MENGAMPUNI SEPERTI YANG YESUS AJARKAN
“Tahukah Saudara bahwa tidak mengampuni orang yang bersalah kepada Saudara berakibat hati Saudara terinfeksi kejahatan dan kepahitan? Jagalah supaya jangan seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:15)
Itulah sebabnya Yesus mengatakan kepada Petrus bahwa mengampuni orang bersalah adalah tujuh puluh kali tujuh. Itu artinya, mengampuni harus selalu — tidak usah dihitung-hitung. Mengampuni bukan hanya untuk kepentingan orang yang diampuni, tetapi juga untuk kepentingan orang yang mengampuni. Dengan mengampuni, kita membebaskan orang lain dari kesalahannya, juga membebaskan diri sendiri dari kemarahan dan sakit hati.
Tidak mengampuni berarti menjadikan orang bersalah sebagai narapidana dalam penjara. Hal itu berarti kita sendiri menjadi penjaga penjara. Orang yang terpenjara dan penjaga penjara sama-sama berada dalam penjara.
Tuhan Yesus sudah mengajar murid-murid-Nya, termasuk Petrus, berdoa:
“Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Matius 6:12)
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14–15)
Tuhan Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya, bahwa orang yang sedikit diampuni, sedikit juga berbuat kasih (Lukas 7:47). Jadi, kasih kita kepada Tuhan sangat berhubungan erat dengan pengetahuan kita akan betapa banyak kita telah diampuni. Hal itu menyadarkan kita bahwa kita berutang untuk melepaskan banyak orang melalui pengampunan kita.
Berbeda dengan orang yang legalistik, yang cenderung memiliki sikap membenarkan diri. Menurutnya, pelanggarannya hanya sedikit, berarti hanya sedikit pula yang perlu diampuni. Hal itu membuatnya minim dalam mengasihi, dan kasihnya pun menjadi sedikit.
Penerimaan dan pengampunan Yesus atas penyangkalan Petrus telah mengubah hidup Petrus secara radikal. Salah satu perubahan itu adalah kesediaan untuk mengampuni. Pengampunan membuat seseorang kembali merasa terhormat setelah kejatuhannya.
Para penuai yang budiman! Bila seseorang memfitnah kita, berarti kita tertantang untuk mengampuni. Berapa kali kita harus mengampuni? Selalu. Tidak perlu dihitung-hitung. Karena bila kita tidak mengampuni, mungkin saja kita sedang mendendam. Padahal, perintah Tuhan kita adalah: mengampuni, bukan mendendam. MT
Minggu 03 Agustus 2025