Jumat 26 Desember 2025
KIDUNG PUJIAN BUNDA HANA
Bacaan Sabda : 1 Samuel 2:1-10
“Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau, dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.” (1 Samuel 2:2)
Perjalanan iman Bunda Hana sungguh tidak mudah. Ia hidup dalam tekanan batin yang berat karena kemandulannya dianggap sebagai kutuk dari Allah. Dalam pandangan masyarakat saat itu, wanita mandul dipandang hina dan tidak layak. Lebih menyakitkan lagi, suaminya, Elkana, mengambil istri lain bernama Penina, yang kemudian memiliki anak-anak dan sering menghina Hana karena tidak bisa melahirkan.
Penderitaan demi penderitaan menekan hidupnya. Namun, justru di tengah air mata itu, Hana belajar mengenal siapa Allah yang sejati. Awalnya ia sempat menggugat Tuhan, tetapi pergumulan panjang itu mengubah hatinya menjadi tunduk dan percaya pada kedaulatan Allah. Ia datang ke rumah Tuhan dengan hati hancur, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan berseru memohon kemurahan Allah. Dari doanya yang tulus, kita belajar bahwa iman sejati tidak menyerah pada keadaan, melainkan tetap berharap pada Tuhan, meski segala logika manusia berkata “tidak mungkin.”
Allah mendengar doa Hana. Ia membuka rahimnya dan memberinya seorang anak laki-laki yang dinamainya Samuel, artinya “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Sebagai wujud syukur dan nazar, Hana menyerahkan Samuel untuk melayani Tuhan di bawah asuhan imam Eli.
Puncak sukacita Hana dinyatakan melalui kidung pujian yang begitu indah. Dalam nyanyiannya, Hana meluapkan rasa syukur yang murni kepada Allah — bukan dengan dendam kepada orang yang telah menghina, melainkan dengan memuji kebesaran Tuhan. Ia mengakui Allah yang Mahakuasa, Mahakasih, dan berdaulat atas segala sesuatu. Ia juga mengenal Allah yang tidak mengutuk, tetapi memberkati umat-Nya; yang tidak menghukum tanpa tujuan, melainkan mendidik dan membentuk karakter umat-Nya melalui setiap ujian hidup.
Melalui kisah Bunda Hana, kita diajak untuk selalu menaikkan pujian kepada Allah. Dalam setiap pujian, kita sedang meluapkan perasaan, meneguhkan iman, dan memperdalam pengenalan akan Dia yang setia. Seperti Hana, marilah kita terus berdoa dengan tulus, bersyukur dalam segala hal, dan percaya bahwa Allah sanggup mengubah air mata menjadi nyanyian sukacita. MT
Luapkan rasa syukur dengan penyembahan, luapkan sukacita dengan kidung pujian.








