud menyembah, memuliakan dan mengagungkan Allah.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan agar mengalami dimensi kehidupan yang dalam ini adalah :

  • Pertama adalah hidup tetap di dalam Dia. Apa pun yang terjadi kehidupannya terus ada dan tinggal di dalam kristus. Tentu dunia akan selalu menjadi godaan terbesar karena menawarkan kemudahan dan kesenangan hidup. Tetapi hendaklah selalu bertekad hidup di dalam Kristus.
  • Kedua adalah berakar di dalam Dia artinya menyerap nutrisi kehidupan rohani yang disediakan bagi  orang percaya yaitu firman-Nya, filsafat dunia selalu selalu menawarkan hal yang mudah agar umat berhenti mentaati Firman. Filsafat dunia menawarkan standar yang mudah untuk dilakukan tetapi menghasilkan kehidupan yang rapuh. Sedangkan firman Tuhan menawarkan standar yang sulit ditaati tetapi menghasilkan kehidupan yang teguh dan kuat.
  • Ketiga adalah bertambah teguh di dalam iman. Tentu pengikut Kristus mengawali kehidupan spiritualnya dengan iman yang menyelamatkan serta keputusan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya.

Iman yang terus bertumbuh dan bertambah menjadi iman yang memberi kemenangan menuju kemenangan. Rasul Yohanes mengatakannya “Dengan iman yang mengalahkan dunia”. Jadi teruslah melangkah dalam perjalanan spiritual hingga terbentuk menjadi pribadi yang berhati melimpah dengan syukur. Karena hati yang melimpah dengan syukur akan menghasilkan penyembahan yang tulus. (MT)
Minggu 25 Agustus 2024


PESAN MINGGU INI 18 AGUSTUS 2024

MENYEMBAH : MENCARI WAJAH TUHAN

“Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Hatiku mengikuti firman-Mu: ”Carilah wajah-Ku”; maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!” (Mazmur 27:7-9)

Berulang-ulang raja Daud mengalami perlindungan Tuhan dari tangan orang jahat yang berusaha mencelakai bahkan membunuhnya. Satu-satunya yang dapat dilakukannya adalah berdoa yang puncak dan inti utama doanya adalah menyembah Tuhan yang dibahasakanya dengan istilah “mencari wajah Tuhan”. Mungkinkah kita menemukan wajah Tuhan? Rasanya tidak mungkin. Kalau tidak mungkin mengapa harus dicari? Kembali harus kujelaskan bahwa kalimat-kalimat yang digunakan pemazmur jangan dipahami secara harafiah. Pemazmur mengungkapkan imannya dengan bahasa puitis. Itulah sebabnya ditandai dengan kata-kata simbolik, perumpamaan dengan kata-kata sandi sehingga haruslah dimaknai secara puitis juga.

Dalam ayat 7, pemazmur mengulang doanya yang terdapat dalam 1 Tawarikh 16:11 “Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu”. Dalam Mazmur “…maka wajah-Mu kucari ya Tuhan”. Dalam hal ini pemazmur sedang menyembah karena sangat merindukan kehadiran Tuhan. Dan pemazmur terus menyembah Allah di bait-Nya tanpa mengenal lelah, karena dia tahu tinggal di hadirat Tuhan atau menyembah Tuhan adalah jaminan yang  teguh untuk hidup aman dan berkemenangan. Umat yang menyembah Tuhan di bait-Nya bersama umat Tuhan tidak akan pernah berputus-asa, karena kemurahan Allah yang melimpah selalu tersedia bagi mereka. Pemazmur menyatakan permohonan dalam situasi penyembahan yang benar dan hidup.

Ketekunan menyembah Allah menjadikan iman terus bertumbuh. Para penyembah sejati tidak pernah gentar terhadap pencobaan karena pencobaan dijadikan sebagai alasan untuk semakin tekun menyembah Allah. Selama umat terus mencari wajah-Nya akan selalu memenangkan pencobaan untuk hidup dan berkembang bahkan hidup lebih daripada pemenang. Pemazmur menggunakan istilah mencari wajah Tuhan untuk memudahkan kita memahami arti dari penyembahan.

Menyembah adalah suatu sikap yang sangat yakin dan jelas bahwa para penyembah sejati sedang berhadapan dengan Tuhan dan mengalami kehadiran Tuhan. Pertemuan dengan Allah selalu terjadi dalam situasi dan suasana penyembahan. Jadi “Mencari wajah Tuhan” adalah perintah puitis agar umat selalu tekun menyembah Allah. (MT)
Minggu 18 Agustus 2024


PESAN MINGGU INI 11 AGUSTUS 2024

HIDUPKU ADALAH PENYEMBAHAN

“Kata Yesus kepadanya: ”Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian..” (Yohanes 4:21-23)

Sebagai ciptaan Allah yang mulia suatu karunia Allah istimewa bukanlah alasan untuk mengangkat diri sebagai makhluk unggul di hadapan Allah. Seharusnya harus dijadikan sebagai alasan bersyukur dan selalu dalam keadaan merendahkan diri di hadapan Allah dengan kata lain terus membentuk kehidupan sebagai penyembahan. Adam dan Hawa dengan kondisi kudus sebelum jatuh dalam dosa hidup di taman Eden selalu menyembah dan hidup yang mereka bangun adalah hidup dekat dan bergaul dengan Allah.

Perlu kita pahami bahwa keistimewaan manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia adalah selain mempunyai tubuh dan jiwa, dia mempunyai roh. Dengan tubuh manusia berhubungan dengan alam, dengan jiwa manusia berhubungan dengan sesama manusia dan dengan roh manusia berhubungan dengan Allah. Dalam membangun hubungan dengan Allah maka manusia haruslah menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

Tetapi setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka hidup penyembahan pun menjadi rusak bersamaan dengan dosa yang merusak dan memisahkan hubungan manusia dengan Allah. Tetapi Allah tak membiarkan hal itu terjadi sehingga Dia berinisiatif untuk memulihkannya. Mulai dari kehadiran-Nya di taman Eden, kehadiran-Nya membangun hubungan dengan Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub hingga membangun suatu bangsa pilihan baginya yaitu Israel sebagai bukti Dia masih tetap berupaya menyatakan diri agar umat punya pemahaman dan kesempatan untuk menyembah

Dia. Umat Israel adalah merupakan inisiatif Allah untuk membangun hubungan dan menyatakan diri kepada manusia. Tetapi kesempurnaan pernyataan-Nya adalah kedatangan-Nya langsung menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Salah satu karya-Nya adalah saat berdialog dengan perempuan Samaria. Dia berkata bahwa dalam Dia (Yesus), para penyembah yang benar akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Semua pengikut Kristus menyembah Allah tak lagi dibatasi ruang dan waktu. Di mana saja berada dan kapan saja akan selalu dapat hidup menyembah Allah dalam membangun hubungan semakin dekat dengan Allah. Suatu kehidupan yang indah karena kehidupan menjadi penyembahan. (MT)
Minggu 11 Agustus 2024


PESAN MINGGU INI 04 AGUSTUS 2024

ALAMAT PENYEMBAHAN YANG BENAR DAN TEPAT

“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.” (Keluarahan 20:5-6)

Manusia dalam dosa mempunyai kecondongan hati untuk menyembah dalam pengertian sikap menaklukkan diri kepada sesuatu atau seseorang yang dianggap jauh lebih tinggi dan berkuasa atas dirinya. Menyembah adalah merupakan sikap menghormati secara total, memuja secara mutlak dan menundukkan diri secara absolut kepada sesuatu atau seseorang. Menyembah dapat pula diartikan membangun hubungan spiritual dengan pengakuan yang mutlak kepada kekuasaan Tuhan. Dengan demikian, penyembahan benar dan tepat hanyalah dialamatkan kepada Allah pencipta alam semesta. Selain kepada Allah namanya penyembahan berhala suatu sikap spiritual yang menyimpang dan dibenci oleh Allah.

Ada beberapa prinsip yang merupakan pegangan agar hidup dengan penyembahan yang benar dan tepat :

  • Prinsip pertama adalah yang disembah haruslah seseorang bukan sesuatu. Artinya yang patut disembah haruslah pribadi bukan kebendaan bukan pula kekuasaan kecerdasan kekayaan dan situasi-situasi yang lain.
  • Prinsip kedua adalah pribadi yang patut disembah adalah pencipta segala sesuatu termasuk pencipta penyembah itu sendiri. Dalam hal ini dia layak disembah karena atributnya sebagai yang maha kuasa dan juga berdaulat untuk mengatur segala sesuatu. Dan perlu diingat bahwa hanya Dialah pencipta segala sesuatu jadi hanya Allah sajalah yang layak untuk disembah.
  • Prinsip ketiga adalah segala sesuatu yang merupakan ciptaan tidak memenuhi syarat untuk disembah. Jadi siapapun yang menyembahnya artinya dia melakukan penyembahan yang menyimpang salah dan sesat. Kemudian perlu diingat bahwa diri sendiri termasuk juga ciptaan, jadi diri sendiri termasuk segala sesuatu yang menempel kepada diri sendiri termasuk kecerdasan dan kedudukan serta kemuliaan manusiawi yang diperoleh bukanlah untuk disembah dan diperTuhan.

Yang betul hal itu semua adalah alasan kita untuk menyembah Allah dan mengabdikan diri secara total kepada Allah sebagai rasa syukur atas kuasa kasih dan kebaikannya. (MT)

Minggu 04 Agustus 2024


PESAN MINGGU INI 28 JULI 2024

AJARAN DARI TUHAN

“Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.” (Amsal 3:11-12)

Ada kata-kata bijak yang mengatakan “Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Berbicara tentang pengalaman bukanlah hanya pengalaman yang baik tetapi tentu juga ada pengalaman-pengalaman yang tidak baik, bukan hanya pengalaman yang benar tetapi ada juga pengalaman yang salah. Dan kalau Tuhan mengijinkan umat-Nya mengalami berbagai hal maka dapat disimpulkan sebagai pengalaman berharga karena melalui-Nya Tuhan sedang mengajar. Jadi pengalaman umat Tuhan boleh juga diterima sebagai ajaran dari Tuhan.

Pengalaman ini ajaran dari Tuhan karena pengalaman yang berbentuk cobaan ini adalah alat Tuhan agar umat-Nya menyesuaikan diri dengan kekudusan-Nya. Bila Allah mengijinkan pencobaan, Dia juga akan memberi kekuatan dan kebijaksanaan. Jadi pencobaan seberat apapun hendaklah dihadapi jangan dihindari. Karena bila kita menghadapi dengan memohon pertolongan Tuhan kita akan beroleh kemenangan. Hasilnya adalah makin kuat dan makin bijaksana serta semakin menyesuaikan diri dengan kekudusan Tuhan.

Kemudian pengalaman-pengalaman itu akan membawa kepada kehidupan yang semakin terbentuk seturut kehendak Tuhan. Pengalaman yang baik dan benar akan menolong untuk hidup seturut kehendak Tuhan bila diresponi dengan rendah hati, semakin memuliakan Tuhan dan semakin bersyukur kepada Tuhan. Pengalaman buruk dan salah biasanya sangat berhubungan dengan pola hidup yang membuat semakin menyimpang dari kehendak Tuhan. Pengalaman ini Tuhan ijinkan agar kita kembali dan semakin mendekat kepada kehendak Tuhan.

Kemudian Allah mau memakai pengalaman hidup kita agar hidup kita semakin terbentuk untuk siap menerima rencana Tuhan atas kehidupan kita. Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Rasul Paulus secara tegas menyatakan bahwa semua pengalaman hidup orang yang dikasihi dan mengasihi Kristus diijinkan-Nya untuk mendatangkan kebaikan. Semua orang percaya menerima ayat firman Tuhan ini sebagai yang sangat indah tetapi bila mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan terkadang lupa dan mulai mengeluh. Padahal bila terjadi kita sedang menerima ajaran dari Tuhan. Sedang berproses semakin baik dan benar. (MT)
Minggu 28 Juli 2024


PESAN MINGGU INI 21 JULI 2024

MELAKUKAN FIRMAN

“Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada. Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau. Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.” (Mazmur 119:89-93)

Firman Tuhan sebagai sumber pengajaran Kristen bukanlah untuk dipelajari dan diketahui saja tetapi adalah untuk dilakukan, kalau hanya banyak tahu tanpa laku akan dipergunakan secara salah seperti hanya untuk disombongkan dan diperdebatkan seperti kebiasaan guru-guru palsu. Perlu kita pahami bahwa mengawali hidup baru atau dilahirkan kembali adalah oleh firman kebenaran dan firman yang menjadi manusia. Hidup baru menuntut sikap membuang kotoran moral karena menjadikan Firman Tuhan menjadi standar moral. Semua harapan mengalami indahnya hidup kekristenan termasuk hidup baru hanya dapat dinikmati oleh pelaku firman Tuhan bukan hanya pendengar firman Tuhan.

Firman Tuhan adalah hukum yang memerdekakan tidaklah karena mengetahui firman Tuhan melainkan karena melakukan firman Tuhan, juga bukan karena mengetahui kehendak Tuhan tetapi karena hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi bila berbicara mengenai firman Tuhan tak dapat dipisahkan dengan pengajaran yang benar, karena bila pengajaran tidak benar maka melakukannya pun bisa menjadi keliru. Jadi betapa pentingnya belajar dan menerima pengajaran firman Tuhan secara benar. Yakobus memperdalam pesannya agar menjadi pelaku firman Tuhan dengan menyelaraskannya dengan konsep iman dan perbuatan yang tak boleh dipisahkan. Iman jika tidak disertai perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Iman bukanlah iman sejati bila iman itu tidak diwujudkan melalui perbuatan.

Dalam pengajaran Kristen pun jangan sampai terperangkap kepada pengajaran yang indah didengar dan berkualitas tetapi tak dapat diterapkan dalam wujud perilaku yang benar. Lagi pula adalah kemunafikan yang merugikan bila berhenti pada pemahaman tidak dilanjutkan pada pelaksanaan. Pengajaran yang benar tidak cukup membuat pelajar mengetahui dan mengenal pribadi Yesus tetapi hendaklah ditindaklanjuti dengan membangun hubungan yang semakin dekat dengan Yesus. Pengajaran jangan pula diarahkan kepada sikap bahwa kita bisa mencapai kehidupan yang benar dengan usaha sendiri karena banyak tahu dan banyak melakukan kebenaran.

Pengajaran Kristen yang benar dan baik harus pula mengutamakan faktor kasih karunia Allah dan kita adalah perespon kasih karunia Allah secara benar dan tepat. Kemudian walaupun iman tanpa perbuatan adalah mati hendaklah tetap mengajarkan keutamaan iman bukan keutamaan perbuatan. (MT)
Minggu 21 Juli 2024


PESAN MINGGU INI 14 JULI 2024

MENCINTAI FIRMAN

“Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada. Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau. Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku. ” (Mazmur 119:89-93)

Mazmur 119 yang merupakan pasal terpanjang dalam Alkitab merupakan Firman pengakuan akan keindahan, keteguhan dan keutamaan serta kebenaran sempurna firman Tuhan. Firman itu indah sehingga sangat tepat untuk dimazmurkannya sangat layak dikumandangkan dengan lagu dengan rangkaian kalimat yang puitis dan kalimat-kalimat sastra indah berkualitas. Hal itulah yang dilakukan pemazmur menulis Mazmur 119 untuk memuliakan Tuhan dan firman-Nya. Pemazmur bukanlah memberi cerita pengalaman perjalanan imannya mentaati firman Tuhan. Dia menyimpulkan bahwa firman Tuhan itu teguh di sorga. Dalam hal ini dia menjelaskan bahwa keteguhan firman Tuhan itu nyata karena firman Tuhan itu bersumber dari Allah sehingga bernilai sorgawi atau bernilai kekekalan.

Teguh berarti kuat, tak tergoyahkan serta konsisten karena keteguhannya sudah sempurna tak perlu lagi diubah. Kalau pun ada usaha dan kuasa yang mau mengubahnya sudah pasti menjadi usaha yang sia-sia dan kuasa yang tak berdaya yang sudah pasti kalah. Bumi ada dan tetap tegak terpelihara adalah karena kekuatan dan keteguhan firman. Jadi betapa pentingnya untuk terus mencintai firman. Pemazmur membuat suatu pernyataan sebagai kesimpulan dari perjalanan imannya: “Sekiranya firman-Mu tidak menjadi kegemaranku”. Suatu pernyataan yang lahir dari pengalaman panjang mencintai dan mentaati firman Tuhan. Kemudian dalam perenungannya yang bersumber dari kedekatan hidupnya dengan Tuhan pemazmur menyaksikan bahwa melalui firman Tuhan dia dapat bertahan hidup. Kesaksian ini memberi penjelasan bahwa selalu ada usaha dari dunia untuk menyerang kehidupan para pelaku Firman yang juga hidup dekat dengan Tuhan. Tetapi bila tetap berpegang dan mentaati Firman akan selalu mempunyai ketahanan hidup. Ketika pemazmur menggubah Mazmur 119 ini, dia sudah pasti mendapat inspirasi dari Allah sebagai pemilik Firman yang sesungguhnya. Tetapi tidak dapat juga dilepaskan dari pengalaman hidupnya yang sangat inspiratif karena cinta Firman dan hidup dekat dengan Allah pemilik Firman tetapi menganugerahkan Firman itu kepada umat-Nya. (MT)
Minggu 14 Juli 2024


PESAN MINGGU INI 07 JULI 2024

SUMBER PENGAJARAN KRISTEN

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:16-17)

Kesesatan terjadi karena tidak adanya nubuat atau pengajaran. Perlu dipahami bahwa pengajaran itu adalah merupakan nubuat dalam bentuk “post telling” atau firman Allah yang disampaikan setelah adanya pesan Allah dan peristiwa yang sudah terjadi sebagai karya Allah. Untuk gereja masa kini dan ke depan nubuat dapat diartikan sebagai Firman yang tertulis atau Alkitab. Dengan demikian sumber pengajaran Kristen adalah Alkitab. Hal itu adalah mutlak mengingat ada banyak sumber pengajaran yang ditawarkan, pengajaran yang baik dan sangat diterima bagi sebagian orang percaya karena dianggap sesuai dengan kebutuhan zaman.

Psikologi modern pun menawarkan pengajaran dengan metode yang sangat aktual sehingga tidak sedikit gereja yang tertarik dan mulai terpengaruh. Sebab itu sangat perlu ke hati-hatian untuk menerima suatu pengajaran dengan cara menyelidiki sumber pengajarannya. Karena faktanya yang terjadi adalah adanya pengajaran yang palsu dan pengajaran yang asli. Bagaimana caranya untuk mengetahui mana yang palsu dan mana yang asli. Dalam ilmu perbankan ada anjuran bahwa harus fokus mengenal uang yang asli melalui cara meraba uang yang asli sehingga hanya dengan memegang yang palsu segera dan secara cepat dia mengenal yang palsu. Sama halnya dengan pengajaran pahami, dalami dan hidupi pengajaran yang asli maka akan cepat mengetahui pengajaran yang palsu.

Pengajaran yang asli bagi umat Kristen haruslah bersumber dari Alkitab sebagai satu keseluruhan dari Kejadian sampai Wahyu. Tidak boleh juga mencomot ayat firman Tuhan yang dianggap sesuai dengan selera dan pendapatnya dan memisahkannya dari Alkitab yang umumnya dipelesetkan sebagai ilmu comotlogi dan cocoklogi. Pesan penting dari rasul Paulus kepada Timotius dan gereja sepanjang zaman sudah sangat tegas bahwa sumber pengajaran Kristen adalah firman Tuhan yang tertulis berdasarkan ilham Allah yaitu Alkitab. Hal itu juga berarti bahwa Alkitablah standar moral untuk bersikap dan membangun kehidupan bagi umat Kristen. (MT)
Minggu 07 Juli 2024


PESAN MINGGU INI 30 JUNI 2024

KARYA ALLAH MELALUI KELUARGA

“Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: ”Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:19-20)

Allah mempunyai rencana untuk setiap keluarga, seperti rencana-Nya untuk keluarga Yakub. Tentu rencana Allah ini adalah mencapai suatu tujuan tertentu tetapi yang pasti tujuannya itu mempunyai wujud yang berbeda kepada masing-masing keluarga. Tujuannya untuk keluarga Yakub tentu mempunyai kekhususan karena rencana-Nya untuk membangun sebuah bangsa pilihan-Nya untuk membangun sebuah bangsa pilihan-Nya. Rencana Allah tergenapi melalui keluarga Yakub walaupun Yakub termasuk seorang bapa yang gagal, terbukti melalui fakta-fakta kehidupan keluarganya :

  • Fakta pertama adalah bahwa Yakub gagal dalam hal membangun keluarga yang harmonis. Hal itu terjadi karena Yakub berpoligami. Apapun latar belakang terjadinya poligami tetap saja mengakibatkan hilangnya kesejahteraan dalam keluarga. Dan perlu dipahami bahwa berpoligami itu membuat hilangnya harmonisasi dalam keluarga, dalam waktu yang jauh ke depan dari generasi ke generasi. Kemudian Yakub pun gagal dalam mendidik anak-anaknya. Karena pilih kasih dan tidak adil kepada anak-anaknya membuat adanya saling iri di antara anak-anaknya, Yusuf menjadi korban ketidakadilan Yakub.
  • Tetapi ada fakta kedua yaitu Yakub tetap membangun keluarganya dalam kehidupan iman dan doa. Yakub terkenal dengan pergumulannya dengan Allah. Terkenal dalam fakta dan nyata sebagai simbol kehidupan doanya. Yakub menyadari kelemahan dan kesalahan dalam membangun keluarga dan mendidik anak-anaknya. Diapun menggunakan kehidupan doa untuk menyatakan harapannya akan campur tangan Allah. Dia melihat kenyataan hilangnya kerukunan dalam keluarga khususnya hubungan antar anak-anaknya. Dia terus mendoakan dan memberkati anak-anaknya.
  • Kemudian fakta ketiga adalah Allah terus berkarya dalam dan melalui keluarga Yakub. Hal itu dinyatakan oleh Yusuf yang merupakan korban ketidakharmonisan keluarga Yakub. Ketidakharmonisan adalah merupakan permainan dunia yang direka-reka oleh saudara Yusuf agar Yusuf lenyap dari keluarga Yakub. Tetapi Yusuf menyatakan Allah telah merekayasa untuk memelihara keluarga Yakub agar satu bangsa terpelihara dan bertumbuh menjadi satu bangsa yang besar.

Selalu ada anugerah besar dalam wujud campur tangan Allah bagi umat-Nya yang hidup berdoa dengan tekun dan sungguh-sungguh. (MT)
Minggu 30 Juni 2024


PESAN MINGGU INI 23 JUNI 2024

KELUARGA YANG SETIA

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”. (Yousa 24:15)

Pada masa tuanya diakhir kepemimpinan atas umat pilihan Allah, Yosua mengajak umat untuk berkomitmen setia kepada Allah. Dalam hal ini Yosua mengajak umat untuk berpegang kepada perjanjian Allah. Ketika Yosua mengucapkah kata-kata terakhirnya dia tidak menyingung sedikitpun tentang keberhasilannya memimpin umat. Dia justru mengingatkan umat akan kasih, kuasa dan kebaikan Allah kepada umat.Setelah panjang lebar menjelaskan kebaikan dan pemeliharaan Allah, Yosua pun mendorong umat agar setia kepada Allah. Dalam mengajak untuk tetap setia, Yosua pun mendorong umat agar setia kepada Allah. Yosua juga cukup direpotkan oleh umat pada saat kepemimpinannya. Tidak sedikit umat berubah setia dan melakukan berbagai kesalahan yang berakibat buruk kepada semua umat.

Dalam sejarah perjalanan umat Israel berbagai kesulitan menimpa mereka selalu saja terjadi karena berubah setia kepada Allah. Bagi umat perlu paham bahwa berubah setia itu buruk. Itulah sebabnya Allah selalu mengingatkan umat melalui berbagai hukuman yang menyulitkan hidup mereka dengan tujuan agar kembali kepada Allah. Allah menghukum umat-Nya bukan karena benci melainkan karena mengasihi. Contoh yang baik adalah keluarga Yosua sendiri yang siap berkomitmen setia kepada Allah.

Dalam hal ini Yosua menyatakan tiga hal penting mengenai keluarganya :

  1. Dia menyatakan aku adalah keluargaku. Yosua tidak memisahkan dirinya dari keluarganya. Dalam hal ini Yosua sangat konsentrasi dalam membangun keluarganya agar tetap satu dalam Tuhan.
  2. Bahwa komitmennya adalah komitmen keluarganya, Yosua sangat fokus mengenal keluarganya sehingga tahu betul bila dia mengajak anggota keluarganya untuk mengikuti hal-hal baik dan benar pasti semua taat.
  3. Yosua menyatakan bahwa kesetiaannya adalah kesetiaan keluarganya. Yosua bukan hanya berhasil mendidik dan membangun keluarganya lewat kata-kata dan nasihat yang baik, tetapi dia menjadi teladan dalam hal kesetiaan kepada Allah. Tidak mudah membangun kesatuan keluarga untuk tetap setia kepada Allah.

Yosua menyadarinya sehingga dia sangat bersungguh-sungguh membangun melalui kerja keras dan yang pasti melalui doa-doa yang dipanjatkan untuk keluarganya. Dia dengan yakin menyatakan di hadapan umat “Aku dan keluargaku akan setia kepada Allah”. (MT)
Minggu 23 Juni 2024


PESAN MINGGU INI 16 JUNI 2024

KELUARGA YANG HARMONIS

1Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! 2Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 3Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Maz. 133:1-3)

Semua orang mendambakan keluarga yang harmonis, tetapi faktanya tidaklah mudah untuk memperolehnya. Tidak ada seorang pun manusia yang memutuskan hidup berumah tangga merencanakan untuk mempunyai rumah tangga yang tidak harmonis. Alkitab mengatakan bahwa keluarga yang rukun dan harmonis itu indah dan baik, tetapi bagaimana untuk menciptakan harmonisasi atau kerukunan dalam keluarga, adalah merupakan pertanyaan yang perlu dijawab.

Ada tiga hal yang perlu kita peroleh untuk menikmati kerukunan dalam keluarga :

  1. Semua manusia harus rukun dengan Allah. Dan Alkitab menjelaskan bahwa dosa telah memisahkan manusia dengan Allah, artinya hubungan dengan Allah sudah terputus atau tak ada lagi kerukunan. Jalan satu-satunya Allah sendirilah yang membangun hubungan itu dengan mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia agar hubungan itu terbangun. Semua orang yang percaya dan menerima Yesus putra-Nya yang tunggal itu sebagai Tuhan dan juruselamat-Nya akan beroleh selamat dan diangkat menjadi anak Allah. Hubungan dengan Allah menjadi pulih. Dengan terciptanya hubungan yang rukun dengan Allah maka kita pun melangkah kepada yang kedua.
  2. Orang yang percaya kepada Yesus hendaklah rukun dengan diri sendiri. Seorang yang rukun dengan dirinya sendiri adalah yang menerima dirinya sebagai pemberian Tuhan yang sangat berharga karena diciptakan segambar dengan Allah. Kemudian dia bersyukur karena walaupun menerima diri apa adanya sebagai pemberian Allah dia tidak hidup seadanya. Dia justru membentuk diri semakin baik dan semakin benar agar dapat rukun dengan siapapun dia membangun hubungan. Orang yang dapat hidup rukun dengan diri sendiri biasa juga disebut sebagai orang yang sudah beres dengan dirinya.
  3. Rukun dengan komunitas di mana dia berada. Komunitas utama bagi semua orang adalah keluarganya, keluarga inti dan keluarga besar. Bila seseorang sudah rukun dengan Allah dan rukun dengan dirinya sendiri akan berpotensi membangun keluarga yang harmonis.

Tetapi perlu juga dipahami bahwa keluarga harmonis itu tidak tercapai secara otomatis, walaupun kepala keluarga sudah rukun dengan Allah dan dengan diri sendiri. Dia memang sangat berpotensi membangun keluarga yang harmonis. Dia harus membangun dengan mengoptimalkan potensi diri untuk terus mewujudkan kasih dalam keluarganya. (MT)
Minggu 16 Juni 2024


PESAN MINGGU INI 09 JUNI 2024

DIPERHAMBA VS MENGHAMBA

“Segala sesuatu halal bagiku , tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun. Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” (1 Korintus 6:12,17)

“Segala sesuatu halal bagiku”, adalah kalimat yang dikutip rasul Paulus dari pernyataan teologis penentangnya. Penyataan teologis ini jelas-jelas sangat bertentangan dengan semangat Injil walaupun para penginjil-penginjil palsu ini menyatakan bahwa konsep teologis mereka bersumber dari Injil. Alasan mereka bahwa Injil membebaskan dan memerdekakan. Dengan ringannya mereka memakan apa saja dan melakukan apa saja. Kebebasan yang mereka kembangkan adalah kebebasan yang justru membuat mereka diperhamba oleh makanan dan juga diperhamba percabulan dan perilaku yang sangat bertentangan dengan firman Tuhan sebagai standar moral dalam bersikap.

Rasul Paulus sangat tegas dan bijaksana dalam mengkoreksi pernyataan teologis yang menyimpang ini dengan melengkapi kalimat itu: “Segala sesuatu halal bagiku tetapi bukan semuanya berguna…” lebih lengkapnya Paulus juga menyatakan dalam 1 Korintus 10:23 “Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna”. Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. Jadi hidup dengan kebebasan yang menyimpang jelas tidak berguna dan tidak membangun sebaliknya menjadikan diri diperhamba oleh dosa. Sebagai sikap melawan kebebasan yang menyimpang itu Paulus mengingatkan bahwa tubuh orang percaya adalah anggota Kristus. Karena anggota Kristus tidak akan membiarkan diri diperhamba oleh dosa sebaliknya dengan kesadaran penuh menghamba kepada Kristus.

Para penganut teologis kebebasan yang menyimpang mengikatkan diri kepada berbagai dosa pencabulan, tetapi anggota Kristus yang menghamba kepada Kristus menjauhkan diri dari dosa percabulan. Dalam pandangan Allah percabulan itu menjijikkan karena menajiskan tubuh yang adalah bait Allah. Semua orang percaya yang menghamba kepada Kristus sudah pasti membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Allah. Kalau menjijikkan bagi Allah harus menjijikkan pula bagi semua yang menghamba kepada Kristus. Bagi semua orang percaya hendaklah menghamba kepada Kristus agar lepas dari semua yang berusaha mengikat dan menggoda untuk terlibat kepada kebebasan yang sesat. (MT)
Minggu 09 Juni 2024


PESAN MINGGU INI 02 JUNI 2024

KOMITMEN DALAM KELUARGA

“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15)

Dalam perjalanan panjang kepemimpinan Yosua terhadap umat pilihan Allah, cukup berhasil menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang kuat, bersatu dan setia kepada Allah. Tentu ada juga permasalahan-permasalahan yang timbul karena ada saja rakyat yang kurang taat kepada firman dan kepemimpinan Yosua. Tetapi karena Yosua dan keluarganya tetap setia kepada Allah, maka setiap masalah dapat dihadapi dengan baik. Yosua dan keluarganya membuat pilihan benar dan tepat untuk setia beribadah kepada Allah. Untuk tetap setia kepada pilihan maka Yosua dan keluarganya berulang-ulang memperbaharui komitmen. Memperbarui komitmen orang percaya adalah takut akan Tuhan. Jadi Yosua dan keluarganya berulang-ulang memperbarui komitmen untuk hidup takut akan Tuhan.

Kemudian sikap yang sama mereka lakukan setia kepada kebenaran dan sungguh-sungguh membuang dosa dan menjauh dari kesenangan-kesenangan hidup berdosa. Kemudian keluarga Yosua terus bersungguh-sungguh melayani dan mengasihi Tuhan. Mereka sangat paham tanpa memperbarui komitmen akan menjurus kepada kelalaian yang berpotensi mendatangkan hukuman dan kebinasaan. Komitmen Yosua dan keluarganya memberi pengaruh yang sangat menguntungkan juga bagi rakyat. Rakyat Israel merespon dengan menyatakan: “Jauhlah bagi kami meninggalkan Tuhan”. Yosua dan keluarganya bukan saja memberi pengajaran yang kuat kepada umat untuk tetap hanya menyembah Allah pencipta langit dan bumi, tetapi mereka terus berjalan di depan dan bersama umat Israel untuk memberi keteladanan setia kepada kebenaran sesuai dengan firman Allah.

Pada puncaknya Yosua dan keluarganya membuat suatu perjanjian selanjutnya berkomitmen bersama. Perjanjian yang mereka buat adalah merupakan komitmen untuk merespon komitmen Allah terhadap umat-Nya. Allah sudah berkomitmen memelihara dan melindungi umat-Nya, jadi umat-Nya pun harus meresponnya berkomitmen beribadah hanya kepada Allah saja. Melalui komitmen dua arah ini maka terciptalah hubungan permanen antara Allah dan umat-Nya.

Di bawah terang Perjanjian Baru, gereja Tuhan pun perlu setiap keluarga bersama bertumbuh dalam pengajaran yang berpusatkan Kristus karena Kristus sudah lebih dulu memfokuskan kasih dan karya-Nya kepada gereja-Nya. Dan keluarganya yang berkomitmen setia kepada Kristus akan bertumbuh kuat bagi Kristus dan bagi kemuliaan-Nya. (MT)
Minggu 02 Juni 2024


PESAN MINGGU INI 26 MEI 2024

MENGHAMBA KEPADA………

“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”” (Lukas 16:13)

Menghamba adalah keputusan untuk menentukan pilihan, untuk mengabdikan diri. Jadi pastikan bahwa saudara mengabdi kepada alamat yang tepat dan benar. Bagiku sangat sukar untuk memastikan para hamba Tuhan zaman now mengabdi kepada siapa. Para hamba Tuhan besar dan mempunyai kekayaan yang luar biasa banyak, dan mereka saling mengkritik bahwa melayani untuk mengumpulkan kekayaan atau mengabdi untuk mamon. Siapa di antara mereka yang benar hanya Tuhanlah yang tahu, saya tidak ingin untuk mengetahuinya. Suatu nilai kehidupan yang dijelaskan Yesus dalam Lukas 16:10-11 adalah agar semua orang percaya setia dalam perkara kecil.

Jadi hidup yang ingin djelaskan Yesus bukanlah mengenai besar atau kecil. Jadi hidup yang ingin dijelaskan Yesus bukanlah mengenai benar atau salah tetapi adalah mengenai kesetiaan untuk menghambakan diri kepada yang tepat dan benar. Fakta sejarah gereja bahwa gereja yang paling setia bukanlah gereja yang besar melainkan gereja yang kecil seperti gereja Ortodoks. Gereja-gereja besarlah yang suka menyimpang dan berubah-ubah dalam banyak hal karena tidak taat azas. Kemudian Yesus secara tegas dan keras mengkritik orang Farisi yang pada awalnya menghambakan diri kepada kebenaran tetapi dalam perjalanan sejarah panjang berubah menjadi penghamba diri kepada uang. Jadi sangat perlu setiap saat mengoreksi diri kepada siapakah orang percaya menghamba.

Kemudian Yesus memberikan suatu penjelasan bahwa jika tidak setia dalam memperoleh dan menggunakan kekayaan, dengan benar pasti tidak akan setia dalam kehiduapn rohani secara benar. Itulah sebabnya Yesus sangat mengharapkan bahwa semua orang percaya menjauhkan diri dari cinta uang karena hal itu berpotensi merusak pengabdian atau menghambakan dirinya secara benar. Tidak mungkin seorang pengikut Kristus mengabdikan diri kepada dua tuan. Perlu juga diingat dan dipahami walaupun kekayaan itu adalah berkat Tuhan, tetapi kekayaan dunia sangat mempersulit seseorang menjadikannya mengabdikan diri kepada Tuhan. Kekayaan dan kemiskinan itu sama-sama berpotensi membelokkan pengabdian seseorang. Itulah sebabnya sesuai firman Tuhan oleh pemazmur kita penting berdoa “Jangan mengijinkan kekayaan membuatku menyangkal-Mu, jangan pula mengijinkan kemiskinan membuatku menghujat-Mu”. Jadi pastikanlah bahwa saudara setia menghamba kepada Tuhan. (MT)
Minggu 26 Mei 2024


PESAN MINGGU INI 19 MEI 2024

BERMENTAL HAMBA VS MENGHAMBA

“Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Lukas 15:31-32)

Ada perbedaan yang tajam antara bermental hamba dengan yang menghamba. Orang yang bermental hamba adalah sikap yang ditunjukkan anak sulung dalam perumpamaan anak terhilang. Dia adalah anak yang kelihatan cukup baik dan tetap setia sebagai anak menemani bapanya. Tetapi ada yang salah dalam memanfaatkan statusnya sebagai seorang anak. Dia adalah anak tetapi dia bermental hamba. Berbeda dengan adiknya yang bisa disebut durhaka kepada sang bapa, dia justru bersikap baik sebagai anak sulung.

Sebagai anak sulung dia memperoleh dua bagian warisan sesuai budaya orang Israel. Tetapi rupanya dia tidak menghargai hak kesulungannya karena dia sibuk dengan dirinya sebagai anak yang baik. Mungkin saja dia menyalahkan bapanya yang kurang tegas kepada adiknya. Tentu saja dia mengutuk adiknya karena sikap adiknya meminta warisan dari bapanya sebelum waktunya. Orang bermental hamba mungkin saja merasa memiliki hartanya yang banyak tetapi melalui sikapnya dia hanya merasa tanpa sungguh-sungguh memilikinya. Dia cukup merasa benar tanpa memahami arti kebenaran yang sesungguhnya. Itulah sebabnya dia sangat jeli melihat kekurangan kesalahan orang lain tetapi tak pernah mengetahui kekurangan dan kesalahannya.

Orang yang bermental hamba ini biasanya memiliki suatu bentuk agama dan kelihatan secara lahiriah sangat taat perintah tetapi agama yang dibanggakan sebagai kebenarannya tidak sampai menyentuh hatinya artinya hati mereka terpisah dari Allah sehingga tujuan hidupnya melenceng dari kebenaran. Terbukti ketika adiknya bertobat dan siap menghambakan diri kepada bapanya, anak sulung yang bermental hamba ini sangat terganggu. Dia marah kepada bapanya dan bapanya membuka pikiran dan hatinya bahwa sesungguhnya dia adalah anak sulung yang bisa saja mengadakan pesta syukur setiap hari.

Sekarang kita mengetahui bahwa kedua anak adalah anak sejati tetapi si sulung adalah anak baik bermental hamba sedangkan si bungsu adalah anak nakal, berdosa tetapi bertobat dan siap menghamba kepada sang bapa. Semua orang percaya kepada Yesus adalah anak Allah. Kita hendaklah menghindari sikap bermental hamba karena sangat merugikan diri sendiri. Jadilah anak yang menghambakan diri kepada bapa sorgawi. Kita betul-betul anak tetapi tetaplah menghambakan diri kepada-Nya. (MT)
Minggu 19 Mei 2024


PESAN MINGGU INI 12 MEI 2024

ANAK YANG MENGHAMBA

“Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.” (Lukas 15:17-19)

Perumpamaan anak terhilang diangkat Yesus untuk menjelaskan kasih Allah kepada manusia berdosa. Bapa yang luar biasa adalah gambaran dari Allah yang mempunyai kasih yang sempurna dan penuh dengan ampunan. Sedangkan anak yang hilang adalah gambaran dari manusia berdosa karena hidup jauh dari Allah. Karena hidup dalam dosa dia pun menjadi hamba dosa. Anak yang jauh dari bapa ternyata hidup sangat menderita karena menyalahgunakan kebebasannya sehingga dia terjerat dengan kebiasaan buruk yang semakin membuatnya terpuruk. Dia menjadi anak yang kehilangan pegangan hidup karena perbuatannya sendiri.

Dalam kondisi terpuruk, dia menyadari dosa dan kesalahannya melepaskan diri dari perlindungan bapanya, sehingga dia memutuskan untuk kembali lagi kepada bapanya. Dia merasa tidak layak lagi menjadi anak sehingga dengan ketulusan hati dia menghamba diri kepada bapanya. Dia merasa dan yakin itu jauh lebih baik. Dia segera bertindak kembali kepada bapanya. Dia tidak menyangka sambutan bapanya begitu hangat walaupun dia sudah siap diperlakukan sebagai hamba sesuai keputusannya untuk menghamba kepada bapanya sendiri.

Sikap menghamba kepada bapanya ternyata tidak menjadikannya menjadi hamba, dia tetap anak bahkan disambut bagaikan anak yang baru pulang dari medan laga dengan selamat. Dia memang adalah seorang pemenang karena berhasil mengalahkan egonya, menang mengalahkan keinginannya, menang karena perubahan dan pertobatannya. Kesiapan diri untuk menghamba ternyata tidak membuatnya menjadi budak dan tidak pula merendahkan martabatnya. Sebelum orang terhilang datang kepada Allah, harus lebih dulu melihat keadaan diri sebagai seorang budak dosa karena jauh bahkan terpisah dari Allah.

Pertobatan sejati terjadi saat seorang budak dosa melepaskan diri dari perbuatan dosa dan mengambil sikap tegas untuk menghamba kepada Allah. Tidak perlu meragukan status orang percaya sebagai anak Tuhan, karena itu adalah merupakan anugerah Tuhan. Dari pihak orang percaya pun tak perlu meragukannya tetapi walaupun anak alangkah baiknya bila kita menjadi anak yang menghamba kepada Tuhan. (MT)
Minggu 12 Mei 2024


PESAN MINGGU INI 05 MEI 2024

TUAN YANG MENGHAMBA

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” (Lukas 1:37-38)

Tentu saja saudara pembaca renungan ini setuju dengan saya bahwa sikap ngebos itu sangat menjengkelkan. Biasanya dia lebih bos dari bos yang sesungguhnya. Sangat berbeda dengan sikap seorang bos yang menghamba yang biasanya menempatkan diri setara dengan karyawannya tetapi tetap berwibawa dan terhormat dan disegani. Tetapi dalam kenyataan semua orang sangat tertarik untuk ngebos dari pada menghamba. Biasanya mereka yang ngebos adalah orang yang mencari pengakuan dan gila hormat. Hasilnya mereka tak diakui juga tidak dihormati. Seorang bos sangat berhak untuk ngebos tetapi tetap saja sangat menjengkelkan anak buahnya. Orang ngebos berusaha memposisikan diri jauh lebih tinggi di atas orang lain. Hal itu nyata dalam berbicara dan bersikap. Jadi karena ngebos itu menjengkelkan ada baiknya dihindari. Lawan dari ngebos adalah menghamba.

Menghamba adalah sikap yang sangat menyenangkan semua orang, karena dari sikapnya dia tidak mengharapkan pengakuan dan juga tidak mencari-cari kehormatan. Yesus adalah teladan sempurna dalam sikap menghamba. Dia adalah Tuhan tetapi tidak menganggap keTuhanannya sebagai status yang harus dipertahankan bahkan Dia rela menjadi manusia yang menghamba. Dia datang ke dunia bukan menjadi tuan yang berhak dilayani melainkan Dia menjadi hamba yang melayani.

Sikap menghamba adalah sikap baik yang hanya dapat diwujudkan oleh mereka yang rendah hati sedangkan sikap ngebos adalah sikap yang diwujudkan dan dikembangkan oleh orang yang tinggi hati atau sombong. Seorang yang ngebos biasanya akan pasif dan tak ada niat untuk meningkatkan potensi diri tetapi seorang yang menghamba selalu aktif dan sangat giat untuk meningkatkan potensi diri. Semakin tinggi pencapaiannya semakin siap untuk menghamba sebagai wujud kerendahan hatinya.

Maria adalah merupakan teladan dari sikap menghamba. Saat dia menerima kabar baik mengandung dari Roh Kudus untuk melahirkan Yesus juruselamat dunia sesuai rencana Allah dia berkata “Sesungguhnya aku adalah hamba Tuhan”. Maria tidak pernah berkata aku adalah ibunya Tuhan. Salah satu sikap utama dari orang yang menghambakan diri kepada Tuhan adalah mempercayakan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah karena mempercayai firman-Nya. Orang yang menghamba selalu siap menerima kenyataan. Siap menerima celaan dan hinaan tanpa kemarahan tetapi siap juga menerima kehormatan tanpa menjadi sombong. (MT)
Minggu 05 Mei 2024


PESAN MINGGU INI 28 APRIL 2024

KEHIDUPAN SEORANG PEMIMPIN

“Demikianlah tinggal ke-tiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Korintus 13:13)

Ada banyak masalah terjadi dalam gereja Tuhan karena terlalu banyak orang yang mau berstatus pemimpin bukan mempunyai kehidupan sebagai seorang pemimpin. hal itu terjadi di Korintus sehingga rasul Paulus berkirim surat kepada mereka. Jemaat Korintus mempunyai banyak kebaikan tetapi juga mempunyai banyak kekurangan. Jadi bila rasul Paulus menegur dan menasehati mereka bertujuan untuk meningkatkan kebaikan tetapi juga meninggalkan kekurangan berupa berbagai-bagai kesalahan. Salah satu kekurangan jemaat Korintus adalah memegahkan diri atas berbagai karunia yang mereka terima disertai meninggikan diri atas status yang mereka miliki termasuk status sebagai seorang pemimpin. Tentu saja gereja sepanjang zaman akan selalu membutuhkan pemimpin dalam pengertian pemimpin yang sesungguhnya bukan hanya sebagai status. Para pemimpin yang sesungguhnya adalah sebagai pemimpin berkarakter baik yang layak diteladani bukan hanya pemimpin yang berkarisma tetapi minus dalam karakter.

Ada tiga hal yang harus ada dalam diri seorang pemimpin sejati :

  • Pertama adalah iman yang sejati. Iman yang sejati terdapat dalam Ibrani pasal 11 secara keseluruhan bukan comotan satu ayat dari keseluruhan pasal. Bila dikalimatkan maka iman adalah sikap memposisikan diri selalu berada di hadapan Allah seperti para tokoh yang ditulis dalam seluruh pasal. Ada kalanya mereka lemah tetapi kembali lagi menghadap Allah dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah selalu hadir dan posisi mereka tetap dihadirat Allah.
  • Kedua adalah pengharapan sejati. Seorang pemimpin haruslah tetap memiliki pengharapan sejati. Dia tidak boleh kehilangan pengharapan apa pun yang terjadi. Aniaya yang sedang menerpa gereja di Korintus telah membuat para pemimpin mundur dari pelayananya karena kehilangan pengharapan. Rasul Paulus, Titus, Timotius dan pemimpin gereja lainnya tidak pernah kehilangan pengharapan kendatipun berbagai kesulitan menghambat pemberitaan dan pelayanan mereka.
  • Ketiga adalah kasih. Ada kegusaran yang ditunjukkan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus karena terlalu mengutamakan iman sebagi karunia yang luar biasa dan melupakan yang utama yaitu kasih. Dengan tegas rasul Paulus menyatakan bahwa segala karunia, mujizat dan pengorbanan akan menjadi sia-sia bila dilakukan tanpa dan tidak berdasarkan kasih.

Kehidupan seorang pemimpin haruslah dipenuhi oleh iman, pengharapan dan kasih. Ketiga-tiganya haruslah selalu ada walaupun mengutamakan kasih. Karena kasih tanpa iman dan pengharapan tetap saja kurang lengkap. (MT)
Minggu 28 April 2024


PESAN MINGGU INI 21 APRIL 2024

MEMILIH MENJADI PEMIMPIN

“Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:1-2)

Dalam kalimat “Janganlah banyak di antara kamu mau menjadi guru” terkandung pengertian bahwa menjadi guru adalah suatu pilihan tetapi sekaligus jadi panggilan. Guru di sini adalah gembala jemaat, pemimpin gereja, penginjil, pengkhotbah termasuk pimpinan jemaat dalam berbagai bidang pelayanan, bila dibuat dalam satu kata adalah “pemimpin”. Pada saat Yakobus menulis suratnya ini dia melihat kenyataan banyak dari orang percaya memilih menjadi seorang pemimpin. Padahal memilih menjadi seorang pemimpin belum tentu mendapat panggilan menjadi seorang pemimpin. Satu hal yang penting perlu diketahui bahwa seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat. Itulah sebabnya Yakobus secara tegas mengatakan “Jangan banyak di antara kamu yang mau jadi pemimpin”. Rupanya pada saat itu ada kecenderungan baru, ramai-ramai mau menajdi pemimpin, tanpa memikirkan menjadi pemimpin itu mempunyai berbagai kewajiban-kewajiban besar yang harus dipertanggungjawabkan.

Dalam penghakiman yang akan datang para pemimpin dihakimi secara lebih ketat dari pada orang-orang yang dipimpinnya. Sampai sekarang orang-orang percaya tetap saja banyak yang mau menjadi pemimpin tetapi tetap saja gereja megalami krisis kepimpinan. Hal itu terjadi karena pemimpin dimaknai hanya sebagai kedudukan terhormat bukan sebagai tanggung jawab. Salah satu yang sering dilupakan para pemimpin adalah bahwa dia harus membuang jauh-jauh sifat mementingkan diri sendiri karena dia bukan lagi menempatkan kepentingan diri sendiri menjadi utama melainkan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin gereja secara khusus bukanlah dilayani melainkan melayani, bukan menguasai melainkan merendahkan diri. Sebelum memilih menjadi seorang pemimpin haruslah mempertimbangkan kesiapan untuk memikul tanggung jawab.

Ada lagi hal utama yang harus dijadikan pertimbangan yaitu kesiapan diri untuk menjadi teladan dalam menjalani kehidupan secara benar. Rasul Paulus memberi arahan agar memilih menjadi seorang pemimpin hendaklah dengan pertimbangan yang sungguh-sungguh. Perlu juga berdoa dengan sungguh-sungguh agar tahu dengan pasti bahwa memilih menjadi pemimpin karena panggilan. (MT)
Minggu 21 April 2024


PESAN MINGGU INI 14 APRIL 2024

PEMIMPIN YANG MELAYANI

“Yesus berkata kepada mereka: ”Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. 26 Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.” (Lukas 22:25-26)

Menjadi seorang pemimpin dunia sekuler sangat berbeda dengan seorang pemimpin rohani. Pemimpin dunia ini sangat mengejar status dan gelar sebagai jaminan kuat untuk kepemimpinannya. Itulah sebabnya semua berlomba menjadi orang nomor 1 dalam suatu komunitas. Raja sebagai status nomor 1 dalam sebuah bangsa adalah sangat menyenangkan sebab itu selalu saja diperebutkan. Dalam organisasi gereja pun sistem dunia ini sudah dianut sehingga ada juga perebutan jadi orang nomor 1 dalam sinode, dalam gereja lokal dan dalam organisasi-organisasi gereja lainnya. Untuk suatu keteraturan organisasi hal itu bukan saja tak terhindarkan tetapi juga sangat dibutuhkan.

Dalam dunia secara umum seorang pemimpin bangsa adalah memerintah dengan kuasa karena mereka harus melakukannya karena mereka adalah pelindung rakyat. Untuk melindungi mereka harus berkuasa dan berwibawa bahkan cenderung harus menjalankan kekuasaannya dengan tegas. Sebab kalau tidak tegas mereka akan kehilangan wibawa. Jadi kebesaran seorang pemimpin dalam dunia sekuler terletak pada kuasa, kedudukan, jabatan kecerdasan serta kriteria-kriteria keunggulan manusia lainnya, karena hal itu sangat dibutuhkan dalam memerintah dan mengoperasikan kekuasaannya.

Sangat berbeda dengan kriteria seorang pemimpin menurut ajaran Yesus. Menurut Yesus kebesaran seorang pemimpin bukan pada kuasa kedudukan dan jabatannya. Kebesarannya menyangkut soal mental sejati yang harus dimiliki seorang pemimpin artinya hendaklah berdasarkan kasih kepada Allah dan sesama dan melalui kerendahan hati yang tulus serta kerelaan hati untuk melayani. Pemimpin bukanlah pemimpin yang berwibawa dalam memerintah melainkan mempunyai kerelaan untuk melayani.

Dalam penjelasan Yesus kebesaran seorang pemimpin bukanlah pada kedudukan, jabatan, kuasa, gelar, ketenaran, kemampuan, prestasi dan keberhasilan yang besar, karena biasanya hal itu bukanlah kita persembahkan untuk Allah, tetapi untuk diri sendiri. Kebesaran seorang pemimpin bukan pada kemampuan menguasai tetapi pada kerelaan melayani. Kebesaran bukan pada Karisma tetapi pada karakter. Sebab itu pemimpin sejati memperoleh kebesarannya bukan pada kemampuan menguasai tetapi pada kesungguhan hati melayani dan pada kerelaan merendahkan hati dan kesediaan menempatkan diri pada kerendahan bukan pada ketinggian. (MT)
Minggu 14 April 2024


PESAN MINGGU INI 07 APRIL 2024

MEMILIKI MENTAL PEMIMPIN

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (Ulangan 31:6)

Seseorang yang memimpin belum tentu memiliki mental seorang pemimpin, karena menjadi seorang pemimpin bukanlah dilahirkan tetapi dibentuk dan terbentuk melalui proses panjang. Yosua adalah seorang pemimpin yang terbentuk sebagai seorang pemimpin yang memiliki karakter pemimpin melalui proses yang sangat panjang. Dalam Keluaran 17, Yosua sudah diperintahkan Musa berperang melawan Amalek. Yosua muda mentaati pemimpinnya walaupun ada rasa takut dan rasa tak mampu menjadi seorang panglima perang negara kecil melawan negara besar. Tetapi dia taat juga kepada pemimpinnya.

Seorang pemimpin haruslah juga rela dan mau dipimpin. Pemimpin sudah pasti memerintah dan menyuruh tetapi juga harus membentuk diri taat diperintah dan disuruh. Yosua terbentuk bermental pemimpin sejak muda, bukan tiba-tiba saja. Ketika Yosua terpilih menjadi pengintai ke Kanaan sebelum Israel memasuki Kanaan, dia juga taat dan melakukan tugasnya dengan baik. hasil penelitiannya dilaporkannya kepada Musa sesuai dengan fakta yang dilihat. Tetapi dia bukan saja percaya diri tetapi justru mengedepankan percaya akan campur tangan Allah yang akan memberi kemenangan kepada umat-Nya, kendatipun menurut ukuran manusia mustahil Israel mampu menghadapi orang Kanaan. Jadi untuk memiliki mental pemimpin bukanlah diangkat saja tetapi harus siap dibentuk. Yosua dibentuk melalui pemberian kepercayaan untuk memimpin, dia terbentuk karena ketaatannya kepada pimpinannya. Musa sudah tahu bahwa dia akan mati sebelum memasuki Kanaan.

Suksesi kepemimpinan umat Allah sudah harus dilaksanakan. Musa mengetahui Yosua sudah siap karena sudah memiliki karakter seorang pemimpin bukan saja sudah mampu menggantikannya menjadi pemimpin umat Tuhan. Kalimat yang diulang-ulang Musa dan juga dinyatakan Allah kepada Yosua adalah “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Musa telah melihat potensi Yosua untuk menjadi pemimpin, tetapi potensi saja tidak cukup. Yosua harus mempunyai hati yang teguh dan kuat. Teguh dan kuat berpegang kepada kebenaran dan mempunyai prinsip kebenaran yang kuat dalam menjalankan kepemimpinannya. Tujuan untuk memasuki dan menaklukkan Kanaan harus dipertahankan untuk mencapai tujuan Allah atas umat-Nya. Janji Allah yang mendasar kepada Yosua adalah penyertaan-Nya. Yosua meyakininya dan juga memperjuangkannya. (MT)
Minggu 07 April 2024


PESAN MINGGU INI 31 MARET 2024

KRISTUS HIDUP DALAMKU

“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20)

Di Galatia Rasul Paulus mendapat serangan hebat dari rasul-rasul palsu dengan mengacaukan pikiran jemaat melalui informasi yang salah mengenai Rasul Paulus. Rasul Paulus dituduh bukan rasul yang asli karena bukan berasal dari 12 murid Yesus, jadi sesungguhnya rasul Paulus tidak mempunyai wibawa sebagai Rasul. Mereka juga menuduh rasul Paulus memberitakan kasih karunia Allah yang bertentangan dengan hukum Taurat. Rasul Paulus merespon tuduhan-tuduhan yang tak berdasar itu dengan sangat bersemangat melalui surat kirimannya ini ke jemaat Galatia. Paulus mengaku dengan penuh keyakinan bahwa pertemuannya dengan Yesus adalah bukti kerasulannya juga disahkan oleh rasul-rasul lainnya.

Seperti Yakobus, Petrus dan Yohanes tetapi sesungguhnya fakta pelayanannya adalah pembuktian kerasulannya. Paulus tidak terlalu ambil pusing dengan jabatan kerasulan karena dia justru bersukacita, karena dia justru melakukan fungsi kerasulan dengan bertanggung jawab dan setia. Dari isi surat kirimannya jelas bahwa rasul Paulus sangat tegas menantang legalisme dan para legalis inilah yang berusaha menyerang Paulus. Serangan ini sedikitpun tidak menyebutkan semangat Paulus untuk menghidupi Injil. Kasih rasul Paulus kepada Kristus menyemangatinya untuk terus memberitakan dan juga menghadapi Injil. Suatu pernyataan Paulus yang ditulis dalam Galatia 2:19 “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus”.

Berbagai pernyataan rasul Paulus sangat jelas bahwa pusat dan orientasi hidupnya adalah Kristus dan untuk kemuliaan Kristus. Hal itu membuat hidupnya tak berkesempatan hidup untuk dunia bahkan untuk kepentingan dirinya sendiri. Rasul Paulus tak berkesempatan mempelajari dan mengenal banyak hal di dunia ini. Tetapi bila hal itu untuk kemajuan Injil dia berusaha mempelajarinya. Dia mempelajari sejarah dan budaya bangsa-bangsa karena berhubungan dengan tugas kerasulannya untuk lebih efektif dalam memberitakan Injil. Karena fokus hidup rasul Paulus adalah Kristus diapun terbentuk menjadi hamba Tuhan yang memiliki karakter Kristus. Dia dengan tegas menyatakan “Ada pun hidupku ini, bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”. Adapun hidup yang sekarang aku hidup di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada anak Allah, yang mengasihi aku. Dan yang telah menyerahkan diri-Nya karena aku. (MT)
Minggu 31 Maret 2024


PESAN MINGGU INI 24 MARET 2024

MENYATU DENGAN YESUS

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” (Yohanes 15:5-6)

Setelah hidup menjadi pengikut Kristus maka akan berproses menjadi seperti Kristus. Proses itu terjadi bila hubungan dengan Kristus terjalin bagaikan pokok anggur dan rantingnya. Yesus sendirilah yang mengangkat hubungan pokok dan ranting ini menjadi sebuah perumpamaan dalam menyampaikan ajaran-Nya yang bertemakan hubungan orang percaya dengan Kristus. Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai pokok dan murid-murid-Nya sebagai ranting. Ranting harus tetap terhubung dengan pokok sebagai sumber kehidupan agar mengeluarkan buah. Allah Bapa digambarkan sebagai pemilik dan pengurus kebun yang selalu siap memotong ranting tak berbuah, ranting yang berbuah akan mendapat perawatan yang baik agar tetap mengambil nutrisi dari pokok. Ranting yang berbuah ini adalah gambaran dari pengikut Kristus yang terus membangun kedekatan hubungan dengan Kristus sehingga berbuah lebat. Buah lebat itu adalah gambaran dari karakter yang baik dari pengikut Kristus yang tentunya karakter baik dan indah yang bersumber dari Kristus.

Melalui perumpamaan pokok anggur yang diajarkan oleh Yesus ini bertujuan untuk mengajarkan bahwa pengikut Kristus haruslah terus-menerus membangun hubungan dengan Yesus. Tinggal dalam Kristus berarti memelihara dan hidup sesuai dengan firman dan menjadikan Firman sebagai standar kebenaran dan penuntun hidupnya tetap membangun dan menjaga hubungan yang dekat dengan Kristus serta terus-menerus hidup dalam kasih Kristus. Sebab bila tidak demikian sama saja kehilangan hubungan dengan Kristus sehingga tidak mengeluarkan buah-buah yang bersumber dari Kristus.

Hubungan dengan Kristus tidaklah hubungan yang bersifat statis melainkan adalah merupakan hubungan yang progresif sehingga Kristus memberikan kehidupan rohani kepada pengikut-Nya. Hubungan yang bersifat progresif ini adalah merupakan tanggung jawab setiap orang percaya, sebagai tanggapan yang benar kepada kasih karunia Allah. Bukan hanya kita tinggal dalam Kristus tetapi Kristus pun tinggal dalam hidup umat-Nya. Bila tidak tinggal dalam Kristus maka akan kehilangan buah dan mengalami kekeringan rohani akhirnya terbuang. Tetapi bila tetap hidup dekat dengan Kristus kita menjadi umat yang mengeluarkan buah-buah kehidupan yang bersumber dari Kristus dengan pengertian akan hidup sebagai murid yang memiliki karakter Kristus. (MT)
Minggu 24 Maret 2024


PESAN MINGGU INI 17 MARET 2024

SEPERTI YESUS

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:5-7)

Rasul Paulus mengarahkan jemaat di Filipi, bagaimana seorang pengikut Kristus hidup dalam komunitas atau menjadi seorang anggota gereja hidup berjemaat secar benar dan baik. Tidak tanggung-tanggung, rasul Paulus memberi nasehat agar hidup seperti Yesus, atau mempunyai pikiran dan perasaan yang dinyatakan Yesus menjadi manusia selama berada di bumi. Firman Tuhan memandang kehidupan berjemaat itu sangat penting sehingga haruslah dijalani secara benar. Menjadi anggota jemaat dalam gereja lokal sangat berbeda dengan anggota sebuah organisasi sekuler. Menjadi anggota organisasi cukup melakukan kewajiban kemudian siap menanti hak-halnya. Bila haknya dikhianati maka dia menuntut. Rasul Paulus menghubungkan kehidupan berjemaat itu dengan pertumbuhan iman seorang Kristen yang harus konsisten meneladani Yesus atau hidup sebagaimana Yesus hidup.

Ada beberapa nilai yang benar bagaimana seorang pengikut Kristus hidup berjemaat secara benar dalam gereja lokal. Rasul Paulus menjadikan Yesus menjadi sosok untuk diteladani, sebab Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Salah satu tujuan Allah menjadi manusia adalah agar Allah dalam Yesus memberi teladan bagaimana seharusnya seorang manusia hidup :

  • Pertama adalah Yesus tidak mempertahankan hak-Nya. Sebagai Allah maka Yesus berhak untuk disanjung, dimuliakan dan dihormati sebagai Tuhan, juga berhak menghukum siapa saja yang tidak mentaati-Nya. Tetapi Yesus tidak mempertahankan hak-Nya sebagai Allah, Dia melepaskan-Nya dengan rela datang ke dunia menjadi manusia.
  • Kedua adalah Dia mengosongkan diri dalam arti mengesampingkan kemuliaan, kedudukan dan segala hak sorgawi-Nya. Mengosongkan diri dapat juga diartikan tidak menggunakan kemampuan dan kekuasaan-Nya untuk kehormatan diri-Nya, tetapi digunakan untuk menolong dan memberkati orang lain sebagai gantinya justru Yesus siap menanggung derita, kesalahpahaman hingga fitnahan.
  • Ketiga adalah Dia menghambakan diri dan datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Yesus adalah Tuhan yang sejati tetapi tetap hidup tanpa dosa.

Rasul Paulus menjelaskan bahwa hidup berjemaat itu bukan saja melakukan kewajiban dan memperoleh hak, melainkan meneladani Yesus dalam bersikap atau membangun hubungan dengan orang lain. Dan kata kuncinya adalah merendahkan hati. (MT)
Minggu 17 Maret 2024


PESAN MINGGU INI 10 MARET 2024

MEMILIKI KARAKTER KRISTUS

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” (1 Korintus 11:1)

Pengikut bukanlah pengekor yang ikut saja tanpa mengenal dan memberi penilaian yang akurat kepada yang diikutinya. Bukan pula yang ikut begitu saja karena yang diikutinya seorang karismatik yang berhasil menarik perhatian dan memikat serta menyulut emosi pengikutnya. Pengikut sejati adalah seseorang yang dekat dengan yang diikutinya dan kedekatan itu membuat pengikut mengenal dengan baik yang diikutinya dan setelah mempertimbangkan dengan benar dan tepat barulah dia memutuskan menjadi pengikut. Pengikut sejati adalah merupakan pengikut yang aktif sedangkan pengekor adalah merupakan pengikut yang pasif. Jadi pengikut sesungguhnya adalah seseorang yang belajar dari yang diikutinya dalam pengertian meneladani sepenuhnya yang diikutinya. Karena dia sangat paham bahwa yang diikutinya benar dan tepat untuk diteladani. Yesus sangat mengenal murid-murid-Nya selalu mengatakan “Ikutlah Aku”.

Kemudian Yesus mengajar murid-murid-Nya. Para murid menerima ajaran Yesus karena Yesus adalah merupakan pelaku pertama ajaran-Nya selanjutnya para murid menjadi pengikut sejati Yesus dalam pengertian berproses terus meneladani Yesus. Kristen adalah pengikut Kristus dalam pengertian haruslah secara terus menerus meneladani Kristus. Jadi pengikut tidak perlu diartikan negatif dalam pengertian seakan-akan seorang yang kehilangan logika dan kreatifitas karena sepnuhnya hidupnya tergantung kepada yang diikutinya. Hanya saja perlu kita pahami bahwa di dunia ini tidak ada seorang pun yang memadai untuk diikuti, tidak ada paham dan ajaran yang sempurna untuk diikuti. Hanya Kristuslah yang memadai dan layak untuk diikuti. Rasul Paulus mengatakan jadilah pengikutku karena dia adalah pengikut Kristus.

Dalam berbagai pernyataan rasul Paulus, dia sangat jelas adalah seorang pengikut Kristus. Pada saat rasul Paulus menyatakan jadilah pengikutku berhubungan dengan bermunculannya rasul-rasul dan pengajar-pengajar palsu yang mempunyai banyak pengikut. Itulah alasannya mengajak orang percaya menjadi seperti Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kemudian rasul Paulus juga menyatakan bahwa baginya hidup adalah Kristus dalam pengertian dia mau hidup seperti Kristus hidup selama Yesus menajdi manusia. Bagi rasul Paulus hidup haruslah terus menerus meneladani Kristus. Semua orang percaya yang meneladani Kristus sudah pasti terbentuk memiliki karakter Kristus. (MT)
Minggu 10 Maret 2024


PESAN MINGGU INI 03 MARET 2024

MEMILIKI KARAKTER KRISTUS

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28-30)

Beban terberat yang ditanggung manusia adalah permasalahan-permasalahan berat akibat dosa manusia dalam tuntutan agama seperti Yahudi bukan mengurangi  beban tetapi justru membuat beban semakin berat. Umat beragama dengan tuntunan hukum taurat membuat manusia mengenal dosa tetapi tidak pernah mampu melepaskan diri dari dosa. Kepada manusia yang mempunyai beban berat inilah Yesus memberi undangan agar datang kepada-Nya. Jadi untuk terlepas dari hidup penuh tekanan dan beban berat akibat dosa yang dapat kita lakukan adalah :

  1. Datang kepada Yesus. Yesus adalah satu-satunya manusia tanpa dosa sehingga hidup tanpa tekanan atau intervensi dosa. Dia datang justru untuk menanggung dosa manusia. Jadi bila kita datang kepada-Nya maka tekanan dan beban hidup berat akibat dosa itu akan ditanggung oleh-Nya.
  2. Memikul kuk yang dipasang kepada setiap orang yang datang kepada-Nya. Hal itu berarti perintah menghambakan diri kepada-Nya, dan mentaati petunjuk-petunjuk-Nya. Juga berarti menyerahkan diri-Nya untuk memperoleh  kebebasan dari semua beban dosa yang tidak tertanggung manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Hanya karena anugerah dan bantuan-Nyalah kita mampu memenangkan segala pencobaan dan persoalan hidup.
  3. Belajar kepada Yesus. Belajar kepada Yesus adalah merupakan proses panjang menjalani dan memperoleh pelajaran kehidupan. Yesus adalah juruselamat dan orang yang datang kepadanya akan memperoleh keselamatan. Tetapi Dia bukan hanya juruselamat saja, Dia juga adalah guru kehidupan. Sebagai guru kehidupan, Dia bukan saja mengajar bagaimana seharusnya umat-Nya hidup tetapi memberi keteladanan cara hidup benar, baik dan tepat.

Karakter mulia ini adalah merupakan karakter yang langsung hilang setelah manusia jatuh dalam dosa. Setelah percaya kepada Yesus maka fokus kehidupan adalah kepada Yesus. Untuk terus hidup dekat dengan-Nya adalah terus memandang kepada-Nya. Karena salah satu yang sangat penting bagi pengikut Kristus adalah belajar seperti Dia, meneladani-Nya untuk hidup lemah lembut dan rendah hati. Lebih lengkapnya semua pengikut Kristus haruslah hidup semakin mengenal Dia, semakin dekat dengan Dia, agar memiliki karakter mulia seperti karakter Kristus. (MT)
Minggu 03 Maret 2024


PESAN MINGGU INI 25 FEBRUARI 2024

MENGASIHI SEPERTI BAPA

“Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:21)

Mazmur 103:13 “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia”.

Membaca Mazmur ini terkesan bahwa Bapa di surga meniru bapa di bumi dalam hal mengasihi. Tentu saja konsep berpikir itu keliru walaupun sepertinya tidak ada hal yang salah disini. Tetapi bila mencoba memahami firman Tuhan sebagai satu keseluruhan maka kita akan berkesimpulan bahwa bukanlah Tuhan mengasihi seperti manusia tetapi manusialah yang akan terus belajar mengasihi seperti Tuhan. Ketika Yesus mengajar pengikutnya berdoa dengan memanggil Allah itu adalah Bapa di surga, Dia sebenarnya sedang mengatakan menyatakan keistimewaan seorang bapa. Tetapi juga menyatakan ada perbedaan antara bapa di dunia dengan Bapa di surga. Dan standar yang benar untuk seorang Bapa di bumi ini adalah Bapa di surga.

Hati seorang Bapa yang sejati adalah hati Bapa di surga. Jadi Bapa di bumi ini haruslah terus belajar untuk memiliki hati seorang bapa dari Bapa di surga bukan bapa di bumi yang penuh kelemahan dan keterbatasan. Jadi bila semua orang percaya mau memiliki hati seorang bapa hal itu berarti haruslah hidup dekat dengan Bapa di surga. Memiliki hati seorang bapa bukan berarti semua orang percaya harus menjadi seorang bapa tetapi belajar dari bapa di surga untuk hidup mengasihi seperti Bapa di surga mengasihi. Bagaimana seorang bapa mengasihi: Firman Tuhan mengatakan “Jangan pernah menyakiti hati anak-anaknya.”

Hal ini tentu tidak mudah karena faktanya semua manusia sangat berpotensi menyakiti sesama sengaja atau tidak sengaja. Bila seorang anak Tuhan tidak menyakiti hati sesama haruslah mengasihi seperti Bapa di surga mengasihi. Sebagai orang Kristen yang hidup dalam suatu komunitas, selalu hidup berhubungan dengan sesama orang percaya lainnya. Kita sangat membutuhkan hati seorang bapa agar tidak sampai menyakiti hati orang lain. Karena hal itu biasanya berpotensi mengecewakan dan membuat keluar dari komunitas. Hal ini sangat sukar tetapi juga sangat mungkin untuk digapai.

Firman Tuhan sangat tegas menjelaskan bahwa seorang bapa sangat mengasihi anak-anaknya, dan kasih itulah yang memungkinkan seorang bapa mungkin mampu tidak menyakiti hati anak-anaknya. Tetapi tidak menyakiti bukan berarti tidak menasehati dan tidak mendisiplin. Sama juga kita hidup dalam komunitas orang percaya haruslah tetap memperkatakan kebenaran. Bila ada yang jelas-jelas melakukan pelanggaran moral kita juga harus menasehati. Tidak baik juga bersikap diam atas nama tidak menyakiti. Tetapi bila kita memiliki hati bapa yang mengasihi anak-anaknya tentu membuat kita bijak, karena dasarnya adalah mengasihi seperti Bapa mengasihi. (MT)
Minggu 25 Februari 2024


PESAN MINGGU INI 18 FEBRUARI 2024

HATI YANG MENGASIHI

“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” (Mazmur 103:13-14)

Firman Tuhan mengatakan sayang seorang bapa kepada anak-anaknya, sama dengan kasih Allah kepada umat-Nya yang takut akan Dia. Dalam hal ini Allah menyatakan hati seorang bapa yang sesungguhnya. Jadi kalau seorang bapa tidak sayang kepada anak-anaknya hal itu adalah suatu penyimpangan dari yang seharusnya. Dari sejak dicipta Allah telah melengkapi seorang laki-laki yang menjadi suami dan menjadi bapa dengan hati yang mengasihi. Sangat tepat firman Tuhan memerintahkan suami mengasihi istri dan anak. Tetapi iblis merusak kondisi hati seorang laki-laki sehingga mempunyai kecenderungan hati yang membenci semua yang tidak menuruti kemauannya. Walaupun terjadi kerusakan hati seorang laki-laki akibat dosa, ternyata Allah tidak mengubah standarnya untuk hati seorang bapa, dalam rencana Allah maka hati seorang bapa tetaplah hati yang sayang dan mengasihi anak-anaknya.

Ada banyak alasan yang logis bagi seorang bapa berhenti mengasihi anak-anaknya. Ada alasan karena tidak taat kepada orang tua dan tentu ada ratusan alasan tetapi apapun alasannya tetaplah merupakan alasan yang tidak tepat bagi seorang bapa untuk berhenti mengasihi anak-anaknya. Kenakalan dan ketidaktaatan anak kepada bapanya justru adalah alasan yang kuat bagi seorang bapa mengasihi anak-anaknya. Hati seorang bapa tidak boleh berubah dari hati yang mengasihi menjadi hati yang membenci hanya karena ketidaktaatan anak-anaknya. Ketidaktaatan anak-anak tidak boleh dibiarkan mengubah hati seorang bapa, yang betul adalah hati seorang bapa yang terus mengasihi anaklah yang dapat mengubah ketidaktaatan anak menjadi ketaatan yang tulus. Perlu diingat kebencian selalu menimbulkan kerusakan hubungan sedangkan kasih selalu menimbulkan keindahan hubungan.

Allah pencipta yang Mahatahu itu mengetahui betul standar abadi untuk seorang bapa sehingga mencipta seorang laki-laki dengan hati yang mengasihi. Seperti Allah menunjukkan kasih-Nya kepada umat-Nya demikianlah seorang bapa harus mewujudkan kasihnya kepada anak-anaknya. Berita pertobatan Yohanes pembaptis adalah membuat hati bapak-bapak berbalik kepada anaknya artinya menjadikan para bapak menjadi bapa yang sesungguhnya sesuai dengan kehendak Allah yaitu memiliki hati yang mengasihi. Bila Allah mengasihi umat-Nya karena Allah mengenal umat-Nya adalah orang berdosa yang mempunyai banyak kekurangan dan kelemahan. Dan kasih-Nyalah yang membuat umat-Nya dengan rela melepaskan diri dari kesalahan dan dosanya. Sebab itu tetaplah menjadi bapa sesuai dengan standar dan kehendak Allah yaitu memiliki hati yang mengasihi. (MT)
Minggu 18 Februari 2024


PESAN MINGGU INI 11 FEBRUARI 2024

MENJADI SEORANG BAPA

“Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu 1 dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:19-21)

Sebelum menjadi bapa, seorang laki-laki lebih dulu menjadi suami. Setelah dikaruniai anak dia menjadi bapa. Menjadi seorang suami adalah merupakan panggilan bagi seorang laki-laki setelah menikah dan menjadi seorang bapa adalah panggilan bagi seorang laki-laki setelah dikaruniai seorang anak. Bukan hanya dipanggil melainkan panggilan. Menjadi seorang suami dan seorang bapa bagi seorang laki-laki haruslah menerimanya sebagai panggilan Tuhan bukan status yang diterima secara otomatis. Menjadi panggilan karena ada perintah untuk mengasihi yang harus ditaati. Mengasihi istri bukanlah sekedar rasa kasmaran atau emosi yang timbul sesaat kemudian hilang. Mengasihi adalah menerima kekurangan-kekurangan yang dikasihi tetapi juga memberikan yang terbaik bagi yang dikasihi. Hal itu tentu tidak mudah tetapi bila menerima menjadi suami dan bapa menjadi panggilan, bukan status terhormat maka para suami dan bapa akan belajar terus untuk mempraktekkan dan memperjuangkannya.

Perlu juga dipahami bahwa bagi seorang laki-laki menjadi suami dan bapa adalah suatu jabatan baru yang perlu diterima sebagai jabatan pemberian Tuhan. Sebab itu untuk mampu mempertanggungjawabkannya dengan baik kita membutuhkan pertolongan Tuhan, dan untuk itu perlu juga menerima pengurapan dari Tuhan. Bukan hanya jabatan-jabatan imam dan pendeta yang membutuhkan pengurapan tetapi jabatan suami dan bapa pun membutuhkan pengurapan dari Tuhan. Dalam hal ini pengurapan bukanlah merupakan seremonial formal melainkan kehidupan doa memohon pertolongan Tuhan karena tidak mampu mempertanggungjawabkannya tanpa penyertaan Tuhan. Bila seorang  suami dan bapa terus menerus belajar semakin mengasihi istri tidak mempunyai kesulitan untuk tunduk kepadanya dan seorang anak tidak mempunyai kesulitan untuk mentaatinya. Suami yang mengasihi istri sudah pasti tidak berlaku kasar kepada istrinya dan seorang bapa yang mengasihi anak sudah pasti tidak akan menyakiti anak atau mentawarkan hati anak-anaknya.

Jelas sudah bahwa menjadi suami dan bapa yang sesuai dengan firman Tuhan adalah hal yang sangat memberkati. Menjadi seorang bapa haruslah terus membangun diri untuk mempunyai kepedulian kepada anak-anak sehingga anak-anak mempunyai sikap terbuka kepada sang bapa. Sebagai bapa dia harus terus terpanggil untuk mengasihi anak dari kecil hingga bertumbuh menjadi dewasa. Karena bapa mengasihi sudah pasti akan membawa anak-anak hidup dekat dan takut kepada Allah. Bukan hanya melalui perkataan tetapi juga melalui keteladanan. (MT)
Minggu 11 Februari 2024


PESAN MINGGU INI 04 FEBRUARI 2024

MEMILIKI HATI BAPA

“Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (Lukas 1:16-17)

Yohanes Pembaptis, sang pelopor adalah pengkhotbah yang memfokuskan khotbahnya mengajak pendengarnya untuk bertobat. Salah satu dampak beritanya adalah membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dengan kata lain membentuk semua orang percaya memiliki hati seorang bapa. Kegagalan terbesar umat Allah Perjanjian Lama adalah para bapa-bapa tidak mempunyai kasih seorang bapa sehingga gagal dalam mengasihi anak-anaknya. Tetapi firman Tuhan yang diberitakan Yohanes Pembaptis mendahului kemunculan Yesus di hadapan publik adalah Firman yang mengajak pendengar untuk bertobat. Dan pertobatan sejati adalah saat semua pendengar firman Tuhan membuka hati disentuh kasih Tuhan agar memiliki hati seorang Bapa.

Ada beberapa hal nyata berupa nilai-nilai kehidupan yang baik dan benar yang diwujudkan oleh orang-orang percaya yang memiliki hati Bapa :

  1. Memiliki hati bapa adalah memiliki hati yang mengasihi. Kasih sejati seorang bapa kepada anaknya adalah kasih yang tak terbatas sehingga menerima anaknya apa adanya, memberi kebebasan kepada anak-anaknya dan mempunyai hati yang kaya dengan pengampunan. Dalam Injil Lukas 15:11-31, Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan tentang anak yang hilang. Sikap Bapa kepada anaknya yang terhilang itu cukup tepat menjelaskan hati seorang Bapa. Perumpamaan ini adalah menggambarkan kasih Allah kepada manusia berdosa, tetapi dengan menampilkan tokoh seorang bapa cukup jelas bagi umat-Nya, untuk memahami agar termotivasi membangun diri agar memiliki hati seorang bapa.
  2. Memiliki hati bapa berarti memiliki hati yang benar dalam menghadapi dan mendidik anak-anaknya. Seorang bapa harus siap menerima kenyataan bila anak-anak yang dididik dengan sungguh-sungguh dan kerja keras tidak sesuai dengan harapannya. Dengan kata lain dia tidak boleh berhenti mengasihi tetapi bila tidak sesuai dengan harapan justru hendaklah terpanggil untuk semakin mengasihi.
  3. Memiliki hati bapa berarti memiliki hati yang lembut tetapi juga teguh. Lembut dalam merespon setiap sikap anak tetapi tetap teguh dalam hal menanamkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan. “Membuat hati bapa-bapa kembali kepada anak-anaknya” adalah merupakan pernyataan yang sangat jelas betapa pentingnya kehidupan keluarga sehingga hubungan dalam keluarga mendapat perhatian khusus dalam firman Tuhan. (MT)

Minggu 04 Februari 2024


PESAN MINGGU INI 28 JANUARI 2024

SURGA YANG KEKAL

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4)

Dalam Kitab Wahyu sorga tempat kebahagiaan abadi itu diistilahkan dengan berbagai sebutan seperti langit yang baru, bumi yang baru dan Yerusalem baru. Dalam Injil Yohanes 14 surga itu disebut Rumah Bapa suatu tempat kebahagiaan abadi yang dibangun langsung oleh Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus langsung mengatakan bahwa Dia akan datang kembali membawa orang percaya ke sorga suatu tempat yang Dia bangun. Hal ini memastikan bahwa Dia akan datang mengangkat gereja-Nya ke tempat yang sudah disediakan-Nya. Suatu tempat yang kekal bagi yang setia. Jadi sangat dapat juga diartikan bahwa kedatangan Yesus tahap pertama adalah saat Dia datang menjemput umat-Nya dan membawa mereka ke tempat yang sudah tersedia.

Jadi boleh juga ditafsirkan bahwa kematian umat Tuhan yang setia adalah merupakan tahap pertama Yesus datang menjemputnya. Tetapi ini adalah merupakan tafsir jadi kebenarannya tidak mutlak. Tetapi perlu juga dipahami mengenai istilah Yerusalem Baru. Dalam Wahyu 21:2, dijelaskan bahwa Yerusalem Baru itu sudah ada di sorga dan dalam waktu dekat kota itu akan datang ke bumi sebagai kota Allah yang dinanti-nantikan oleh Abraham dan umat Allah yang setia. Kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri (Filipi 3:20). Kemudian bumi yang baru sebagai sebutan untuk sorga pula yang akan menjadi pusat pemerintahan Allah untuk memerintah umat-Nya secara langsung untuk selama-lamanya. Tentu saja tidak sepenuhnya para penafsir mampu menjelaskan sorga itu dengan sempurna walaupun Alkitab sudah memberi penjelasan yang cukup mudah untuk dipahami. Tetapi dengan konsep berpikir yang sangat terbatas bisa saja bertanya “Mungkinkan ada tempat seperti itu?” Tetapi satu hal yang harus kita pahami bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Hal yang pasti semua orang percaya yang dibawa ke tempat itu akan hidup bahagia dan bersukacita untuk selama-lamanya. Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, artinya segala penderitaan akibat dosa akan hilang untuk selama-lamanya. Karena akan menempati bumi dan langit yang baru, makanya orang percaya yang setia pun akan diberikan tubuh yang baru. Artinya tubuh berdosa yang kita miliki tidak layak dan memadai mendiami bumi dan langit yang baru. Jadi sangat penting  bagi kita untuk merenungkan betapa pentingnya kita terus menanti-nantikan kedatangan Kristus yang pasti akan datang membawa kita ke tempat abadi yang disediakan bagi kita. Menanti-nantikan secara aktif berarti terus setia membangun kehidupan iman yang semakin dekat dengan Tuhan. (MT)
Minggu 28 Januari 2024


PESAN MINGGU INI 21 JANUARI 2024

DUA TAHAP KEDATANGAN YESUS

“Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” (Yohanes 14:3)

Masih cukup lama sebelum Yesus naik ke surga Dia sudah menjelaskan bahwa setelah Dia naik ke surga menyediakan tempat bagi orang percaya, Dia akan datang membawa orang percaya ke surga tempat yang sudah disediakan-Nya. Jadi sepasti Dia naik ke surga, sepasti itu juga Dia akan datang untuk menjemput pengikut-pengikut-Nya ke tempat yang disediakan. Janji-Nya “Membawa kamu ketempat-Ku” menunjuk kepada bahwa Dia datang melakukan pengangkatan (rapture)-Nya ke gereja atau datang di awan-awan mengangkat orang percaya.

Menurut rasul Paulus, ini adalah merupakan :

  • Kedatangan Yesus pada tahap yang pertama (1 Tesalonika 4:15-17). Pada tahap ini orang percaya diangkat bersama-sama dengan Dia. Dia akan melepaskan umat-Nya yang setia dari hari pencobaan yang melanda dunia (Wahyu 3:10). Ini merupakan reuni akbar yang penuh kemuliaan. Pengangkatan (rapture) ini merupakan doktrin yang sangat menghibur bagi orang percaya. Walaupun ada tahapan, tak perlu memberi tekanan pada tahapan yang dimaksud, yang perlu ditekankan adalah bahwa Dia pasti datang untuk menjemput umat-Nya yang setia kepada-Nya.
  • Tahap kedua adalah penampakan Kristus (revelation/opocalypse atau epiphany), adalah saat Yesus akan menjejakkan kaki di bumi untuk mendirikan kerajaan milenium atau kerajaan 1.000 tahun.

Dalam Yohanes 14:3 dikatakan bahwa dalam tahap pertama Dia datang untuk umat-Nya dan tidak seorang pun yang mengetahuinya (Matius 24:42-44). Dalam Yudas 1:14 dijelaskan bahwa pada kedatangan tahap kedua Ia datang dengan orang-orang kudus-Nya dan dalam Wahyu 1:7, dikatakan bahwa Ia akan datang di awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.

Dalam kedatangan tahap kedua, bahwa Dia datang menginjakkan kaki di atas bumi dan mendirikan kerajaan 1.000 tahun (melenium). Ada banyak pengikut Kristus menafsirkan bahwa kerajaan 1.000 tahun itu bukanlah fakta historis melainkan hanyalah merupakan simbol sedangkan dalam iman GBI, kerajaan 1.000 tahun adalah fakta historis. Tetapi soal teori pengangkatan pada saat “pre,mid” atau post tribulation (sebelum, saat, atau setelah penderitaan besar), GBI tidak memberi tekanan atau menganut salah satu karena yang terpenting adalah kita haruslah selalu bersedia dan menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Menyiapkan diri dengan tetap setia, selalu membangun kehidupan iman dan membangun karakter yang baik dan benar juga membangun hidup selalu dekat dengan Yesus. (MT)
Minggu 21 Januari 2024


PESAN MINGGU INI 14 JANUARI 2024

TANDA KEDATANGAN KRISTUS KEMBALI

“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36)

Kedatangan Yesus yang kedua kali itu sudah pasti terlaksana pada waktunya tetapi mengenai waktu tepatnya tidak seorangpun yang mengetahuinya. Yesus sendiri sebagai tokoh tunggal yang akan datang itu pun tidak mengetahuinya artinya Dia datang pada waktu yang ditetapkan Allah Bapa, sang Allah Anak akan datang berdasarkan keputusan dan perintah Allah Bapa sang Anak mentaatinya saja. Dalam Matius pasal 24, Yesus menjelaskan tanda-tandanya saja seperti bermunculannya pengajaran-pengajaran sesat, mesias dan rasul-rasul palsu, peperangan, kelaparan dan bencana alam, penganiayaan juga kemurtadan.

Ada tanda-tanda yang merupakan tanda-tanda yang oleh banyak penafsir sebagai tanda-tanda terakhir dan perlu mendapat perhatian yang khusus pula antara lain:

  • Bangkitnya kembali bangsa Israel yang digambarkan dengan pohon ara yang bertunas (Matius 24:32-33). Dapat juga diartikan sebagai pemulihan kembali Israel sebagai negara politis.
  • Kemudian adalah kehancuran ekonomi dunia yang dialami oleh semua negara secara global (Yohanes 5:1-4). Kesengsaraan yang diakibatkannya sangat menyeluruh tetapi yang paling menderita adalah orang-orang yang kaya karena terbukti uang dan kekayaan mereka bukan hanya tak dapat diandalkan tetapi justru membuat mereka semakin menderita. Tentu orang kaya yang dimaksud adalah orang-orang kaya tanpa Tuhan yang biasa bersandar kepada kekayaannya.
  • Akhirnya tanda yang paling utama adalah saat Injil sudah diberitakan ke seluruh dunia (Matius 24:14). Hal ini sangat berhubungan dengan tugas gereja untuk memberitakan Injil. Kemajuan teknologi pada zaman ini telah memungkinkan percepatan pemberitaan Injil segera terwujud. Tetapi hanya Allah sendirilah yang mengetahui waktu tepatnya tugas pemberitaan ini telah rangkum. Orang percaya teruslah setia untuk melaksanakan tugas ini dengan berbagai cara termasuk dengan memanfaatkan teknologi.

Firman Tuhan sangat tegas menyatakan bahwa tidak seorangpun yang tahu waktu tepat kedatangan-Nya. Sebab itu adalah hal yang tidak perlu untuk meramalkan waktu tepat hari kedatangan-Nya itu. Allah menjelaskan tanda-tanda agar orang percaya tetap waspada. Tidak memberi waktu tepatnya agar orang percaya tetap hidup damai dan tenang secara wajar tetapi tetap dalam kondisi menanti. Menanti kedatangan-Nya berarti fokus kepada membangun kehidupan iman dengan setia. Menanti kedatangan-Nya juga berarti teruslah setia melaksanakan tugas pemberitaan karena menanti menjadi kesempatan emas bagi gereja untuk melaksanakan tugas pemberitaan melalui perkataan dan perbuatan. (MT)
Minggu 14 Januari 2024


PESAN MINGGU INI 07 JANUARI 2024

SIAP MENYAMBUT KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI

Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ”Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kisah Para Rasul 1:10-11)

Berulang-ulang telah terjadi penafsiran yang tidak bertanggungjawab terhadap firman Tuhan mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali. Penafsiran keliru yang paling meresahkan orang percaya adalah mengenai prediksi waktu tepatnya kedatangan Yesus yang kedua kali. Fakta sikap tidak bertanggung jawab mereka semakin jelas dengan sikap masa bodoh bila prediksi mereka tidak benar. Mereka bukan mengaku kesalahan dan mohon maaf kepada publik. Biasanya mereka tidak cukup berani untuk mengakui kesalahannya, padahal bila mereka mengaku salah dan mohon maaf ke publik keresahan  pun akan sirna dan nama mereka dengan sendirinya akan pulih.

Kemudian terjadi pula penafsiran yang bertentangan satu dengan yang lain mengenai tahapan-tahapan mengenai akhir zaman tentang masa pengangkatan, masa aniaya, masa kerajaan seribu tahun yang cukup membingungkan jemaat. Sesungguhnya doktrin eskatologi ini sungguh sangat penting sehingga seorang teolog menyatakan ada 1845 ayat refrensi dalam Alkitab Perjanjian Lama mengenai kedatangan Yesus kedua kali ke dalam dunia ini.

Dalam hal ini yang paling penting untuk kita yakini dan pegang teguh adalah kepastian bahwa Yesus akan datang ke dunia ini untuk kedua kali sebagai hakim yang adil untuk menghakimi dunia. Artinya percaya atau tidak percaya Kristus pasti akan datang untuk kedua kali. Ketika Yesus naik ke surga sangat mengagumkan para murid, sehingga mereka harus disadarkan 2 orang berpakaian putih bersih yang menyatakan bahwa Yesus yang mereka saksikan naik ke surga akan datang lagi dengan cara yang sama. Hal itu berarti Yesus akan datang secara pribadi, bukan bersama rombongan bala tentara surga, karena Dia adalah penguasa tunggal untuk menghakimi dunia kemudian Dia datang secara tubuh yang dapat dilihat oleh semua manusia secara kasat mata. Akhirnya Dia disaksikan sebagai Tuhan yang penuh kuasa dan penuh kemuliaan.

Satu hal yang sangat ditekankan adalah bahwa saat tepat waktu kedatangan-Nya itu tidak seorang pun yang mengetahuinya secara pasti juga tahap-tahap kedatangan-Nya. Namun kenyataannya justru hal inilah yang selalu diupayakan orang-orang tertentu. Jadi alangkah baiknya bila orang percaya tidak perlu sibuk dan merepotkan diri pada perdebatan-perdebatan pada isu-isu waktu tepatnya kedatangan Yesus yang kedua kali. Tetapi tetaplah percaya dan setia menanti kedatangan-Nya dan terus mempersiapkan diri dengan hidup selalu berkenan kepada-Nya. (MT)
Minggu 07 Januari 2024