Selasa 02 Desember 2025
FIRMAN ITU ADALAH ALLAH
Bacaan Sabda : Yohanes 1:1
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1)
Allah dan Firman-Nya tidak dapat dipisahkan, sebab Firman itu adalah Allah sendiri. Dalam hal ini, Yohanes mulai memperkenalkan Yesus sebagai Firman (Logos). Tujuan Yohanes menggunakan istilah Firman atau Logos adalah untuk menegaskan bahwa Yesus adalah Sabda Allah yang pribadi.
Penulis kitab Ibrani juga menyatakan bahwa Allah berulang kali menyatakan diri-Nya melalui para nabi, dan puncak penyataan itu terjadi melalui Firman-Nya, yaitu Anak-Nya, Yesus Kristus. Dengan demikian, Allah dan Firman-Nya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pernyataan “Firman itu adalah Allah” dijelaskan lebih lanjut dalam ayat-ayat berikutnya, di mana tampak bahwa Allah yang menyatakan diri dalam Yesus sebagai Firman memiliki tiga keterkaitan penting:
- Firman (Yesus) dalam keterkaitannya dengan Allah Bapa. Sebagai Firman, Yesus telah bersama Allah sejak kekal. Allah tidak pernah ada tanpa Firman-Nya, dan Firman itu tidak pernah terpisah dari Allah. Sebagaimana Allah kekal adanya, demikian pula Yesus kekal. Yesus memiliki hakekat yang sama dengan Allah, yaitu kekal dan ilahi.
- Firman (Yesus) dalam keterkaitannya dengan alam semesta. Melalui Firman, atau dengan berfirman, Allah menciptakan seluruh alam semesta dan segala isinya. Karena itu, Firman—yakni Yesus—turut berperan dalam karya penciptaan. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
- Firman (Yesus) dalam keterkaitannya dengan manusia. Firman itu telah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus. Dengan kata lain, Allah sendiri telah menjadi manusia, sebab Allah tidak dapat dipisahkan dari Firman-Nya. Dalam diri Yesus, Allah menjadi manusiawi, namun tetap tanpa dosa karena Ia kudus adanya.
Allah memasuki keadaan manusia melalui proses yang nyata, sebagaimana manusia pada umumnya. Dia dilahirkan dari seorang perawan, menunjukkan bahwa kelahiran-Nya tidak melalui hubungan biologis manusia, melainkan merupakan karya Roh Kudus.
Bagi manusia, peristiwa ini sering dianggap tidak logis dan sulit diterima oleh akal. Namun justru di situlah letak kuasa Allah — karena bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bila Allah tidak mampu melakukan hal yang melampaui logika manusia, justru itulah yang tidak logis. MT
Cara Allah menyelamatkan manusia adalah kebenaran sejati dan satu-satunya.








