Minggu 21 Desember 2025
SEKIRANYA RAJA HERODES TAHU
Bacaan Sabda : Matius 2:13-18
“Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: ‘Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” (Matius 2:13)
Herodes adalah sosok penguasa yang gila kekuasaan dan takut disaingi. Ia menyingkirkan siapa pun yang dianggap berpotensi mengganggu kedudukannya. Herodes lahir sebagai anak Raja Antipater pada tahun 73 SM. Ia mula-mula diangkat oleh ayahnya menjadi penguasa di Galilea, kemudian menjadi gubernur di Yerusalem. Itulah awal perjalanan karier politiknya. Untuk mengokohkan kekuasaan, ia melakukan segala cara — termasuk memperistri Mariamne, cucu dari imam besar pada waktu itu. Siapa pun yang dianggap bisa menggoyahkan kedudukannya disingkirkannya satu per satu.
Orang-orang yang menjadi korban kekejamannya antara lain iparnya, Aristobulus, imam besar yang dibunuhnya secara licik dengan cara ditenggelamkan saat berenang, lalu dilaporkan sebagai kecelakaan. Ia juga menyingkirkan 45 dari 71 anggota Sanhedrin yang dianggap membahayakan kekuasaannya. Tidak berhenti sampai di situ, Herodes bahkan membunuh Mariamne, istri yang paling cerdas di antara sepuluh istrinya, serta dua anaknya sendiri yang dicurigai hendak merebut takhta.
Karena ketakutannya, ia sempat mengangkat anaknya yang lain, Herodes Antipater, sebagai pewaris takhta. Namun kemudian ia berubah pikiran, memenjarakan, dan akhirnya membunuh anak itu juga. Herodes yang dikuasai rasa curiga dan ketakutan menjadi sangat kejam kepada semua orang yang dianggap pesaing — meskipun belum tentu demikian. Ketika Herodes mulai merasa tenang dan aman dalam kekuasaannya, datanglah sekelompok orang majus dari Timur menanyakan, > “Di manakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?”
Pertanyaan itu bagi Herodes bagaikan halilintar di siang bolong. Sekali lagi, ketakutannya memuncak. Ia merasa ancamannya kini nyata — kekuasaannya berada di ambang kehancuran. Herodes semakin kalap ketika para majus tidak kembali memberikan kabar tentang lokasi pasti bayi itu. Dalam kepanikan dan kebrutalannya, ia mengirim pembunuh bayaran ke Betlehem untuk membunuh semua anak laki-laki berumur dua tahun ke bawah.
Mungkin saat itu hanya ada beberapa puluh anak, sebab penduduk Betlehem tidak lebih dari seribu orang. Namun tetap saja tindakan itu sungguh keji dan tidak manusiawi. Ibarat membunuh seekor tikus dengan cara membakar seluruh rumah, demikianlah tindakan Herodes — kejam, buta hati, dan dikuasai ketakutan akan kehilangan kekuasaan. Padahal, Herodes tidak perlu panik atau marah seandainya ia tahu bahwa Raja yang baru lahir itu, Yesus Kristus, memiliki kerajaan yang “bukan dari dunia ini” (Yohanes 18:36). Yesus datang bukan untuk merebut tahta siapa pun, melainkan untuk membawa damai sejahtera (Shalom) bagi semua orang. MT
Yesus adalah Raja, tetapi bukan perebut tahta melainkan pembawa damai sejahtera.








