Rabu 24 Desember 2025
HAK MENJADI ANAK ALLAH
Bacaan Sabda : Yohanes 1:12
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” (Yohanes 1:12)
Rasul Yohanes menggunakan dua kata penting untuk menjelaskan bagaimana seseorang dapat menerima hak menjadi anak Allah, yaitu menerima dan percaya. Menerima berarti menerima ajaran-Nya dan menerima Dia sebagai Tuhan serta Juruselamat pribadi. Menerima ajaran-Nya juga berarti menjadikannya sebagai standar moral, standar kebenaran, dan pedoman dalam bersikap serta menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam membangun hubungan dengan Allah, kita dituntun oleh firman-Nya agar hidup kita semakin dekat kepada-Nya.
Untuk menjadi anak Allah, kita perlu memiliki hati yang tulus dalam menerima Yesus sebagai tindakan iman. Menerima Yesus bukan hanya sebuah tindakan satu kali, tetapi merupakan proses yang berkelanjutan — suatu tindakan membuka hati secara terus-menerus dan dihidupi dengan kesetiaan.
Kata berikutnya yang digunakan Rasul Yohanes adalah percaya kepada-Nya. Perlu dipahami bahwa kata percaya yang digunakan oleh Rasul Yohanes berasal dari kata Yunani pisteuō, yang mengandung arti aktivitas, tindakan nyata, atau perbuatan yang hidup. Jadi, bukanlah sekadar pistis (kepercayaan) yang pasif. Iman sejati bukanlah kepercayaan yang statis, melainkan kepercayaan yang aktif dan diwujudkan dalam tindakan.
Beriman kepada Yesus dan karya-Nya berarti memberikan pengabdian penuh kepada-Nya. Beriman adalah bentuk penyerahan diri yang penuh kasih kepada Yesus, disertai dengan kesiapan untuk menyangkal diri, sehingga hidup kita semakin dekat kepada-Nya. Semua ini mungkin terjadi karena kerelaan Yesus menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. Hal ini merupakan inisiatif Allah yang direspons dengan sikap menerima dan percaya kepada-Nya.
Di dalam Yesus, orang percaya berhak menjadi anak-anak Allah — karena mereka dilahirkan kembali, mengalami kelahiran kedua, atau kelahiran baru. Sebab, ketika seseorang percaya dan menerima Yesus, ia dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah (Yohanes 3:1–2).
Kelahiran pertama menjadikan seseorang sebagai anak dari ayah yang ada di bumi. Namun, kelahiran kedua menjadikan seseorang sebagai anak Bapa di surga, anak Allah yang berhak menerima warisan dari-Nya. Warisan itu adalah hidup yang kekal, kehidupan yang berasal dari surga yang kekal.
Percaya kepada Yesus berarti mengalami kelahiran baru dan menjadi anak-anak Allah. Karena itu benar jika dikatakan: “Barangsiapa dilahirkan satu kali akan mati dua kali, tetapi yang dilahirkan dua kali akan mati satu kali.” Sebab Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Setiap pengikut-Nya yang mati akan dibangkitkan untuk memperoleh hidup yang kekal.
Lahir sekali mati dua kali tetapi lahir dua kali mati sekali bangkit menuju kekekalan.








