Kamis 18 Desember 2025
DI PALUNGAN – KANDANG DOMBA
Bacaan Sabda : Lukas 2:1-7
“Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Lukas 2:7)
Di manakah saudara lahir? Maksud saya bukan kota kelahirannya, tetapi tempat persisnya — apakah di rumah sakit, di rumah, atau di tempat lain? Penulis sendiri lahir di rumah tanpa pendampingan seorang bidan, apalagi dokter.
Ada seorang teman bernama Kebuno, karena ia lahir di kebun; spontan orang tuanya menamainya demikian. Ada juga temanku yang lahir di dalam taksi, maka diberilah nama Taksidy. Untung saja tidak ada yang lahir di kuburan — bayangkan kalau namanya menjadi Kuburano! Pernah pula ada seorang ibu dari desa yang sedang jalan-jalan ke Jakarta. Saat waktunya tiba, ia melahirkan di sebuah rumah bersalin. Karena sangat bangga, ia pun menamai anaknya Bersalino Beta Windo. Ada-ada saja!
Untunglah Yusuf dan Maria tidak mengikuti kebiasaan seperti itu. Kalau saja mereka melakukannya, bisa jadi nama Yesus akan menjadi Palungano Kandangdo Dombawan! Namun ada satu kebenaran yang tidak boleh dilupakan: nama Yesus bukanlah hasil pilihan Yusuf dan Maria, melainkan nama yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Sesuai dengan Firman Allah yang disampaikan malaikat kepada Yusuf ketika ia berniat meninggalkan Maria secara diam-diam: “… Sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1:20–21)
Segala sesuatu yang berhubungan dengan Yesus merupakan bagian dari rencana Allah yang cermat, teliti, dan sempurna — termasuk nama-Nya.Nama “Yesus” adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani “Yoshua” yang berarti “Yahwe menyelamatkan.” Di dalam nama Yesus terkandung janji Allah yang agung. Nama bayi Yesus menjadi tumpuan harapan, karena melalui Dia, Allah melaksanakan janji-Nya: menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.
Yesus adalah pusat kabar baik dan sumber sukacita Natal, juga sukacita penuaian, sebab melalui-Nya Allah menyelamatkan dunia. Ia lahir di kandang domba dan diletakkan dalam palungan, namun keadaan sederhana itu tidak sedikit pun memudarkan kemuliaan-Nya sebagai Juruselamat manusia.
Palungan dan kandang domba menjadi tanda kasih dan kerendahan hati-Nya — tanda bahwa Ia datang untuk semua orang, termasuk mereka yang tersisihkan. Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus selalu menunjukkan solidaritas dan kasih kepada mereka yang tidak mendapat tempat di tengah masyarakat. MT
Segala sesuatu yang berhubungan dengan kelahiran Yesus selalu berhubungan dengan rencana Allah yang cermat, teliti dan sempurna.








